Pernah
kah Anda mendengar tentang penanganan luka bakar dengan pasta gigi? Atau justru
ada sendiri pernah mengalaminya? Tahu kah Anda jika cara ini justru membuat
lukamu semakin parah?
Dalam
kehidupan sehar-hari, luka bakar sering dialami banyak orang. Faktor penyebabnya
paling sering karena api, bisa karena terkena minyak panas/ air panas saat
memasak. Penyebab lainnya adalah terkena aliran listrik maupun bahan kimia yang
mudah terbakar seperti bensin, alkali atau pengencer cat (thinner) serta kontak
dengan benda panas semisal rokok, peralatan masak, mesin/ knalpot yang masih
panas.
Biasanya,
orang akan langsung memberikan pasta gigi setelah terkena luka bakar. Alasanya
simpel, saat terkena luka bakar, kulit akan terasa panas dan tidak nyaman,
sementara pasta gigi bisa memberikan efek dingin pada luka bakar tersebut.
Mekipun nyaman bukan berarti hal tersebut dibenarkan, bukan? Kita perlu berhati-hati
menggunakan pasta gigi pada luka bakar, karea berisiko memperburuk kondisi
luka. Bukannya untung malah buntung.
Kandungan
dalam Pasta Gigi
Pasta
gigi dibuat dari berbagai macam bahan penyusun dengan fungsi yang berbeda.
Namun, umumnya pasta gigi mengandung bahan-bahan yang abrasif. 30-40% kandungan
pasta gigi bersifat abrasif. Bahan abrasif ini berfungsi membersihkan dan
menghaluskan permukaan gigi tanpa merusak email gigi. Contoh bahan abrasif:
natrium bikarbonat, kalsium karbonat, kalsium sulfat. Selain itu, di dalam
pasta gigi juga terkandung bahan pelembab (sorbitol, gliserin, air), bahan
pengikat (karboksimetil selulosa), deterjen yang berfungsi sebagai penurun
tegangan permuaan, melonggarkan ikatan debris dengan gigi (Natrium Lauryl
Sulfat/ SLS dan Natrium N-Lauryl Sarcosinate), dan bahan pengawet (natrium
benzoat). Sebagain besar pasta gigi mengandung bahan terapetik seperti:
1. Fluorida
Fluorida
adalah salah satu bahan terpenting dalam kandungan pasta gigi. Disinyalir bahan
ini bisa mengurangi karies gigi. Mekanismenya fluorida membantu melindungi gigi
dari asam yang dilepaskan oleh bakteri. Contohnya natrium mono fluorofosfat
dan natrium fluorida.
2. Bahan
densitasi yang berfungi mengurangi sensitivitas dentin. Contohnya kalium
nitrat, kalium sitrat.
3. Bahan
anti kalkulus.
Yang
Terjadi pada Kulit yang Terkena Luka Bakar
Kulit
memiliki banyak lapisan, yang masing-masing bagiannya memiliki manfaat sebagai
proteksi tubuh. saat kulit terkena luka bakar, pembuluh darah akan rusak dan
terjadi permeabilitas yang tinggi (kemampuan kulit untuk mentransportasikan zat
di luar tubuh ke dalam tubuh dan sebaliknya). Meningkatnya permeabilitas ini
menyebabkan terjadinya oedema (pembengkakan) dan menimbulkan bula sehingga
cairan di dalam sel berkurang. Kerusakan kulit akibat luka bakar juga mengakibatkan
kehilangan cairan karena penguapan yang berlebihan.
Percepatan
penyembuhan luka bakar sendiri bisa dicapai dengan pemberian terapi dan
penanganan yang tepat. Namun, minimnya informasi membuat masyarakat menangai
luka bakar dengan kurag tepat, sehingga luka bakar menjadi lebih parah dan bisa
menimbulkan infeksi, seperti pada penggunaan pasta gigi untuk terapi luka
bakar.
Panas
yang ditimbulkan dari luka bakar akan terperangkap dalam kulit karena tertutup
fluoride, sehingga proses penyembuhan akan berlangsung lebih lama. Selain itu
pasta gigi juga belum tentu steril, jika diaplikasikan pada luka terbuka
memungkinkan kuman masuk ke dalam lapisan kulit dan menyebabkan infeksi. Luka
bakar yang terinfeksi akan menghambat proses penyembukan, timbulnya jaringan
parut pada kulit, munculnya keloid (bekas luka yang tumbuh tidak normal),
bahkan bisa terjadi kecacatan permanen.
Lalu
apa yang harus dilakukan saat terkena luka bakar?
1. Jauhkan
dari sumber luka bakar segera.
2. Jika
luka bakar mengenai bagian wajah atau area tubuh bagian atas atau luka bakar
berasal dari sumber selain panas (misal sengatan listrik), periksa jalan napas
dan denyut nadi. Segera dibawa ke rumah sakit.
3. Jika
luka bakar akibat sumber panas dan derajat ringan yaitu hanya sekitar kurang
dari 10% luas permukaan tubuh (sekitar 2 telapak tangan), dinginkan luka bakar
dengan mengguyur dengan air mengalir selama 15-20 menit. Cara ini bisa membantu
mendinginkan luka, mengurangi nyeri, dan peradangan pada kulit. Jangan gunakan
air es, karena bisa menyebabkan pembuluh darah menyempit, sehingga memperburuk
derajat luka bakar.
4. Hindari
penggunaan pasta gigi, minyak, dedaunan, kunyit, lendir bekicot dan semacamnya.
Cara tersebut justru akan merusak kondisi kulit dan berpotensi terjadi infeksi.
5. Bersihkan
luka dengan cairan steril (NaCL 0.9%), oleskan dengan ointment khusus luka
bakar. Berikan obat anti nyeri dan pastikan hidrasi tercukupi.
6. Jangan
melakukan self-diagnose. Segera di bawa ke fasilitas kesehatan terdekat
untuk penanganan selanjutya.
Nah, ternyata untuk penanganan awal luka bakar tidak terlalu sulit, bukan? Penanganan yang tepat akan membuat luka sembut lebih cepat dan minim meninggalkan bekas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah mampir. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar.