Rabu, 08 Juni 2022

Mitos ke-8 Meredakan Cegukan dengan Minum Air Putih sambil Menutup Hidung


Cegukan adalah hal yang biasa terjadi pada manusia. Biasanya ia muncul setelah makan atau minum. Cegukan kadang tidak berlangsung lama, namun membuat orang tidak nyaman. Salah satu terapi cegukan adalah dengan meminum air putih sambil menutup hidung. Benarkah terapi yang beredar di masyarakat ini? Sebenarnya apa sih yang terjadi ketika kita cegukan? Mari kita bahas bersama.

 

Apa itu cegukan?

Cegukan atau hiccup adalah reflek/ grakan involunter/ tidak disadari yang melibatkan kontraksi/ spasme otot diafragma yang mendadak. Bisanya hal ini disebabkan oleh bergetarnya otot inspirasi dada dan perut diikuti oleh penutupan glotis yang mendadak. Akibatnya udara dikeluarkan dengan keras dari paru-paru. Ini lah yang sering kita dengar ketika orang cegukan mengeluarkan bunyi “Hik”. Reflek cegukan ini terdiri dari beberapa saraf yang membersamainya. Cegukan bisa terjadi pada siapa saja.

Cegukan diklasifikasikan tergantung lamanya:

-          transient (berlangsug dalam detik hingga menit)

-          persistent (lebih dari 48 jam)

-          recurrent (lebih lama dari transient dan berulang)

 

Penyebab Cegukan

Cegukan transient : cegukan jenis ini penyebabnya tidak diketahui.

Cegukan persisten : pada cegukan jenis ini sering terjadi pada orang dengan gangguan pecernaan (dispepsia, GERD, disfagia, nyeri perut).

Cegukan recurrent:

Pada cegukan recurrent ada banyak penyebab sistemik yang menyertai, seperti gangguan saraf pusat, gangguan sistemik seperti stroke, meningitis, trauma kepala, hidrocepalus, tumor otak. Iritasi saraf vagus dan phrenic (faringitis, laringitis, benda asing pada membran timpani, kista, tumor), gangguan pencernaan (gastritis, ulkus peptik, pancreatitis, tumor pankrean, tumor lambung, hepatitis, dll) selain itu penurunan kadar elektrolit darah (kalsium, kalium, dan natrium) juga menyebabkan cegukan.

Pada pasien yang terkena stroke atau trauma kepala, bagian otak yang mengontrol aksi involunter (yang tidak disadari tubuh seperti bernafas) bisa berhenti bekerja. Saraf yang mengontrol napas bisa teriritasi. Iritasi saraf vagus/ iritasi diafragma (termasuk distensi perut, gastritis GERD, pembesaran hari, ascites). Adanya tekanan juga membuat saraf tertekan seperti tumor dan kehamilan.

 

Penyebab lain yang tidak diketahui

Diduga karena obat-obatan seperti kortikosteroid, benzodiazepin, opioid menjadi salah satu menyebab cegukan,. Perokok juga menjadi salah satu penyebab cegukan.

Kebanyakan cegukan akan hilang sendiri setelah beberapa menit. Meskipun sangat sering, biasanya tidak memiliki dampak medis dan biasanya tanpa pengobatan.

Stress, mengonsumsi makanan pedas dan panas, mengonsumsi minuman soda bisa memicu cegukan.

 

Terapi Cegukan

Terapi cegukan sebaiknya ditujukan pada penyebabnya.

Rekomendasi pengobatan pada cegukan adalah dengan stimulasi nasofaring (yaitu dengan minum segelas air, atau memasukkan pipa ke hidung sepanjang faring selama 20 detik, stimulasi vagal, manuver pernafasan (tahan napas, batuk, manuver valsava, atau bernafas di kantong kertas).

Tujuan dari manuver ini adalah upaya untuk menginterupsi arcus refleks melalui repetisi kontraksi diafragma. Paling sering ditujukan dengan tahan nafas, valsava manuver atau bernapas dalam kantong kertas. Terapi ini hanya berlaku pada serangan akut dan bukan terapi pada cegukan yang persisten atau recurrent.

Pada beberapa kasus cegukan merupakan manifestasi dari penyakit sistemik. Untuk itu, dalam memberikan terapi cegukan sebaiknya diiringi dengan terapi pada penyakit utamanya. Kunjungi dokter untuk diberikan obat untuk mengatasi cegukan.

 

Pada dasarnya jika ingin menerapi cegukan dengan meminum air sambil menutup hidung dan nafas diperbolehkan meskipun efektivitasnya masih diragukan. Cara ini dinilai paling aman dan minim risiko. Namun, jika cegukan yang dialami berlangsung lama >48 jam segera konsultasikan ke dokter Anda untuk dilakukan pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut.

 

Referensi:

Brañuelas Quiroga J, Urbano García J, Bolaños Guedes J. Hiccups: a common problem with some unusual causes and cures [published correction appears in Br J Gen Pract. 2017 Jan;67(654):13]. Br J Gen Pract. 2016;66(652):584–586. doi:10.3399/bjgp16X687913

Peng-Hui Wang, Jong-Ling Fuh.  Hiccup—fungsional or pathological? Journal of the chinese medical Association 74 (2011) 197

Claire sisson, Elaine K. Luo. Chronic Hicup and how to stop them. 2017. Published on medical news today.

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah mampir. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar.

Tips Membuat Infografis dengan Canva

Hallo teman-teman… Apa kabarnya nih? Semoga sehat selalu ya… nah, teman-teman di sini adakah yang suka mendesain? Jaman now , desain itu tid...