Mata
adalah organ vital yang menunjang seluruh aktivitas keseharian kita. Jika
mengalami sakit mata, terutama mata merah, tentu tidak akan nyaman dalam
menjalani aktivitas. Selain itu ada kecenderungan dijauhi oleh orang-orang di
sekitar kita karena kabar yang beredar penyakit tersebut akan menular hanya
dengan bertatapan secara langsung. Bahkan si penderita diminta menjauhi
kerumunan dan mengenakan kaca mata hitam agar tidak terjadi tatapan langsung
dengan orang lain. Apakah pendapat tersebut benar atau hanya sekedar mitos?
Mari kita bahas bersama.
Mata
merah karena apa ya?
Mata
merah paling sering disebabkan oleh konjungtivitis. Konjungtiva adalah membran tipis yang ada di
mata bagian yang berwarna putih dari mata kita. Inflamasi atau infeksi pada konjungtiva
dinamakan konjungtivitis. Gejala yang sering muncul berupa mata merah, bengkak,
dan sering disertai dengan sekret yaitu cairan yang keluar selama terinfeksi.
Sekret yang keluar pun bermacam-macam tergantung penyebab. Ada yang watery
(cair, bening, banyak) maupun mukopurulen (kental, lengket, berwarna seperti
nanah).
Penyebab
konjungtivitis
Penyebab
tersering konjungtivitis adalah karena virus (sekitar 80% kasus). Penyebab
kedua terbanyak adalah karena bakteri (50-70 persennya dialami oleh anak-anak). selain itu bisa
disebabkan oleh alergi (mengenai 15-40% populasi). Penyebab lainnya adalah
karena masuknya benda asing ke mata (misal bulu mata), iritasi (kosmetik, lensa
kontak), polusi udara (asap rokok, debu, asap atau uap kimia), jamur, dan
parasit. Gejala yang muncul hampir sama sehingga sulit untuk membedakan
penyebabnya.
Konjungtivitis
virus dan bakteri sangat mudah menular sedangkan kojungtivitis alergi biasanya
tidak menular. Konjungtivits alergi terjadi karena reaksi tubuh terhadap
alergen, seperti serbuk bunga, debu, kosmetik, dll. Paling sering menyerang
orang-orang yang memiliki alergi dan bisa terjadi musiman.
Penyebaran
Konjungtivitis
Paling
sering konjungivitis menyebar lewat kontak langsung (berjabat tangan,
bersentuhan, berpelukan), droplet (saat bersin), atau karena bersentuhan dengan
permukaan yang terdapat virus atau bakteri kemudian menyentuh mata sebelum
mencuci tangan.
Gejala
konjungtivitis
Gejala
tergantung penyebabnya, namun secara umum gejala konjungtivitis adalah
·
Mata berwarna pink atau kemerahan
·
Bengkak pada konjugtivas maupun kelopak
mata
·
Meningatnya produksi air mata dan sekret
(watery atau mukopurulen). Sering mengakibatkan mata sulit dibuka pada pagi
hari.
·
Terasa mengganjal pada mata sehingga
sering menggosok mata
·
Gatal, iritasi atau terasa panas
·
Pada konjungtivitis karena virus sering
disertai dengan pilek, sekret watery.
·
Pada konjungtivitis bakteri sering
disertai sekret mukopurulen sering disertai infeksi telinga
·
Konjuntivitis alergi: seringnya terjadi
pada kedua mata, terasa sangat gatal dan keluar air mata terus. Sering disertai
dengan gejala alergi seperti hidung gatal, bersin, asma.
Terapi
Kojungtivtis
Kebanyakan
kasus konjungtitivis karena virus dan bakteri akan sembuh sendiri dalam 7-14
hari tanpa pengobatan apapun. Pengobatan hanya diberikan pada kasus tertentu Konsultasikan
dengan dokter Anda untuk pemilihan pengbatan yang tepat. Antibiotik tidak akan
memberikan efek pada kasus konjuntivitis virus.
Untuk
mengurangi gejala pada konjuntivitis virus bisa dikompres dengan air dingin. Sementara
pada konjungtivitis alergi dapat membaik dengan menghindari zat alergen
disertai pemberian anti alergi topikal.
Hindari
penggunaan antibotik-steroid tetes mata secara rutin. Steroid akan meningkatkan
latensi virus dan memperlama sakit pada konjungtivitis virus. Kemudian jika
ternyata terdapat luka kecil di mata akibat infeksi herpes atau bakteri atau
parasit, steroid akan memperparah kondisi, kornea akan meleleh dan menyebabkan
kebutaan.
Awasi
tanda bahaya!
Jika
mata merah disertai nyeri berat pada mata, sakit kepala berat, penurunan
penglihatan, reaksi pupil yang menyakitkan, silau/ sensitif terhadap cahaya,
mata merah yang tak kunjung membaik justru memberat meskipun sudah diberikan
terapi, dan memiliki riwayat sistem imun yang rendah (pada pasien HIV atau
kanker) segera kunjungi dokter spesialis mata terdekat untuk penatalaksanaan
lebih lanjut.
Pencegahan
Meskipun
konjungtivitis sangat mudah menular namun bisa dicegah dengan menerapkan beberapa
hal di bawah ini:
Jika
Anda penderita:
·
Sering mencuci tangan dengan sabun dan air
hangat setidaknya 20 detik. Cuci tangan pada saat sebelum dan sesudah menyentuh
mata atau setelah memberikan obat mata. Jika tidak ada air dan sabun, maka
gunakan hand sanitizer yang berbahan dasar alkohol minimal 60%
·
Hindari menyentuh atau mengucek mata. Hal
ini bisa memperparah kondisi dan menyebarkan ke mata yang sehat
·
Bersihkan sekret yang ada di sekitar mata
beberapa kali sehari dengan menggunakan kain yang bersih atau kapas yang sudah
dibasahi. Buang kapas setelah menggunakan dan cuci kain dengan air hangat dan
detergent.
·
Jangan memakai lensa kontak sampai mata
dinyatakan sembuh
·
Jangan berbagi barang pribadi seperti
bantal, kain lap, handuk, tetes mata, makeup wajah/mata, peralatan make up,
lensa kontak dan tempat penyimpanannya, atau kacamata.
Jika
Anda adalah orang yang ada disekitar penderita
·
Cuci tangan dengan sabun dan air yang
mengalir atau menggunakan hand sanitizer sebelum dan setelah kontak
dengan orang yang terinfeksi atau barang yang digunakan, contoh setelah
membantu memberikan obat tetes atau setelah membersihkan barang pribadi
penderita
·
Hindari menyentuh mata sebelum tangan.
·
Jangan berbagi barang pribadi yang telah
digunakan oleh penderita
Tips
agar tidak terkena konjungtivitis lagi
·
Buang makeup mata/wajah/brush yang
digunakan selama terinfeksi
·
Buang lensa kontak, wadah, dan cairan
pembersih yang pernah digunakan saat terinfeksi
·
Bersihkan kacamata yang digunakan selama
sakit
Dari
penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa mata merah atau konjungtivitis
tidak menular langsung dari pandangan mata dengan penderita, melainkan dari bersentuhan
langsung. Hal ini pun dikarenakan kebersihan diri yang kurang baik. Biasanya
karena penderita menyentuh matanya sendiri kemudian bersentuhan dengan orang
lain. Akibatnya infeksi bakteri atau virus akan cepat berpindah. FYI, virus dan
bakteri bisa menetap di permukaan dalam beberapa jam sampai hari, sehingga
perlu menerapkan higienitas yang baik.
Referensi:
Azari AA, Arabi A. Conjunctivitis: A Systematic
Review. J Ophthalmic Vis Res. 2020;15(3):372-395. Published 2020
Aug 6. doi:10.18502/jovr.v15i3.7456
National
Center for Immunization and Respiratory Diseases (NCIRD), Division of Viral
Diseases (2021). Centers for Disease Control and Prevention (CDC) available
access at https://www.cdc.gov/conjunctivitis/index.html
Azari
AA, Barney NP. Conjunctivitis: A Systematic Review of Diagnosis and Treatment.
JAMA. 2013;310(16):1721–1730. doi:10.1001/jama.2013.280318
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah mampir. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar.