Sabtu, 25 Juni 2022

Konsumsi MSG Bikin Bodoh?

 

Dewasa ini, banyak orang mengaitkan kebodohan dengan konsumsi MSG atau micin. Mereka bahkan membuat istilah “Generasi Micin” untuk menggambarkan generasi bodoh yang terlalu banyak konsumsi micin.  Penggunaan MSG sebagai bahan tambahan pangan (BTP) memang masih menjadi pro dan kontra. Namun benar kah, MSG atau micin menyebabkan kebodohan?

MSG (monosodium glutamate) atau micin adalah bumbu penyedap yang sudah sejak lama digunakan di dapur-dapur rumah tangga. Molekul ini diidentifikasi beberapa ratus tahun yang lalu sebagai rasa dasar kelima yaitu gurih (umami). MSG meningkatkan intensitas keempat rasa dasar yaitu rasa manis, asam, asin, dan pahit. Asam L-glutamat pada MSG merupakan komponen utama dari sebagian besar makanan yang mengandung asam amino alami seperti daging, ikan, keju cheddar dan sayur (tomat, jamur, kentang, kol, brokoli).  Sekitar 20% berat tubuh kita adalah protein dan glutamat dan paling banyak terdapat di otak dan otot.

Rasa umami pada MSG ini pertama kali dianggap sebagai rasa yang dominan di Asia dan kemudian di budaya Barat. Faktanya MSG memang terasa lebih enak. Konsumsi MSG akan meningkatkan sekresi air liur. Itulah mengapa makanan cenderung dinilai tubuh sebagai makanan yang membuat air liur menetes. Namun, tidak semua jenis makanan bisa ditambah rasa umami ini, seperti pada makanan manis maupun makanan berbumbu tajam (rendang misalnya).

 

Batas Aman Konsumsi MSG

MSG termasuk dalam BTP aditif. Meskipun demikian MSG telah mendapatkan ijin edar di Indonesia melalui Permenkes No. 033 tahun 2012 tentang makanan aditif. Artinya, MSG cukup aman dikonsumsi. Dari segi legislasi, Food Drug Administration (FDA) mengkategorikan MSG sebagai bahan tambahan pangan dengan kategori GRASS (Generally Recognized as Safe) pada tahun 1958 bersama dengan garam, cuka, dan baking powder.  Bisa dikatakan, MSG sama tingkat keamanannya dengan garam, cuka, ataupun baking powder.

Asupan harian yang dapat diterima (Acceptable Daily Intake- ADI) adalah jumlah maksimam BTP dalam mg/kgbb yang dapat dikonsumsi setiap hari selama hidup tanpa menimbulkan efek merugikan pada kesehatan. Komite dunia yang mengurusi masalah makanan aditif (JECFA) menyatakan bahwa ADI pada glutamat, baik dalam bentuk asam ataupun garam (MSG), adalah not specified (artinya, tidak ada batasan khusus dalam konsumsi MSG, kita dapat menggunakan secukupnya).

Meskipun demikian, Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) merekomendasikan konsumsi MSG dalam sehari tidak melebihi 10 mg/kgBB atau 0,1 gram.KgBB. jika berat seseorang 60 kg, maka ia hanya bileh mengonsumsi MSG 6gram atau setara setengah sendok teh dalan sehari.

 

Apakah konsumsi MSG membuat kita bodoh?

Sodium maupun glutamat secara umum tidak membahayakan bagi tubuh, apalagi menyebabkan kebodohan. Berbagai studi membuktikan bahwa konsumsi MSG hingga 3 gram per hari tidak menimbulkan efek samping yang bermakna bagi kesehatan. Selain itu juga tidak terbukti menyebabkan penurunan tingkat intelegensi.

Penelitian membuktikan kerusakan otak akibat MSG memiliki beberapa kelemahan, diantaranya yaitu menggunakan subjek tikus atau primata (selain manusia) dengan dosis tinggi yang tidak mungkin terjadi pada manusia, dan diberikan dengan cara suntikan, bukan dikonsumsi dari makanan.

MSG aman untuk semua tahap siklus hidup. Tidak ada perubahan fungsi sistem saraf atau konsentrasi darah yang ditemukan. Tubuh manusia tidak membedakan antara glutamat alami dalam makanan dengan glutamat tambahan. MSG yang ditambahkan jauh lebih rendah daripada asupan glutamat makanan harian dari sumber alami. Dengan demikian, sulit untuk mengaitkan peran MSG yang dikonsumsi harian dengan kerusasakan otak.

Sejauh ini belum ada penelitian yang membuktikan bahwa MSG berbahaya terhadap otak. Dan berbagai badan kesehatan seluruh dunia sepakat bahwa MSG aman dikonsumsi selama tidak berlebihan.

 

Simpulan

Konsumsi MSG tidak membuat orang menjadi bodoh. Meskipun demikian, MSG juga tidak memberikan manfaat tertentu bagi kesehatan. MSG hanya berfungsi untuk menambah cita rasa makanan, sehingga membantu meningkatkan selera makan.

Referensi:

Zanfirescu A, Ungurianu A, Tsatsakis AM, et al. A review of the alleged health hazards of monosodium glutamate [published correction appears in Compr Rev Food Sci Food Saf. 2020 Jul;19(4):2330]. Compr Rev Food Sci Food Saf. 2019;18(4):1111-1134. doi:10.1111/1541-4337.12448

Balai POM. 2021. Penggunaan MSG dalam makanan. diakses tanggal 25 Juni 2022 dari https://www.pom.go.id/new/view/more/berita/22029/Penggunaan-SG-dalam-Makanan.html

Walker R, Lupien JR. The safety evaluation of monosodium glutamate. J Nutr. 2000 Apr;130(4S Suppl):1049S-52S. doi: 10.1093/jn/130.4.1049S. PMID: 10736380.

Nutrifood Research Center. 2014. Buka Fakta! 101 Mitos Kesehatan. PT Gramedia Pustaka Utama.

 

 

Kamis, 23 Juni 2022

Mitos ke-20 Mengobati Anyang-anyangan dengan mengikat Jempol Kaki dengan Karet

 

Pernah suatu kali di tempat praktek dokter, seorang pasien menanyakan tentang cara mengobati anyang-anyangan secara alami yaitu dengan mengikat jempol kaki dengan karet. Meskipun belum ada bukti ilmiahnya, cara ini populer di tengah masyarakat. Namun, benarkah ada hubungannya mengikat jempol kaki menggunakan karet dengan penyembuhan anyang-anyangan?

Sampai saat ini tidak ada satu pun jurnal penelitian yang menguatkan pendapat mengikat jempol kaki dengan karet untuk menyembuhkan anyang-anyangan. Hal itu hanya mitos belaka yang tidak perlu kita percayai atau kita ikuti. Mengikat jempol kaki dengan karet justru akan menganggu proses aliran darah bahkan bisa mengakibatkan ujung jari mati/ nekrosis.

Lalu bagaimana mengobati anyang-anyangan yang tepat?

Berikut ini adalah beberapa informasi mengenai anyang-anyangan dan kemungkinan penyebabnya serta cara-cara yang dapat digunakan untuk mengatasinya.

 

Anyang-anyangan itu apa?

Anyang-anyangan (disuria) adalah suatu gejala yang ditandai dengan rasa sakit atau ketidaknyamanan ketika buang air kecil. Anyang-anyangan terjadi ketika urin bersentuhan langsung dengan permukaan mukosa uretra yang meradang atau teriritasi. Hal ini menyebabkan kontraksi pada otot detrusor dan peristaltik uretra, ketika kemudian terstimulasi mengakibatkan sensasi rasa nyeri, panas, dan gatal ketika berkemih.

Gejala anyang-anyangan:

·         Sering BAK tetapi volume yang keluar sedikit

·         BAK terasa tidak tuntas

·         Sakit saat BAK

·         Nyeri perut bawah atau di pinggang

·         Kadang disertai demam

·         Urin berwana lebih pekat atau berbau menyengat

Anyang-anyangan bisa terjadi karena adanya infeksi, kondisi kulit, maupun noninfeksi. Anyang-anyangan karena infeksi bisa berupa infeksi saluran kemih (ISK), prostatitis, vaginitis, penyakit menular seksual, vulvovaginitis, cervicitis. Sedangkan anyang-anyangan karena non infeksi bisa karena kondisi kulit (diantaranya dermatitis kontak, psoriasis, lichen scrlerosis, steven-Johnson syndrom), benda asing atau batu di saluran kencing, trauma, pembesaran prostat, penggunaan obat-obatan (resistensi antibiotik) dan tumor. Namun penyebab tersering anyang-anyangan adalah karena ISK.

 

Berkenalan dengan Infeksi Saluran Kemih

Saluran kemih meliputi uretra (saluran kencing), kandung kemih, ureter, dan ginjal.  ISK terjadi karena adanya infeksi bakteri yang masuk ke dalam saluran kemih tersebut. Bakteri akan tumbuh dan berkembang biar dalam jumlah yang bermakna. Saluran kencing wanita lebih pendek dari pria, itulah mengapa wanita lebih sering mengalami ISK dibandingkan pria. Wanita usia produktif paling sering mengalami ISK.

Gejala ISK sangat bervariasi, ada yang tanpa gejala hingga yang bergejala berat sehingga menimbulkan infeksi sistemik. Karena manifestasi klinis yang sangat bervariasi dan sering tidak spesifik, peyakit ini sering tidak terdeteksi hingga menyebabkan gagal ginjal. Untuk diagnosis pasti diperlukan pemeriksaan urin yang didapatkan koloni bakteri dala jumlah tertentu.

Anyang-anyangan yang berlangsung lama bisa dikarenakan adanya komplikasi dari ISK. ISK yang tidak ditangani dengan baik bisa menimbukan masalah pada ginjal yaitu dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal dan dalam jangan panjang bisa mengakibatkan pembentukan jaringan parut pada ginjal, hipertensi, dan penyakit ginjal kronik.

 

Manajemen Terapi pada Anyang-anyangan

Pilihan pengobatan untuk anyang-anyangan tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Untuk itu perlu dicari tahu terlebih dahulu penyebabnya.

 

Pengobatan dan Pencegahan Penyakit ISK

Ada beberapa cara yang digunakan untuk mengobati dan mencegah penyakit ISK, diantaranya:

·         Penggunaan antibiotik untuk mengatasi infeksi. Hal ini didasarkan pada hasil pemeriksaan urin/ kultur urin dan penyebab dari ISK itu sendiri. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk pemilihan antibiotik yang tepat.

·         Perbanyak minum air putih, minimal 2 liter sehari. Tubuh yang terhidrasi mampu meningkatkan kosentrasi urin sehingga mengurangi nyeri.

·         Hindari kebiasaan menahan BAK

·         Biasakan menyeka kemaluan dari depan ke belakang setelah BAK untuk menghindari berpindahnya bakteri dari anus ke saluran kencing

·         Biasakan BAK dan mencuci alat kelamin setelah bersenggama dengan pasangan halalnya.

·         Biasakan untuk menjaga kebersihan alat kelamin, menghindarinya dari lembab dengan cara memakai celana dalam yang menyerap keringat, mengelap alat kelami setelah mandi/BAK dengan handuk atau tisu.

·         Menghindari konsumsi makanan pedas, asam, alkohol dan kafein seperti kopi, teh, karena bisa meningkatkan iritasi pada kantung kemih dan uretra.

·         Hati-hati pada penggunakan bahan-bahan yang dioleskan ke alat kelamin seperti, sabun, jel kontrasepsi karena berpotensi menyebabkan iritasi. Penggunaan sabun untuk kemaluan bisa mematikan flora normal di sekitar kemaluan. Hal ini justru bisa meningkatkan risiko infeksi bakteri.

·         Hindari penggunaan sabun keras atau produk kimia lainnya di dekat alat kelamin yang berpotensi menimbulkan iritasi.

·         Perawatan di rumah untuk sakit saat buang air kecil sering kali termasuk konsumsi obat anti-inflamasi yang dijual bebas, seperti ibuprofen.

Simpulan

Mengikat karet pada kaki jelas tidak ada hubungannya dengan anyang-anyangan. Mengikat kaki justru bisa berpotensi membahayakan. Terapi anyang-anyangan pada dasarnya relatif mudah, asalkan sesuai dengan petunjuk dokter dibarengi dengan kerjasama penderita untuk hasil yang optimal.

 

Referensi:

Tan CW, Chlebicki MP. Urinary tract infections in adults. Singapore Med J. 2016;57(9):485-490. doi:10.11622/smedj.2016153

Mehta P, Leslie SW, Reddivari AKR. Dysuria. [Updated 2022 Mar 8]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK549918/

Ramai soal Jempol Kaki Diikat Karet untuk Obati Anyang-anyangan, Kompas.com. terbit 19 Desember 2021. Diakses 23 Juni 2022 dari https://www.kompas.com/tren/read/2021/12/19/133000565/ramai-soal-jempol-kaki-diikat-karet-untuk-obati-anyang-anyangan-ini-kata?page=all

Pardede SO. Infeksi pada Ginjal dan Saluran Kemih Anak: Manifestasi Klinis dan Tata laksana. Sari Pediatri. May 2018 19(6):364. DOI: 10.14238/sp19.6.2018.364-74

 

Selasa, 21 Juni 2022

Mitos ke-18 Meredakan Perut Kembung dengan Minum Soda

 

Perut kembung adalah suatu kondisi yang sering dikeluhkan kebanyakan orang. Saat kembung perut akan terasa sangat tidak nyaman, mual, terasa penuh, dan nafsu makan menurun. Ada informasi yang beredar bahwa untuk mengatasi perut kembung dengan meminum minuman bersoda. Pasalnya minuman bersoda ini dianggap akan memuat tubuh lebih mudah bersendawa. Padahal, meminum soda justru akan memperparah keluhan yang dirasa, lho? Mari kita bahas mengenai keluhan kembung dan korelasinya dengan pemberian minuman bersoda.

Minuman Bersoda

Soda yang ada pada minuman softdrink mengandung sodium bicarbonat. Tidak hanya memiliki kandungan karbonat, minuman soda dalam soft drink berisikan campuran air, perasa, pemanis. Satu kaleng minuman bersoda mengandung 9 sendok teh gula atau 62,5 gram. Padahal, anjuran dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Peyakit tidak Menular (P2PTM) konsumsi gula per orang per hari adalah 10% dari total energi (200kkal) atau setara dengan 4 sendok makan perhari (50 gram).

 

Kembung itu Penyakit Apa?

Kembung adalah perasaan subyektif pasien karena gas di dalam saluran cerna. Keadaan ini membuat sensasi rasa tidak nyaman karena tertekan atau penut terlalu penuh karena terlalu banyak gas di dalam perutnya. Perut kembung kadang disertai dengan perut yang terlihat buncit. Kembung bisa hilang dalam beberapa saat dan bisa saja berulang.

Kembung bisa terjadi pada siapa saja, di segala usia. Kembung biasanya dikaitkn dengan adanya gangguan pada saluran pencernaan atau adanya suatu penyakit organ pencernaan, namun bisa jadi muncul sendiri tanpa penyebab. Pasien yang mengeluhkan kembung seringkali dihubungkan dengan penyakit Irritable Bowel Disease (IBD) ataupun dispepsia fungsional.

 

Gejala kembung:

·         Perut terasa penuh dan lebih besar dari biasanya

·         Nyeri perut dan tidak nyaman

·         Perut keroncongan

·         Sering kentut dan bersendawa

Penyebab Perut Kembung

Penyebab tersering perut kembung adalah adanya kelebihan gas, bisa karena produksi gas yang berlebih maupun pergerakan gas yang terhambat di saluran cerna. Kelebihan gas juga bisa karena makanan atau minuman yang masuk ke mulut,  Ada beberapa kemungkinan penyebab gas berlebihan ini, diantaranya:

1.      Small Intestinal Bacterial Overgrowth (SIBO)

Pada keadaan normal, makanan yang telah dicerna oleh lambung kemudian disalurkan ke usus halus dalam bentuk karbohidrat, kemudian akan mengalami fementasi oleh bakteri normal di usus. Selain itu juga dari fermentasi ini dihasilkan gas. Kelebihan bakteri (SIBO) menyebabkan produksi gas dari fermentasi bakteri juga meningkat. Hal ini lah yang paling sering menyebabkan gejala IBS.

2.      Akumulasi gas di saluran pencernaan

Pada kondisi berpuasa, saluran cerna yang sehat terdiri hanya sekitar 100 mL gas yang didisribusikan merata pada 6 organ cerna (lambung, usus halus, colon asending, colon transverse, colon desending, dan pelvic colon). Setelah makan, gas meningkat 65% terutama di colon pelvis. Volume gas yang meningkat ini menyebabkan kembung dan perut distensi/membesar.

3.      Perubahan motilitas usus dan gangguan distribusi gas

Motilitas usus yang menurun menyebabkan makanan terlalu lama di usus dan tidak segera didistribusikan. Selain itu gangguan motilitas juga menyebabkan terhambatnya pergerakan gas, sehingga mengakibatkan kembung

4.      Intoleransi makanan dan malabsorbsi karbohidrat

Terlalu banyak serat bisa menyebabkan gejala IBS melalui menurunnya motilitas usus halus. Intoleransi lactosa juga berperan dalam perkembangan gejala IBS. Di usus halus, disakarida akan dipecah menjadi monosakarida sehingga bisa diserap oleh usus. Namun proses ini tidak berjalan dengan baik, disakarida tidak dipecah dan sampai ke colon kemudian dicerna oleh enzim bakteri menjadi rantai pendek asam karbonat dan gas. Molekul ini menginduksi proliferasi bakteri dan menyebabkan berkembanganya populasi bakteri di usus halus bagian distal.

Malabsorbsi karohidrat. Beberapa orang tidak bisa mencerna kerbohidrat atau mengalami intoleransi. Hal ini menyebabkan menumpuknya karbohidrat yang tidak dicerna dan meningkatnya fermentasi oleh bakteri

5.      Konstipasi/ BAB keras

Konstipasi dan BAB yang keras membuat motilitas usus menurun kemudian meningkatkan fermentasi bakteri.

6.      Aspek Psikologis

Meningkatnya indeks distress psikolgis membuat gejala kembung semakin parah. Kembung juga dihubungkan dengan gangguan depresi mayor, gangguan panik, dan sulit tidur.

7.      Gangguan hormon

Beberapa studi menyebutkan gejala kembung berhubungan dengan efek hormonal saat menstruasi dan menopause yang menyebabkan gangguan gerak usus dan persepsi viseral

 

Bagaimana Mengatasi Kembung?

Pengobatan pada kembung dilakukan sesuai dengan penyakit yang mendasarinya, namun ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengobati dan mencegah kembung. Berikut beberapa langkah yang bisa diambil:

·         Mengonsumsi probiotik dapat membantu menyeimbangkan kembali bakteri dalam usus sehingga membantu menyerap makanan dan gas. Menurut studi probiotik efektif untuk mengurangi kembung.

·         Mengatur makanan

Makanan memiliki peran kunci pada gejala IBS. Mengurangi makanan yang mudah terfermentasi dan karbohidrat yang sulit dicerna. Makan makanan yang mengandung banyak serat jika konstipasi. Makan sedikit tapi sering lebih baik daripada makan banyak sekaligus

Hindari makanan-makanan berikut:

§  Oligosakarida; kacang-kacangan, bawang merah, bawang putih, gandum

§  Disakarida: seperti laktosa yang dijumpai pada produk susu

§  Monosakarida: seperti fruktosa pada buah apel, pir dan madu

§  Poliol: ditemukan di sebagian besar buah batu, kembang kol, permen karet, dan permen

§  Tidak mengonsumsi minuman bersoda, alkohol, kafein pada kopi dan teh

§  Tidak banyak makan sebelum tidur

§  Jangan makan makanan yang terlalu banyak diproses, manis, pedas dan makanan berlemak. Makanan berlemak bisa memperlambat proses pencernaan.

·         Mengonsumsi obat maag seperti simetikon. Simetikon bekerja memecah gas dan mengelompokkan gas yang kecil menjadi satu.

·         Mengonsumsi suplemen magnesium. Magnesium memiliki efek pencahar alami, selain itu menetralkan asam lambung dan melemaskan otot usus.

·         Olahraga teratur bisa meningkatkan metabolisme dan menghindari kembung. Olahraga membuat usus tetap bergerak dan mencegah retensi air.

·         Mengunyah dengan menutup mulut untuk mencegah udara ikut tertelan

·         Banyak minum air putih. Air akan mendorong motilitas saluran cerna dan menjaga agar makanan tidak terlalu keras.

Kapan Harus ke Dokter?

Ada beberapa warning sign di mana kita harus segera memeriksakannya ke dokter, yaitu:

§  Kembung disertai diare, konstipasi, penuruna berat badan dan darah bersamaan dengan BAB

§  Sudah mencoba memperbaiki pola makan tapi masih kembung

§  Ada benjolan di perut

§  Tidak bisa melakukan pekerjaan sehari-hari

§  Nyeri yang sangat dan tiba-tiba, nyeri saat disentuk

§  Muntah darah atau muntah seperti kopi

§  BAB darah/ berwarna hitam pekat

§  Tidak bisa BAK, BAB maupun kentut

§  Sesak napas dan nyeri dada

Simpulan:

Kembung disebabkan paling sering karena menumpuknya gas di dalam saluran cerna. Hal ini mengindikasikan adanya gangguan pencernaan. Menyembuhkan kembung dengan soda hanya mitos belaka. Konsumsi soda yang mengandung banyak gas dan kandungan gulanya yang tinggi justru akan membuat keluhan semakin parah alih-alih menyembuhkan.

 

Referensi:

Liwanto G, Santoso AH. Hubungan Asupan Gula Dalam Minuman Bersoda Dengan Obesitas Pada Mahasiswa/I Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara. Jurnal Muara Medika dan Psikologi Klinis Vol. 1, No. 1, Mei 2021 : hlm 1-9. ISSN-L 2797-8230 (Versi Elektronik)

Seo AY, Kim N, Oh DH. Abdominal bloating: pathophysiology and treatment. J Neurogastroenterol Motil. 2013;19(4):433-453. doi:10.5056/jnm.2013.19.4.433

NHS. Bloating. 3 March 2022 diakses pada 21 Juni 2022 di https://www.nhs.uk/conditions/bloating/

WebMD Editorial Contributors, reviewer: Brennan D. Remedies to Relieve a Bloated Stomach. 19 November 2020. Available at https://www.webmd.com/digestive-disorders/remedies-for-bloated-stomach

 

Sabtu, 18 Juni 2022

Mitos ke-16 Mengobati Gondongan dengan Blau

 

Gondongan adalah penyakit yang sering terjadi di masyarakat meskipun kasusnya saat ini jarang karena sudah banyak anak yang divaksin. Orang tua jaman dahulu sering mengoleskan blau atau serbuk biru ke pipi anak yang mengalami gondongan. Meskipun tidak tahu apakah hal tersebut benar-benar bermanfaat atau tidak.

Blau adalah serbuk atau bubuk berwarna biru untuk mencuci dan membersihkan dari noda. Blau juga ada yang sediaan padat. Baik padat maupun serbuk berasal dari bahan yang samau yaitu biang blau, tepung soda (sodium citrate), tepung sagu (aci). Sodium sitrat memiliki efek anti jamur. Meskipun mengandung anti jamur, apakah benar blau bisa digunakan untuk terapi gondongan?

 

Gondongan itu apa sih?

Gondongan secara medis dikenal sebagai mumps/ parotitis, yaitu infeksi yang disebabkan oleh virus (Paramyxovirus) yang mengakibatkan terjadinya inflamasi pada kelenjar parotis (kelenjar air liur). Kelenjar parotis terletak di antara telinga dan rahang. Inlamasi ini mengakibatkan pembengkakan pada kelenjar tersebut. Gondongan sering menyerang anak usia di bawah 12 tahun, orang dewasa yang belum pernah divaksin MMR, orang dengan imuodefisiensi. Itu lah mengapa imunisasi gondongan termasuk dalam imunisasi wajib yang diadakan pemerintah. Faktor risiko terjadinya gondongan adalah karena imunitas yang rendah, riwayat berpergian ke luar negeri, dan belum divaksin MMR.

 

Cara Penularan

Gondongan adalah penyakit virus yang sangat menular. Cara penularan dari virus ini adalah melalui percikan liur (droplet) saat orang terinfeksi bersin, batuk, atau bersentuhan dengan benda yang terkontaminasi.

 

Gejala Gondongan

Gondongan bisa berlangsung selama 1-2 minggu sejak awal mula terinfeksi. Gejala yang muncul pada parotitis antara lain:

·         Gejala yang paling sering muncul adalah pembengkakan kelenjar parotis karena inflamasi. Pembengkakan yang terjadi di antara pipi, telinga dan rahang. Gejala biasanya memuncak pada hari 1-3, kemudian mereda selama beberapa minggu berikutnya. Bengkak bisa di kedua pipi maupun salah satunya/

·         Nyeri saat mengunyah atau menelan

·         Demam berlangsung 3-4 hari

·         Sakit kepala

·         Nyeri otot

·         Lemas, lesu

·         Nafsu makan menurun

 

Cara Mengobati Gondongan

Penyakit yang diakibatkan oleh virus kebanyakan akan sembuh sendiri dalam beberapa hari tanpa diberikan terapi, termasuk gondongan. Diberi blau atau tidak, gejala gondongan akan sembuh dalam 1-2 minggu tergantung daya tahan tubuh anak.

Penggunaan blau dimaksudkan bukan untuk mengobati penyakit gondongan, melainkan untuk membuat anak mengisolasi dirinya, tidak bertemu dengan temannya karena malu. Dengan cara ini penularan dapat dihindari.

Terapi gondongan juga tidak memiliki penanganan khusus. Bahkan sampai saat ini tidak ada obat untuk mengobati virus gondok. Obat yang diberikan hanya bersifat mengurangi gejala yang ada seperti nyeri dan demam.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan saat mengalami gondongan, yaitu:

·         Isolasi mandiri anak yang sakit agar tidak menularkan kepada orang lain selama5 hari dari awal gejala atau sampai gejala menghilang.

·         Memakai masker untuk menekan penyebaran virus lewat droplet.

·         Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer berbasis alkohol minimal 60%

·         Pastikan penderita terhidrasi. Banyak minum air putih dan makanan lunak yang mudah dikunyah. Hindari minuman yang kecut karena aka mengiritasi kelenjar parotis.

·         Banyak beristirahat

·         Memakan makanan yang lunak untuk mengurangi usaha dalam mengunyah.

·         Kompres dingin atau hangat pada bagian yang bengkak untuk mengurangi nyeri.

·         Daya tahan tubuh berperan dalam penyembuhan gondongan. Semakin baik daya tahan tubuh anak, semakin cepat gondongan membaik. Untuk tu perlu asupan makanan yang bergizi, memenuhi kebutuhan cairan dan beristirahat yang cukup.

·         Gondongan bisa dicegah dengan memberikan vaksinasi MMR (Measless-Mumps-Rubella). Meskipun gondongan tetap bisa mengenai orang yang sudah vaksin MMR.

Perwatan difokuskan pada menghilangkan gejala sampai sistem kekebalan tubuh bisa melawan infeksi.

 

Komplikasi Gondongan

Meskipun gondongan jarang menimbulkan komplikasi, namun bisa terjadi meningitis, maupun orchitis (peradangan pada testis pria).

 

Simpulan:

Penggunaan blau untuk mengobati gondongan hanyalah sebuah mitos. Dengan dioleskan blau atau tidak gondongan tetap akan sembuh dengan sendirinya tergantung daya tahan tubuh penderita.

 

Referensi:

Davison P, Morris J. Mumps. [Updated 2022 Jan 19]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534785/

Center for Disease Control and Prevention (CDC). Mumps. Diakses pada 18 Juni 2022. Available at https://www.cdc.gov/mumps/hcp.html

NHS. Overview Mumps, diakses pada 18 Juni 2021, available at https://www.nhs.uk/conditions/mumps/

Kamis, 16 Juni 2022

Mitos ke-14 Mengobati Mata Merah dengan Air Kencing

 

Pernahkah Anda mendengar informasi tentang penggunaan air kencing untuk mengobati penyakit? Di Indonesia, terutama di daerah pedesaan, terapi ini kerap dilakukan untuk mengobati mata merah karena infeksi konjungtiva. Konon katanya, mata yang sakit ketika ditetesi air kencing akan sembuh meskipun membutuhkan waktu lama. Menurut Anda, apakah informasi ini benar atau hanya sekedar mitos?

 

Air kencing sebagai obat tradisional

Meminum, mengoleskan, meneteskan kencing manusia maupun hewan untuk tujuan pengobatan telah dilakukan oleh banyak orang di dunia sejak dahulu. Ini adalah salah satu pengobatan tradisional dan alami yang dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, seperti asma, artritis, alergi, jerawat, kanker, rambut rontok, mata merah, dan lainnya. Selain itu sebagai obat topikal (dioleh/ditetes) urin dianggap berguna untuk mengobati luka, rambut rontok dan mata merah. Bahkan jaman dahulu kabarnya pengobatan seperti ini sangat populer, bukan hanya di Indonesia namun di Afrika, Mesir, India, China, maupun Amerika. Metode pengobatan dengan menggunakan air kencing sering dikenal dengan istilah terapi urin.

Terapi Urin adalah sebutan untuk penggunaan air kencing (urin) untuk pengobatan. Urin/ air seni/ air kencing adalah produk sisa dari tubuh kita yang disaring melalui ginjal. Tidak ada bukti ilmiah yang kuat penggunaan urin untuk terapi kesehatan, baik itu diminum, maupun hanya dioles atau ditetes. Urin yang diproduksi oleh tubuh adalah zat sisa yang memang harus dikeluarkan tubuh karena bisa mengandung racun yang berbahaya bagi tubuh.

Kandungan urin sebagian besarnya adalah air. Paling banyak urea (25g/dL), dan asam urat (1gr/dL), kreatinin (1.5g), elektrolit (10g/dL sebagian besar NaCl), fosfat dan asam organik (3g/dL), hanya sedikit sekali yang mengandung protein (40-80 mg/dL, kebanyakan adalah albumin, dan hanya sejumlah kecil antibodi atau enzim), berbagai jenis hormon (tidak harus aktif), glukosa, dan vitamin yang larut dalam air. Selain itu urin bisa memiliki kandungan yang berbahaya termasuk bakteri, obat-obatan, atau bahan kimia.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Ogunshe (2010) menunjukkan situasi yang berbeda dengan saat ini. Pada penelitian tersebut penggunaan urin mausia atau sapi untuk terapi medis dilakukan karena rendahnya tingkat ekonomi, di mana obat-obatan modern sangat mahal sementara masyarakat sangat miskin. Terapi ini menjadi populer karena tingginya tingkat kemiskinan tersebut.

Ogunshe juga meneliti kandungan mikroba pada urin yaitu dengan mengambil sampel urin dari sapi dan anak sehat usia 5-11 tahun. Hasilnya terdapat 116 bakteri yang terisolasi (jumlah anak=77, sapi= 39). Bakteri tersebut adalah Bacillus (10.4%; 5.1%), Staphylococcus (2.6%; 2.6%), Citrobacter (3.9%; 12.8%), Escherichia coli (36.4%; 23.1%), Klebsiella (7.8%; 12.8%), Proteus (18.2%; 23.1%), Pseudomonas (9.1%; 2.6%), Salmonella (3.9%; 5.1%) dan Shigella (7.8%; 12.8%).

Selain bakteri pathogen ditemukan dalam urin, Ogunshe juga menilai resistensi antibiotik terhadap bakteri tersebut dimana didapatkan hasil resistensi yang tinggi terhadap bakteri gram positif (50,01%) dan gram-negatif.

 

Potensi Bahaya Terapi Urin

1.      Urin adalah produk sisa

Urin itu produk sisa dari tubuh kita. Ginjal yang kita miliki dengan cerdas bisa menyaring zat-zat yang masih berguna oleh tubuh dan yang tidak berguna. Mengonsumsi urin bisa menimbulkan masalah kesehatan yang berat.

2.      Urin tidak steril dan teradapat bakteri di dalamnya

Urin bersifat steril saat diproduksi oleh ginjal, namun ketika ia keluar dari tubuh, biasanya akan terkontaminasi. Sangat jarang urin yang steril sehingga bisa digunakan untuk dioleskan di atas luka atau di konsumsi. Kandungan bakteri dalam urin dan kemungkinan resistensi antibiotik yang sangat berbahaya jika dikonsumsi.

3.      Beracun

Sistem pembuangan urin bekerja secara spesifik untuk mengeluarkan racun dalam tubuh. jika racun tersebut dikonsumsi lagi makan akan berpotensi merusak ginjal.

4.      Konsumsi urin bisa menyebabkan diare, lemas, demam, dan nyeri otot dan gejala ini meningkat sejalan dengan banyaknya urin yang dikonsumsi.

 

Kita sering melihat di film-film survival yang dramatis, tokohnya mengonsumsi air kencingnya sendiri untuk mengatasi dehidrasi. Padahal air yang dikeluarkan lewat kencing maupun keringat mengandung banyak garam. Proses fisiologis tubuh ini akan menjaga kandungan elektrolit dalam tubuh. Jika seseorang langsung mengonsumsi urin yang terjadi adalah tubuhnya semakin dehidrasi karena cairan dalam sel akan keluar lebih banyak.

 

Simpulan:

Air kencing tidak mengandung kebaikan apapun untuk menyembuhkan terutama penyakit mata. Bahkan air seni bisa mengiritasi dan menginfeksi mata. Tidak ada penelitian yang menjelaskan penggunaan urin untuk terapi penyakit apapun. Mata merah adalah penyakit yang bisa sembuh sendiri tanpa terapi apapun. Masih ada banyak cara yang lebih baik dan lebih enak untuk meningkatkan kesehatan seseorang dan menyembukan penyakit.

 

Jadi, di jaman modern yang akses informasi begitu banyak dan mudah, maka mulai lah berpikir berbasis bukti. Tidak bijak jika masih mengikuti terapi tradisional yang tidak jelas manfaatnya bahkan justru menimbulkan banyak kerugian untuk tubuh.

 

Referensi:

Ogunshe AA, Fawole AO, Ajayi VA. Microbial evaluation and public health implications of urine as alternative therapy in clinical pediatric cases: health implication of urine therapy. Pan Afr Med J. 2010;5:12. Published 2010 May 25. doi:10.4314/pamj.v5i1.56188

Loeffler JM. The golden fountain--is urine the miracle drug no one told you about?. Pan Afr Med J. 2010;5:13. Published 2010 May 25.

Beth Israel Lahey Health. Winchester Hospital. accessed 16 Juni 2022. available at https://www.winchesterhospital.org/health-library/article?id=161688

Brennan D. Are There Health Benefits to Drinking Urine? Published 22 Oktober 2020, diakses tanggal 16 Juni 2022 https://www.webmd.com/diet/health-benefits-drinking-urine

Tips Membuat Infografis dengan Canva

Hallo teman-teman… Apa kabarnya nih? Semoga sehat selalu ya… nah, teman-teman di sini adakah yang suka mendesain? Jaman now , desain itu tid...