Sabtu, 26 Maret 2022

Review Film: Miracle in Cell No 7

Film yang dirilis tahun 2013 garapan sutradara Lee Hwan-kyung ini based on true story. Film ini bercerita tentang seorang ayah dengan keterbelakangan mental yang terpaksa harus berpisah dengan putrinya yang berusia 6 tahun lantaran tuduhan penculikan, kekerasan seksual dan pembunuhan.

Ye Sung, si anak berusia 6 tahun ini adalah anak yang sangat cerdas. Kisahnya bermula saat Ye Sung ingin memiliki tas sekolah pertamanya yang bermotif sailormoon, namun ayahnya belum memiliki cukup uang. Sayangnya tas sailormoon yang terpajang di toko telah dibeli oleh anak kmisaris polisi.

Di hari berikutnya, si anak komisaris ini menemui Lee Yong Goo dan mengatakan kalua ada toko yang menjual tas sailormoon juga. Lee Yong Go kemudian mengikuti si anak komisaris menuju toko itu. Nah saat melewati pasar, saat itu suhu udara sangat dingin. Banyak genangan air yang berubah menajdi es. Si anak komisaris tersebut terpeleset dan kepalanya terbentur aspal hingga meninggal. Lee Yong Goo yang pernah mendapatkan pelatihan BLS (Basic lLife Support) kemudian membantu untuk mengembalikan nyawa anak komisaris. Namun naas, ketika Yong Goo sedang menolong, ada orang lain lewat dan melihat Yong Goo melepas celana anak gadis itu, dan menganggapnya melakukan pelecehan seksual.

Yong Goo yang memang cacat mental, dia tidak bisa mengungkapkan pendapatnya, bahkan saat reka adegan polisi memberikan penekanan-penekanan agar seolah memang Yong Goo lah bersalah.

Alhasil Yong Goo kemudian dipenjara di sel no.7. dia banyak melakukan kebaikan saat dipenjara. Dia bahkan pernah menyelamatkan ketua gangster yang tinggal sekamar dengannya, dan juga kepala penjara. Orang-orang bahkan bingung, apa benar orang seperti Yong Goo melakukan kejahatan tersebut. Teman-teman di sel no.7 kemudian membantu Yong Goo bertemu dengan putrinya, Ye Sung. Yaitu dengan menyelundupkan Yee Sung ke sel. Sejak saat itu lah hari-hari mereka di sel berubah. Bahkan kepala penjara di scene berikutnya justru mengijinkan Ye Sung untuk dating ke penjara.

Klimaks dari film ini adalah ketika di persidangan Yong Goo yang terakhir. Ia sudah mempersiapkan jawaban-jawaban yang menyangkal bahwa dia adalah pelakunya, namun di hari H, kepala komisaris datang menemui Yong Goo dan mengancap akan melakukan hal yang sama pada Ye Sung jika Yong Goo tidak menerima hukuman mati.

Yong Goo pun akhirnya mengakui bahwa dia lah pelakunya. Dia kemudian dijatuhi hukuman mati pada tanggal 23 Desember tahun itu. Momen perpisahan Yong Goo dan Ye Sung benar-benar menyedihkan.

Film bertema family yang cukup menguras air mata, menurut saya. Saya sendiri adalah tipikal orang yang tidak suka sad ending. Meskipun film ini berakhir dengan pembersihan nama Lee Yong Goo (dari status pelaku menjadi tidak bersalah) namun si tokoh utama Lee Yong Goo udah kadung dijatuhi hukuman mati. Sedangkan kepala komisaris polisi tidak ditampakkan di persidangan terakhir. Seharusnya ada scene di mana komisaris tersebut dan keluarganya meminta maaf pada Yong Goo dan Ye Sul karena telah menjatuhi hukuman mati pada orang yang tidak bersalah. Hanya karena mencari kambing hitam atas meninggalnya anaknya. Seharusnya mereka juga berterimakasih karena Yong Goo sudah berusaha menyelamatkan putrinya.

Menurut saya kisah seperti ini bisa terjadi di belahan bumi manapun. Orang yang berkuasa seringkali bertindak semena-mena pada yang lemah, apalagi dalam kasus ini adalah apparat polisi, yang mana seharusnya mereka abdi negara yang mengayomi rakyatnya, bukan malah semena-mena pada jabatan yang dimilikinya. Meskipun hanya oknum (saya yakin di dunia ini masih banyak apparat polisi yang jujur dan membela kepentingan Bersama), namun jelas sekali bahwa kadang ego manusia saat kehilangan itu lah yang membuatnya tidak bisa berfikir, tidak bisa menerapkan praduga tidak bersalah, tidak bisa berhusnudzon dan mencoba mencari kebenaran, bukan pembenaran atas egonya.

Menurut saya film ini cukup merepresentasikan bagaimana hal ini sudah dianggap wajar. Privilege, katanya. Ketika kita memiliki kuasa, memiliki channel, maka hal itu lah yang akan meluluskan apapun rencana dan kehendak kita. Sungguh, sangat disayangkan ending film ini kurang panjang. Istilahnya antiklimaks lah. Setelah emosi penonton dibuat meletup karena perpisahan Ye Sung dan Yong Goo, menit berikutnya hanya beberapa penggalan argumen dipersidangan dan kemudian hakim memutuskan Yong Goo tidak bersalah. Udah gitu aja? Trus yang udah bikin tuduhan dan membuat nyawa orang tak bersalah kemana?

Haha… saya sendiri jadi emosional melihat endingnya yang seperti itu. Tapi film ini tetap worth to watch kok. Ratingnya aja tinggi. So, daripada hanya membaca sinopsis, tonton sendiri dan berikan komentar, ya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah mampir. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar.

Tips Membuat Infografis dengan Canva

Hallo teman-teman… Apa kabarnya nih? Semoga sehat selalu ya… nah, teman-teman di sini adakah yang suka mendesain? Jaman now , desain itu tid...