Perut
kembung adalah suatu kondisi yang sering dikeluhkan kebanyakan orang. Saat kembung
perut akan terasa sangat tidak nyaman, mual, terasa penuh, dan nafsu makan
menurun. Ada informasi yang beredar bahwa untuk mengatasi perut kembung dengan
meminum minuman bersoda. Pasalnya minuman bersoda ini dianggap akan memuat
tubuh lebih mudah bersendawa. Padahal, meminum soda justru akan memperparah
keluhan yang dirasa, lho? Mari kita bahas mengenai keluhan kembung dan
korelasinya dengan pemberian minuman bersoda.
Minuman
Bersoda
Soda
yang ada pada minuman softdrink mengandung sodium bicarbonat. Tidak
hanya memiliki kandungan karbonat, minuman soda dalam soft drink berisikan
campuran air, perasa, pemanis. Satu kaleng minuman bersoda mengandung 9 sendok
teh gula atau 62,5 gram. Padahal, anjuran dari Direktorat Pencegahan dan
Pengendalian Peyakit tidak Menular (P2PTM) konsumsi gula per orang per hari
adalah 10% dari total energi (200kkal) atau setara dengan 4 sendok makan
perhari (50 gram).
Kembung
itu Penyakit Apa?
Kembung
adalah perasaan subyektif pasien karena gas di dalam saluran cerna. Keadaan ini
membuat sensasi rasa tidak nyaman karena tertekan atau penut terlalu penuh
karena terlalu banyak gas di dalam perutnya. Perut kembung kadang disertai
dengan perut yang terlihat buncit. Kembung bisa hilang dalam beberapa saat dan
bisa saja berulang.
Kembung
bisa terjadi pada siapa saja, di segala usia. Kembung biasanya dikaitkn dengan
adanya gangguan pada saluran pencernaan atau adanya suatu penyakit organ pencernaan,
namun bisa jadi muncul sendiri tanpa penyebab. Pasien yang mengeluhkan kembung
seringkali dihubungkan dengan penyakit Irritable Bowel Disease (IBD)
ataupun dispepsia fungsional.
Gejala
kembung:
·
Perut terasa penuh dan lebih besar dari
biasanya
·
Nyeri perut dan tidak nyaman
·
Perut keroncongan
·
Sering kentut dan bersendawa
Penyebab
Perut Kembung
Penyebab
tersering perut kembung adalah adanya kelebihan gas, bisa karena produksi gas
yang berlebih maupun pergerakan gas yang terhambat di saluran cerna. Kelebihan gas
juga bisa karena makanan atau minuman yang masuk ke mulut, Ada beberapa kemungkinan penyebab gas
berlebihan ini, diantaranya:
1. Small
Intestinal Bacterial Overgrowth (SIBO)
Pada
keadaan normal, makanan yang telah dicerna oleh lambung kemudian disalurkan ke
usus halus dalam bentuk karbohidrat, kemudian akan mengalami fementasi oleh
bakteri normal di usus. Selain itu juga dari fermentasi ini dihasilkan gas. Kelebihan
bakteri (SIBO) menyebabkan produksi gas dari fermentasi bakteri juga meningkat.
Hal ini lah yang paling sering menyebabkan gejala IBS.
2. Akumulasi
gas di saluran pencernaan
Pada
kondisi berpuasa, saluran cerna yang sehat terdiri hanya sekitar 100 mL gas
yang didisribusikan merata pada 6 organ cerna (lambung, usus halus, colon asending,
colon transverse, colon desending, dan pelvic colon). Setelah makan, gas
meningkat 65% terutama di colon pelvis. Volume gas yang meningkat ini
menyebabkan kembung dan perut distensi/membesar.
3. Perubahan
motilitas usus dan gangguan distribusi gas
Motilitas
usus yang menurun menyebabkan makanan terlalu lama di usus dan tidak segera
didistribusikan. Selain itu gangguan motilitas juga menyebabkan terhambatnya pergerakan
gas, sehingga mengakibatkan kembung
4. Intoleransi
makanan dan malabsorbsi karbohidrat
Terlalu
banyak serat bisa menyebabkan gejala IBS melalui menurunnya motilitas usus
halus. Intoleransi lactosa juga berperan dalam perkembangan gejala IBS. Di usus
halus, disakarida akan dipecah menjadi monosakarida sehingga bisa diserap oleh
usus. Namun proses ini tidak berjalan dengan baik, disakarida tidak dipecah dan
sampai ke colon kemudian dicerna oleh enzim bakteri menjadi rantai pendek asam
karbonat dan gas. Molekul ini menginduksi proliferasi bakteri dan menyebabkan
berkembanganya populasi bakteri di usus halus bagian distal.
Malabsorbsi
karohidrat. Beberapa orang tidak bisa mencerna kerbohidrat atau mengalami intoleransi.
Hal ini menyebabkan menumpuknya karbohidrat yang tidak dicerna dan meningkatnya
fermentasi oleh bakteri
5. Konstipasi/
BAB keras
Konstipasi
dan BAB yang keras membuat motilitas usus menurun kemudian meningkatkan
fermentasi bakteri.
6. Aspek
Psikologis
Meningkatnya
indeks distress psikolgis membuat gejala kembung semakin parah. Kembung juga
dihubungkan dengan gangguan depresi mayor, gangguan panik, dan sulit tidur.
7. Gangguan
hormon
Beberapa
studi menyebutkan gejala kembung berhubungan dengan efek hormonal saat
menstruasi dan menopause yang menyebabkan gangguan gerak usus dan persepsi
viseral
Bagaimana
Mengatasi Kembung?
Pengobatan
pada kembung dilakukan sesuai dengan penyakit yang mendasarinya, namun ada
beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengobati dan mencegah kembung. Berikut
beberapa langkah yang bisa diambil:
·
Mengonsumsi probiotik dapat membantu menyeimbangkan
kembali bakteri dalam usus sehingga membantu menyerap makanan dan gas. Menurut studi
probiotik efektif untuk mengurangi kembung.
·
Mengatur makanan
Makanan memiliki peran
kunci pada gejala IBS. Mengurangi makanan yang mudah terfermentasi dan
karbohidrat yang sulit dicerna. Makan makanan yang mengandung banyak serat jika
konstipasi. Makan sedikit tapi sering lebih baik daripada makan banyak
sekaligus
Hindari makanan-makanan
berikut:
§ Oligosakarida;
kacang-kacangan, bawang merah, bawang putih, gandum
§ Disakarida:
seperti laktosa yang dijumpai pada produk susu
§ Monosakarida:
seperti fruktosa pada buah apel, pir dan madu
§ Poliol:
ditemukan di sebagian besar buah batu, kembang kol, permen karet, dan permen
§ Tidak
mengonsumsi minuman bersoda, alkohol, kafein pada kopi dan teh
§ Tidak
banyak makan sebelum tidur
§ Jangan
makan makanan yang terlalu banyak diproses, manis, pedas dan makanan berlemak. Makanan
berlemak bisa memperlambat proses pencernaan.
·
Mengonsumsi obat maag seperti simetikon. Simetikon
bekerja memecah gas dan mengelompokkan gas yang kecil menjadi satu.
·
Mengonsumsi suplemen magnesium. Magnesium memiliki
efek pencahar alami, selain itu menetralkan asam lambung dan melemaskan otot
usus.
·
Olahraga teratur bisa meningkatkan
metabolisme dan menghindari kembung. Olahraga membuat usus tetap bergerak dan
mencegah retensi air.
·
Mengunyah dengan menutup mulut untuk
mencegah udara ikut tertelan
·
Banyak minum air putih. Air akan mendorong
motilitas saluran cerna dan menjaga agar makanan tidak terlalu keras.
Kapan
Harus ke Dokter?
Ada
beberapa warning sign di mana kita harus segera memeriksakannya ke dokter,
yaitu:
§ Kembung
disertai diare, konstipasi, penuruna berat badan dan darah bersamaan dengan BAB
§ Sudah
mencoba memperbaiki pola makan tapi masih kembung
§ Ada
benjolan di perut
§ Tidak
bisa melakukan pekerjaan sehari-hari
§ Nyeri
yang sangat dan tiba-tiba, nyeri saat disentuk
§ Muntah
darah atau muntah seperti kopi
§ BAB
darah/ berwarna hitam pekat
§ Tidak
bisa BAK, BAB maupun kentut
§ Sesak
napas dan nyeri dada
Simpulan:
Kembung
disebabkan paling sering karena menumpuknya gas di dalam saluran cerna. Hal ini
mengindikasikan adanya gangguan pencernaan. Menyembuhkan kembung dengan soda
hanya mitos belaka. Konsumsi soda yang mengandung banyak gas dan kandungan
gulanya yang tinggi justru akan membuat keluhan semakin parah alih-alih
menyembuhkan.
Referensi:
Liwanto
G, Santoso AH. Hubungan Asupan Gula Dalam Minuman Bersoda Dengan Obesitas Pada
Mahasiswa/I Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara. Jurnal Muara
Medika dan Psikologi Klinis Vol. 1, No. 1, Mei 2021 : hlm 1-9. ISSN-L
2797-8230 (Versi Elektronik)
Seo
AY, Kim N, Oh DH. Abdominal bloating: pathophysiology and treatment. J
Neurogastroenterol Motil. 2013;19(4):433-453. doi:10.5056/jnm.2013.19.4.433
NHS.
Bloating. 3 March 2022 diakses pada 21 Juni 2022 di https://www.nhs.uk/conditions/bloating/
WebMD
Editorial Contributors, reviewer: Brennan D. Remedies to Relieve a Bloated
Stomach. 19 November 2020. Available at https://www.webmd.com/digestive-disorders/remedies-for-bloated-stomach
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah mampir. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar.