Apakah
Anda pernah mendengar kalimat, “Jangan mandi di malam hari, nanti bisa kena
rematik”? Kodisi tersebut biasanya dialami oleh pekerja kantoran yang karena
tuntutan pekerjaan membuat mereka pulang sore/ malam. Mandi setelah seharian
beraktivitas di luar rumah memang membuat tubuh menjadi segar kembali, bersih
dan nyaman untuk beristirahat. Namun, larangan mandi di malam hari kerap kali
membuat orang bimbang untuk melakukan aktivitas tersebut.
Jadi,
benarkah rematik disebabkan oleh mandi malam? Sebelum menjawab pertanyaan ini
mari kita kenalan terlebih dahulu dengan penyakit rematik ini.
Penyakit
Apa itu Rematik?
Reumathoid
Arthritis (RA) atau dikenal dengan istilah rematik. Reumathoid
Arthritis adalah penyakit autoimun yang kronis dan sistemik. Artinya
pernyakit ini sudah berlangsung lama, dan mengenai banyak bagian tubuh. Perempuan
tiga kali lebih berisiko terkena penyakit rematik dibanding laki-laki. Rematik ini
sering mengenai sendi-sendi yang kecil. Rentang usia penderita rematik berkisar
antara usia 20-60 tahun. Rematik ini nyerang bagian sinovial sendi dan apabila
tidak dilakukan penanganan rematik yang tepat dapat menyebabkan disabilitas
yang progresif bahkan kematian.
Apa
Penyebab Rematik?
Tidak
diketahui dengan pasti penyebab rematik. Namun, predisposisinya bisa terjadi
karena faktor genetik, imunogenik, faktor lingkungan (temperatur dan
kelembaban)
Apa
Saja Gejala Rematik?
Gejala
yang sering muncul pada orang yang menderita rematik adalah nyeri sendi yang
simetris (kanan dan kiri), kekakuan sendi, bengkak, kemerahan, pada beberapa
kasus RA menyebabkan keterbatasan gerak. Diagnosa paling utamanya adalah
adanya kaku sendi pada pagi hari yang
berlangsung setidaknya satu jam sebelum bisa beraktivitas kembali, terjadi pada
minimal tiga sendi, simetris, terkadang disertai nodule, dan perubahan
radiografi (pada kepala, lengan, tangan). Orang yang mengalami rematik memiliki
serum faktor RA positif.
Terapi
Rematik
Terapi
artritis rematik bisa menggunakan obat-obatan dan rehabilitasi medis. Tujuan
dari terapi adalah berkurangnya rasa nyeri, area gerak meningkat, dan menghindari
deformitas, serta meningkatkan kualitas hidup
Adakah
Hubungan Mandi Malam dengan Rematik?
Tidak
ada korelasi yang jelas antara mandi malam dengan penyakit rematik, namun
beberapa literatur menghubungkan kondisi air dingin dengan rematik. Sebuah
literatur reviu yang dilakukan oleh Ciara Deall dan Haroon Majeed, gejala nyeri
dan kaku pada pasien arthritis memburuk saat dingin dan cuaca lembab. Pasien dengan
nyeri sendi kronis sering mengeluh gejala yang memberat karena perubahan cuaca.
Cuaca dingin sendiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap gejala arthritis.
Namun, ada beberapa penelitian yang menunjukkan adanya perburukan gejala, yaitu
pada kondisi suhu dingin, dan kelembaban yang rendah terutama pada orang yang
sensitif terhadap perubahan cuaca.
Selama
terkena air dingin, termoreseptor kulit ditangkap dan akan disampaikan pada
pusat termoregulasi di otak (di bagian hipotalamus). Termoregulasi ini akan
memerintah tubuh untuk mempertahankan suhu inti konstan, yaitu 37°C. Hal ini mengakibatkan
terjadinya penyempitan pembuluh darah perifer (pembuluh darah yang berada jauh dari
jantung seperti di ujung jari). Respon tubuh kemudian akan menggigil dan akan menghasilkan
panas melalui kontraksi otot. Selain itu laju metabolisme tubuh juga meningkat.
Menurut
Indonesian Reumathoid Arthritis (IRA) / Perhimunan Reumatologi Indonesia, mandi
malam atau cuaca dingin tidak menyebabkan penyakit rematik. Namun pada
penderita rematik tertentu, faktor dingin dapat memperberat keluhan sehingga
bila terkena dingin terasa nyeri pada persendian. Hal ini dapat dijelaskan
dengan adanya perubahan tekanan atmosfer menyebabkan peningkatan tekanan pada
ruang sendi. Suhu dingin juga menyebabkan terganggunya aliran sinovium. dan
merangsang nosiseptor saraf di sekitar persendian yang menyebabkan radang sendi
menjadi nyeri dan/atau kaku. Meningkatnya kekakuan juga terjadi karena adanya
perubahan kolagen (kapsul sendi sebagian besar terdiri dari kolagen).
Menurut
penelitian, terapi air dingin juga cukup efektif pada penderita Multiple Sclerosis,
ankylosing spondilitis, dan rematik. Penelitian menunjukkan air dingin
mengurangi nyeri somatik pada pasien dengan autoimun, menurunkan respon
inflamasi mikroseluler melalui pengurangan sitokin inflamasi dan stres
oksidatif. Sebuah reviu di Cochrane bahkan menyebutkan air dingin ini memiliki
efek positif bagi penyembuhan otot setelah olahraga. Mengurangi
kelelahan,meningkatkan kualitas tidur, membantu meregulasi ritme sirkadian
tubuh, mengurangi level proinflamasi. Anda tentu ingat, saat digelar pertandingan
motoGP Indonesia di Lombok? Setelah bertanding, peserta kemudian berendam di
drum berisi air dingin. Tujuannya untuk mempercepat penyembuhan otot. Namun, bukti-bukti
yang menyatakan gejala rematik memburuk karena cuaca itu lemah.
Meskipun
penyebab penyakit rematik ini bervariasi, bahkan ada yang tidak diketahui. namun,
ada banyak faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit rematik dan beberapa
diantaranya dapat dicegah agar tidak menimbulkan nyeri sendi atau memperparah
penyakit yang ada.
Bagaimana
agar Tidak Terkena Penyakit Rematik?
Beberapa
pencegahan yang bisa dilakukan:
1. Menjaga
berat badan ideal,
2. Berolahraga
secara teratur.
3. Konsumsi
buah dan sayuran
4. Cukup
minum air putih
5. Menghindari
stres fisik dan psikologis yang berkepanjangan.
Simpulan
Dari
penjelasan di atas, tidak ada bukti yang kuat bahwa rematik disebabkan oleh
mandi di malam hari. Jadi, tidak perlu takut lagi, ya, mandi di malam hari.
Referensi:
Bone
Res. (2018). Rheumatoid arthritis: pathological mechanisms and modern
pharmacologic therapies https://doi.org/10.1038/s41413-018-0016-9
Wardani
NK, Masduchi RH. (2019). Rheumatoid Arthritis. Vol. 1 No. 1 (2019): SPMRJ. https://doi.org/10.20473/spmrj.v1i1.16169
Hidayat,
R., Bagus Putu Putra Suryana, Linda Kurniaty Wijaya, Anna Ariane, Rakhma Yanti
Hellmi, Endy Adnan, & Sumariyono. (2021). Indonesian Rheumatology
Association (IRA) Recommendations for Diagnosis and Management of Rheumatoid
Arthritis. Indonesian Journal of Rheumatology, 13(1), 322-443. https://doi.org/10.37275/ijr.v13i1.173
Deall
C, Majeed H (2016) Effect of Cold Weather on the Symptoms of Arthritic Disease:
A Review of the Literature. J Gen Pract (Los Angel) 4: 275.
doi:10.4172/2329-9126.1000275
Hidaya
Aliouche, B.Sc. (2022) What is Cold Water Therapy? https://www.news-medical.net/health/What-is-Cold-Water-Therapy.aspx
diakses pada 2 Juni 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah mampir. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar.