Kamis, 02 Juni 2022

Mitos Ke-2: Mandi Malam Menyebabkan Rematik?


Apakah Anda pernah mendengar kalimat, “Jangan mandi di malam hari, nanti bisa kena rematik”? Kodisi tersebut biasanya dialami oleh pekerja kantoran yang karena tuntutan pekerjaan membuat mereka pulang sore/ malam. Mandi setelah seharian beraktivitas di luar rumah memang membuat tubuh menjadi segar kembali, bersih dan nyaman untuk beristirahat. Namun, larangan mandi di malam hari kerap kali membuat orang bimbang untuk melakukan aktivitas tersebut.

Jadi, benarkah rematik disebabkan oleh mandi malam? Sebelum menjawab pertanyaan ini mari kita kenalan terlebih dahulu dengan penyakit rematik ini.

 

Penyakit Apa itu Rematik?

Reumathoid Arthritis (RA) atau dikenal dengan istilah rematik. Reumathoid Arthritis adalah penyakit autoimun yang kronis dan sistemik. Artinya pernyakit ini sudah berlangsung lama, dan mengenai banyak bagian tubuh. Perempuan tiga kali lebih berisiko terkena penyakit rematik dibanding laki-laki. Rematik ini sering mengenai sendi-sendi yang kecil. Rentang usia penderita rematik berkisar antara usia 20-60 tahun. Rematik ini nyerang bagian sinovial sendi dan apabila tidak dilakukan penanganan rematik yang tepat dapat menyebabkan disabilitas yang progresif bahkan kematian.

 

Apa Penyebab Rematik?

Tidak diketahui dengan pasti penyebab rematik. Namun, predisposisinya bisa terjadi karena faktor genetik, imunogenik, faktor lingkungan (temperatur dan kelembaban)

 

Apa Saja Gejala Rematik?

Gejala yang sering muncul pada orang yang menderita rematik adalah nyeri sendi yang simetris (kanan dan kiri), kekakuan sendi, bengkak, kemerahan, pada beberapa kasus RA menyebabkan keterbatasan gerak. Diagnosa paling utamanya adalah adanya  kaku sendi pada pagi hari yang berlangsung setidaknya satu jam sebelum bisa beraktivitas kembali, terjadi pada minimal tiga sendi, simetris, terkadang disertai nodule, dan perubahan radiografi (pada kepala, lengan, tangan). Orang yang mengalami rematik memiliki serum faktor RA positif.

 

Terapi Rematik

Terapi artritis rematik bisa menggunakan obat-obatan dan rehabilitasi medis. Tujuan dari terapi adalah berkurangnya rasa nyeri, area gerak meningkat, dan menghindari deformitas, serta meningkatkan kualitas hidup

 

Adakah Hubungan Mandi Malam dengan Rematik?

Tidak ada korelasi yang jelas antara mandi malam dengan penyakit rematik, namun beberapa literatur menghubungkan kondisi air dingin dengan rematik. Sebuah literatur reviu yang dilakukan oleh Ciara Deall dan Haroon Majeed, gejala nyeri dan kaku pada pasien arthritis memburuk saat dingin dan cuaca lembab. Pasien dengan nyeri sendi kronis sering mengeluh gejala yang memberat karena perubahan cuaca. Cuaca dingin sendiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap gejala arthritis. Namun, ada beberapa penelitian yang menunjukkan adanya perburukan gejala, yaitu pada kondisi suhu dingin, dan kelembaban yang rendah terutama pada orang yang sensitif terhadap perubahan cuaca.

Selama terkena air dingin, termoreseptor kulit ditangkap dan akan disampaikan pada pusat termoregulasi di otak (di bagian hipotalamus). Termoregulasi ini akan memerintah tubuh untuk mempertahankan suhu inti konstan, yaitu 37°C. Hal ini mengakibatkan terjadinya penyempitan pembuluh darah perifer (pembuluh darah yang berada jauh dari jantung seperti di ujung jari). Respon tubuh kemudian akan menggigil dan akan menghasilkan panas melalui kontraksi otot. Selain itu laju metabolisme tubuh juga meningkat.

Menurut Indonesian Reumathoid Arthritis (IRA) / Perhimunan Reumatologi Indonesia, mandi malam atau cuaca dingin tidak menyebabkan penyakit rematik. Namun pada penderita rematik tertentu, faktor dingin dapat memperberat keluhan sehingga bila terkena dingin terasa nyeri pada persendian. Hal ini dapat dijelaskan dengan adanya perubahan tekanan atmosfer menyebabkan peningkatan tekanan pada ruang sendi. Suhu dingin juga menyebabkan terganggunya aliran sinovium. dan merangsang nosiseptor saraf di sekitar persendian yang menyebabkan radang sendi menjadi nyeri dan/atau kaku. Meningkatnya kekakuan juga terjadi karena adanya perubahan kolagen (kapsul sendi sebagian besar terdiri dari kolagen).

Menurut penelitian, terapi air dingin juga cukup efektif pada penderita Multiple Sclerosis, ankylosing spondilitis, dan rematik. Penelitian menunjukkan air dingin mengurangi nyeri somatik pada pasien dengan autoimun, menurunkan respon inflamasi mikroseluler melalui pengurangan sitokin inflamasi dan stres oksidatif. Sebuah reviu di Cochrane bahkan menyebutkan air dingin ini memiliki efek positif bagi penyembuhan otot setelah olahraga. Mengurangi kelelahan,meningkatkan kualitas tidur, membantu meregulasi ritme sirkadian tubuh, mengurangi level proinflamasi. Anda tentu ingat, saat digelar pertandingan motoGP Indonesia di Lombok? Setelah bertanding, peserta kemudian berendam di drum berisi air dingin. Tujuannya untuk mempercepat penyembuhan otot. Namun, bukti-bukti yang menyatakan gejala rematik memburuk karena cuaca itu lemah.

Meskipun penyebab penyakit rematik ini bervariasi, bahkan ada yang tidak diketahui. namun, ada banyak faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit rematik dan beberapa diantaranya dapat dicegah agar tidak menimbulkan nyeri sendi atau memperparah penyakit yang ada.

 

Bagaimana agar Tidak Terkena Penyakit Rematik?

Beberapa pencegahan yang bisa dilakukan:

1.      Menjaga berat badan ideal,

2.      Berolahraga secara teratur. 

3.      Konsumsi buah dan sayuran

4.      Cukup minum air putih

5.      Menghindari stres fisik dan psikologis yang berkepanjangan.

 

Simpulan

Dari penjelasan di atas, tidak ada bukti yang kuat bahwa rematik disebabkan oleh mandi di malam hari. Jadi, tidak perlu takut lagi, ya, mandi di malam hari.

 

 

Referensi:

Bone Res. (2018). Rheumatoid arthritis: pathological mechanisms and modern pharmacologic therapies https://doi.org/10.1038/s41413-018-0016-9   

Wardani NK, Masduchi RH. (2019). Rheumatoid Arthritis. Vol. 1 No. 1 (2019): SPMRJ. https://doi.org/10.20473/spmrj.v1i1.16169

Hidayat, R., Bagus Putu Putra Suryana, Linda Kurniaty Wijaya, Anna Ariane, Rakhma Yanti Hellmi, Endy Adnan, & Sumariyono. (2021). Indonesian Rheumatology Association (IRA) Recommendations for Diagnosis and Management of Rheumatoid Arthritis. Indonesian Journal of Rheumatology, 13(1), 322-443. https://doi.org/10.37275/ijr.v13i1.173

Deall C, Majeed H (2016) Effect of Cold Weather on the Symptoms of Arthritic Disease: A Review of the Literature. J Gen Pract (Los Angel) 4: 275. doi:10.4172/2329-9126.1000275

Hidaya Aliouche, B.Sc. (2022) What is Cold Water Therapy? https://www.news-medical.net/health/What-is-Cold-Water-Therapy.aspx diakses pada 2 Juni 2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah mampir. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar.

Tips Membuat Infografis dengan Canva

Hallo teman-teman… Apa kabarnya nih? Semoga sehat selalu ya… nah, teman-teman di sini adakah yang suka mendesain? Jaman now , desain itu tid...