Sebuah opini...
Kenapa saya membaca buku ini?
Buku ini unik dari saat membaca judulnya. Menjadi pemimpin
yang tidak memiliki jabatan. Wow, pasti isinya adalah sesuatu tips dan
trik untuk siapapun yang ingin meningkatkan produktivitas dirinya. A must
read book!
Manfaat yang bisa saya dapat adalah saya bisa mempelajari
hal apa saja yang biasanya para pemimpin independen lakukan. Bagaimana mengefektifkan
waktu yang dimiliki, dan bagaimana mencapai etos kerja yang lebih baik,
sehingga dalam bekerja bisa lebih efisien dan efektif.
Kenapa saya harus mempelajarinya?
karena saya bosan hidup mengalir bagai air seolah tidak
memiliki tujuan yang jelas. Untuk menggapai tujuan sebenarnya sudah banyak ilmu
yang dipelajari, namun dalam pelaksanaannya masih belum bisa maksimal. Harapannya
dengan banyak membaca banyak referensi self development seperti ini, pikiran
akan lebih sering terpapar dan terbiasa melakukan banyak hal positif.
Bagaimana saya menerapkan ilmu yang didapatkan?
1000 langkah selalu dimulai dari langkah pertama. Tidak ada
yang instan. Mengambil faedah dari buku Atomic Habbits James Clear, bahwa kita
hanya perlu memulainya dalam langkah-langkah kecil. Hal yang bisa saya terapkan
dari buku ini adalah dengan memulai apa yang bisa saya mulai dulu. Sedikit demi
sedikit, harapannya akan menjadi sebuah konsistensi yang melahirkan habit yang
baik.
Kapan waktu terdekat memulainya?
Sekarang juga. Masih ada sisa waktu di hari ini. Saya bisa
mulai merancang hal-hal apa saja yang bisa saya kerjakan esok hari, mencicil
apa yang bisa saya lakukan malam ini, dan senantiasa berdoa agar diberikan
kemudahan dalam mengamalkannya.
Tiga hal yang membekas bagi saya setelah membaca buku ini:
1.
Kamu adalah CEO hidupmu. Kamu tidak pelu
sempurna dulu untuk menjadi pemimpin bagi dirimu sendiri. Kamu hanya perlu
memaksimalkan peranmu. Maksudnya begini, jika ada seorang ibu rumah tangga
memiliki mindset sebagai pemimpin, maka ia tidak perlu menunggu dirinya benar-benar
bergelar pemimpin di sebuah perusahan atau sebuah organisasi untuk memulai membuat
bekerja secara maksimal sesuai profesinya. Ia bisa menjadi ibu rumah tangga
profesional sekarang juga jika ia mau. Dr Martin Luther King, Jr. berkata, jika
profesimu hanyalah seorang tukang sapu, maka bekerjalah sebagaimana Shakespare berpuisi.
Artinya dalam menyap kita harus maksimal. Kinclong. Seolah-olah engkau lah tukang
sapu yang terbaik, tersempurna, dan satu-satunya. Sampai orang tanpa sadar
berfikir bahwa dulu di sini hidup seorang tukan sapu terbaik di dunia. Ya,
Kita hanya perlu memaksimalkan usaha atas peran yang kita emban saat ini.
2.
Mendahulukan adab sebelum ilmu, menurut saya hal
ini berlaku dalam setiap keadaan. Bagaimana adab kita kepada orang lain
menentukan akan menjadi sosok pemimpin seperti apa diri Anda. Mendengarkan diatas
berbicara, perhatian, empati, suka menolong, jujur, integritas. Soft skills
seperti itu memiliki peranan penting dalam membentuk kepemimpinan. Saya sendiri
bersyukur bahwa akhlakul karimah ini diajarkan semua di agama saya, Islam. Dan semakin
kokoh lah bahwa jangkar umat muslim dalam berakhlak, yakni pribadi Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wassalam. Beliau sudah mengajarkannya 1400 tahun yang lalu,
yang bahkan Robin Sharma belum lahir dan teori-teori kepemimpinan belum
menjamur di dunia ini. Rasulullah dalam berbagai shirah dan literatur telah
menunjukan sosok pemimpin yang sangat ideal.
3.
Menjadi pemimpin tentu memiliki kebiasaan yang
berbeda dari kebanyakan orang. Konsistensi, konkruensi, integritas, loyal, dsb
menjadi makanan sehari-hari. Betapa sulitnya konsisten membangun
kebiasan-kebiasan baik. Perjuangan ini lah yang harus ditanamkan untuk menjadi
pemimpin.
Nah, itu lah hal-hal yang saya note dalam buku ini. Namun perlu berhati-hati, sayangnya di buku ini pembaca tidak digiring untuk mempersiapkan diri untuk kecewa jika ketika kita sudah maksimal berusaha namun hasil belum begitu nampak. Optimis boleh, namun tetap realistis. Jangan mudah kecewa jika belum berhasil menerapkan tips and trik dari buku ini. Coba lagi dan coba lagi. Orang yang berorientasi pada proses tidak akan mempedulikan akan seperti apa hasilnya. Yang ia tanamkan dalam dirinya adalah saya harus lebih baik dari saya yang kemarin, dan saya yang besok harus lebih baik dari saya hari ini. Selamat membaca :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah mampir. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar.