Selasa, 07 Juni 2022

Mitos Ke-7: Sariawan Karena Kurang Vitamin C?

 

Sariawan atau stomatitis adalah kondisi yang sangat tidak nyaman. Rasa nyeri, terbakar, dan perih setiap kali makanan masuk ke mulut kita, kerap kali membuat nafsu makan menjadi menurun, gangguan bicara, dan menelan. Orang bilang sariawan disebabkan oleh kurangnya vitamin C. maka berbondong-bondong lah orang membeli vitamin C di apotek setiap kali mengalami sariawan, atau membuat minuman jeruk peras. Apakah benar kekurangan vitamin C adalah penyebab dari sariawan?

 

Sariawan itu apa, sih?

Sariawan atau stomatitis aphtosa adalah menyakit mukosa mulut yang paling sering terjadi. Ciri-ciri sariawan adalah adanya ulkus/ luka yang nyeri, banyak dan kecil, berbentuk bulat dengan batas tepi tegas, dasar luka berwarna putih kekuningan atau abu-abu dan lingkaran merah. Orang yang menderita sariawan biasanya merasa panas atau pedas di luka selama beberapa jam sampai hari. Sariawan ini bisa terjadi di mukosa mulut, gusi, bibir, palatum, tonsil, maupun lidah.

Ada 3 jenis stomatitis yang sering terjadi: stomatisis minor (ukuran 3 mm-10 mm), mayor (1 cm- 3 cm), dan herpetiform (bentuk iregular dan banyak). Yang paling sering adalah stomatitis minor. Sariawan bisa berulang tergantung banyak faktor.

 

Penyebab sariawan

Penyebab sariawan masih tidak jelas, bisa terjadi karena banyak faktor. Studi menyatakan bisa disebabkan oleh modifikasi genetik dan sistem imun yang menurun. Studi menunjukkan bahwa sariawan adalah penyakit yang di modifikasi oleh sel imun (sel T).

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya modifikasi sel imun terdiri dari:

1.      faktor genetik

2.      infeksi virus dan bakteri,

bakteri tersering adalah Helicobacter pylori dan Streptococcus oralis. Sedangkan virus yang sering menyebabkan sariawan adalah HSV, Varicella-zooster vrus, cytomegalovirus, dan adenovirus. Herpangina/ hand food and mouth disease juga menjadi penyebab sariawan karena virus.

3.      alergi makanan

dilaporkan dalam sebuah sturi bahwa protein pada susu sapi bisa menigkatkan antibodi IgA, IgG dan IgE di dalam darah.

4.      kekuangan vitamin dan mikro elemen

Kekurangan zat besi, vitamin B12 atau asam folat menyebabkan terjadinya anemia, sehingga banyaknya darah yang membawa oksigen ke mukosa mulut berkurang, sehingga terjadi atrofi mukosa mulut.

Zat besi ini berperan dalam fungsi normal epitel sel mulut, dan vit B12 dan asam folat berperan dalam pembentukan DNA dan sel. Kekurangan vitamin B12 juga menyebabkan penurunan barier epitel mulut.

Zinc berfungsi sebagai pembentukan protein dan kolagen yang berperan dalam penyembuhan luka. Selenium berkaitan dengan penurunan peroksidasi lipid dan menunrunkan komplikasi infeksi, serta mempercepat penyembuhan luka.

Banyak yang beranggapan sariawan muncul karena kekurangan vitamin C. padahal justru kelebihan vitamin C bisa menyebabkan sariawan. Hal ini karena mulut tidak dapat merespon dengan baik kelebihan asam yang dikonsumsi. Sebuah studi menunjukkan beberapa makanan seperti tomat, jeruk, lemon dan nanas bisa menyebabkan kaskade proinflamasi yang menyebabkan timbulnya stomatitis. Namun, konsumsi vitamin C yang tidak berlebih bisa mengurangi level nyeri pada sariawan.

Penyebab sariawan justru dipicu oleh kekurangan vitamin B12, vit D, asam folat, ferritin dan hemoglobin. Kekurangan zat ini menyebabkan keratin berproliferasi dan terjadi gangguan imun.

 

5.      penyakit sistemik

Orang dengan imun tubuh yang rendah seperti diabetes melitus, HIV, cancer, Behcet’s disease, inflamatory bowel disease, celiac disease, dll memiliki kecenderungan terjadi sariawan karea sistem imun tubuhnya yang rendah. Penyakt sistemik ini menyebabkan kekurangan nutrient karena malabsorbsi nutrien.

 

6.      gangguan hormon,

dapat terjadi pada wanita menjelang menstruasi, atau menjelang menopause, pengguna alat kontrasepsi hormonal, dan kondisi hamil.

7.      trauma mekanik,

8.      stress.

Stres menyebabkan disfungsi imun yang menjadi triger terjadinya episode sariawan.

Sariawan tidak disebabkan oleh karena makan gorengan, makanan berfermentasi, makanan peda atau pun telur,

 

Terapi sariawan:

Sariawan biasanya sembuh sendiri tanpa pengobatan dalam 7-14 hari tergantung imun tubuh. Meskipun lukanya kecil namun bisa membesar. Sariawan yang besar, membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh (2-6 minggu) dan biasanya menimbulkan bekas. Namun pada stomatitis yang berukuran besar pemberian obat topikal mungkin diperlukan. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk pengobatan sariawan yang tepat.

 

Tips terhindar dari sariawan:

1.      Jaga kebersihan mulut dan gigi. Sikat gigi minimal 2 kali sehari (jika memungkinkan setiap setelah makan). Selain mencegah bau mulut, kebersihan mulut juga mencegah sariawan. Kebersihan mulut yang kurang dapat menyebabkan kuman, dan bakteri mudah bersarang.

2.      Terapkan gaya hidup sehat, cukup nutrisi, olahraga dan istirahat bisa menunrunkan kejadian stomatisis

3.      Jika penderita juga mengalami peyakit sistemik seperti diabetes melitus, penyakit hati dan ginjal, celiac disease maka konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter Anda.

4.      Terapi stomatitis bersifat secara individual, tidak bisa disamaratakan. Tujuan terapi adalah mengurangi gejala, menurunkan banyaknya dan ukuran sariawan.

5.      Jika sariawan berulang maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mencari penyebabnya.

6.      Pemberian suplemen besi, zinc, vit B1, B2, B6, dan B12 bisa mempercepat penyembuhan.

7.      Perbanyak minum air putih. Kurang air putih akan membuat mulut menjadi kering dan dehidrasi.

Nah, setelah tahu fakta yang terjadi dibalik sariawan, semoga kita semakin bijak ya, dalam menyikapi permasalahan kesehatan.

 

referensi

Chun-Pin Chiang, Julia Yu-Fong Chang, Yi-Ping Wang, Yu-Hsueh Wu, Yang-Che Wu, Andy Sun. Recurrent aphthous stomatitis – Etiology, serum autoantibodies, anemia, hematinic deficiencies, and management. Journal of the Formosan Medical Association, Volume 118, Issue 9. 2019. https://doi.org/10.1016/j.jfma.2018.10.023.

Natalie Rose Edgar, Dahlia Saleh, Richard A. Miller. Recurrent Aphthous Stomatitis: A Review. J Clin Aesthet Dermatol. 2017 Mar; 10(3): 26–36. Published online 2017 Mar 1.

Xu K, Zhou C, Huang F, et al. Relationship between dietary factors and recurrent aphthous stomatitis in China: a cross-sectional study. Journal of International Medical Research. May 2021. doi:10.1177/03000605211017724

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah mampir. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar.

Tips Membuat Infografis dengan Canva

Hallo teman-teman… Apa kabarnya nih? Semoga sehat selalu ya… nah, teman-teman di sini adakah yang suka mendesain? Jaman now , desain itu tid...