Jumat, 25 Maret 2022

Procrastinating

Menunda pekerjaan atau prokastinasi sering dilakukan oleh banyak orang. Piers Still, Penulis The Procrastination Exponantion, mengatakan jika kamu merasa suka prokrastinasi /menunda-nunda, mungkin kamu termasuk dalam 95% orang di dunia yang mengaku pernah menunda mengerjakan tugas atau pekerjaan mereka.

Bagi ibu rumah tangga, saat bangun tidur di pagi hari pikirannya langsung terbagi-bagi oleh banyaknya perkerjaan yang harus dilakukan di hari itu: menyiapkan sarapan, mencuci baju, menyetrika, dan lainnya. Namun, alih-alih mulai mengerjakannya terkadang mereka justru mengerjakan pekerjaan lain yang kurang esensial, seperti rebahan sembari scrolling media sosial, misalnya. Awalnya mungkin hanya lima menit, kemudian waktu terus bergulir dan tanpa terasa berjam-jam dilewati tanpa produktivitas. Kemudian ibu baru menyadari bahwa cucian piring di rumah ternyata sudah beranak pinak memenuhi tempat cuci piring.

Rasanya hampir setiap orang mungkin pernah menjadi prokrastinator. Prokrastinasi diartikan sebagai kecenderungan menunda pekerjaan penting yang seharusnya diselesaikan dalam jangka waktu tertentu dan menggantinya dengan pekerjaan yang tidak produktif.

Sebuah studi psikologi menyebutkan bahwa prokastinasi berhubungan dengan low self esteem (pikiran, perasaan dan pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri), self control dan self confidence.

Prokrastinator sebenarnya sedang menipu diri sendiri, mereka menganggap bahwa bekerja di bawah tekanan waktu justru lebih optimal, atau beranggapan masih memiliki banyak waktu. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa prokrastinator memiliki stress level lebih rendah dari pada yang bukan prokrastinator, hal ini didasarkan pada lamanya waktu terpapar stress yang dialami prokrastinator lebih sedikit dibanding yang bukan. Namun, kinerja yang dihasilkan cenderung lebih buruk. Prokastinasi kronis dapat berefek buruk pada seseorang.

 Ada berbagai macam penyebab seseorang menunda pekerjaan, diantaranya:

1.      Kurang memprioritaskan pekerjaan karena deadline masih lama.

2.      Merasa tidak memiliki kemampuan atau merasa kesulitan menyelesaikan tugas tersebut atau tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan pekerjaannya karena kurangnya arahan.

3.      Kecenderungan untuk hanya melakukan kegiatan yang menyenangkan saja untuk menghindari perasaan negatif yang timbul.

Bagaimana jika ibu rumah tangga yang sering menunda pekerjaan?

Bisa dibayangkan, bahwa pekerjaan domestik rumah tangga tidak ada habisnya. Rasanya 24 jam waktu yang tersedia mungkin saja masih kurang. Menunda pekerjaan tidaklah menyelesaikan masalah. , hanya menyingkirkan sejenak sampai akhirnya sadar Kembali bahwa pekerjaan justru bertambah banyak.

Lalu, apakah prokrastinasi ini dilakukan oleh orang-orang malas? Tidak selalu

Bagi sebagian orang mereka sadar mereka sedang menunda pekerjaan, namun bagi Sebagian yang lain mungkin tidak. Tidak semua orang yang menunda pekerjaan disebut sebagai prokrastinator, menurut Joseph Ferrari, seorang professor psikologi di DePaul University. Seorang prokrastinator sejati mereka tidak memiliki prioritas. Mereka terlalu lama memikirkan bagimana mengerjakan tugas, sedangkan rasa malas lebih merujuk pada sikap apatis, tidak aktif, dan enggan melakukan tindakan atas pekerjaan dan kewajibannya.

Prokrastinator hanya akan melakukan pekerjaan yang menurut mereka menyenangkan, namun itu hanya kesenangan sementara. Saat ia Kembali, ia baru menyadari bahwa ada banyak tugas yang belum selesai. Kebanyakan berdalih the power of kepepet akan memberikan tambahan energi dalam mengerjakannya.

Dampak menunda pekerjaan:

1.      Pekerjaan akan menumpuk karena tidak dikerjakan sesuai dengan waktu semestinya sehingga memicu stress.

2.      Produktivias berkurang

3.      Pekerjaan lain ikut tertunda

4.      Kehilangan waktu dan kesempatan

5.      Menurunkan rasa percaya diri

Beberapa cara yang bisa ibu lakukan:

1.      Memaafkan diri sendiri karena telah menunda pekerjaan.

2.      Kenali penyebab kita melakukan prokrastinasi

3.      Buat prioritas.

4.      Memiliki komitmen.  

5.      Jauhkan distraksi atau kegiatan yang lebih menarik dan menyenangkan.

6.      Kerjakan dulu, nikmati prosesnya.

7.      Berikan penghargaan untuk diri sendiri.

Nah itu lah beberapa cara mengatasi kebiasaan menunda pekerjaan. Semoga bermanfaat, ya!

 

  1. Ferrari, J. R., Johnson, J. L., & McCown, W. G. (1995). Procrastination and task avoidance: Theory, research, and treatment. New York: Plenum.
  2. Tice, D. M., & Baumeister, R. F. (1997). Longitudinal study of procrastination, performance, stress, and health: The costs and benefits of dawdling. Psychological Science, 8, 454-458.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah mampir. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar.

Tips Membuat Infografis dengan Canva

Hallo teman-teman… Apa kabarnya nih? Semoga sehat selalu ya… nah, teman-teman di sini adakah yang suka mendesain? Jaman now , desain itu tid...