Senin, 16 Mei 2022

Baca Buku: The Leader Who Had No Tittle

Sebuah opini...

Kenapa saya membaca buku ini?

Buku ini unik dari saat membaca judulnya. Menjadi pemimpin yang tidak memiliki jabatan. Wow, pasti isinya adalah sesuatu tips dan trik untuk siapapun yang ingin meningkatkan produktivitas dirinya. A must read book!

Manfaat yang bisa saya dapat adalah saya bisa mempelajari hal apa saja yang biasanya para pemimpin independen lakukan. Bagaimana mengefektifkan waktu yang dimiliki, dan bagaimana mencapai etos kerja yang lebih baik, sehingga dalam bekerja bisa lebih efisien dan efektif.

Kenapa saya harus mempelajarinya?

karena saya bosan hidup mengalir bagai air seolah tidak memiliki tujuan yang jelas. Untuk menggapai tujuan sebenarnya sudah banyak ilmu yang dipelajari, namun dalam pelaksanaannya masih belum bisa maksimal. Harapannya dengan banyak membaca banyak referensi self development seperti ini, pikiran akan lebih sering terpapar dan terbiasa melakukan banyak hal positif.

Bagaimana saya menerapkan ilmu yang didapatkan?

1000 langkah selalu dimulai dari langkah pertama. Tidak ada yang instan. Mengambil faedah dari buku Atomic Habbits James Clear, bahwa kita hanya perlu memulainya dalam langkah-langkah kecil. Hal yang bisa saya terapkan dari buku ini adalah dengan memulai apa yang bisa saya mulai dulu. Sedikit demi sedikit, harapannya akan menjadi sebuah konsistensi yang melahirkan habit yang baik.

Kapan waktu terdekat memulainya?

Sekarang juga. Masih ada sisa waktu di hari ini. Saya bisa mulai merancang hal-hal apa saja yang bisa saya kerjakan esok hari, mencicil apa yang bisa saya lakukan malam ini, dan senantiasa berdoa agar diberikan kemudahan dalam mengamalkannya.

Tiga hal yang membekas bagi saya setelah membaca buku ini:

1.       Kamu adalah CEO hidupmu. Kamu tidak pelu sempurna dulu untuk menjadi pemimpin bagi dirimu sendiri. Kamu hanya perlu memaksimalkan peranmu. Maksudnya begini, jika ada seorang ibu rumah tangga memiliki mindset sebagai pemimpin, maka ia tidak perlu menunggu dirinya benar-benar bergelar pemimpin di sebuah perusahan atau sebuah organisasi untuk memulai membuat bekerja secara maksimal sesuai profesinya. Ia bisa menjadi ibu rumah tangga profesional sekarang juga jika ia mau. Dr Martin Luther King, Jr. berkata, jika profesimu hanyalah seorang tukang sapu, maka bekerjalah sebagaimana Shakespare berpuisi. Artinya dalam menyap kita harus maksimal. Kinclong. Seolah-olah engkau lah tukang sapu yang terbaik, tersempurna, dan satu-satunya. Sampai orang tanpa sadar berfikir bahwa dulu di sini hidup seorang tukan sapu terbaik di dunia. Ya, Kita hanya perlu memaksimalkan usaha atas peran yang kita emban saat ini.

2.       Mendahulukan adab sebelum ilmu, menurut saya hal ini berlaku dalam setiap keadaan. Bagaimana adab kita kepada orang lain menentukan akan menjadi sosok pemimpin seperti apa diri Anda. Mendengarkan diatas berbicara, perhatian, empati, suka menolong, jujur, integritas. Soft skills seperti itu memiliki peranan penting dalam membentuk kepemimpinan. Saya sendiri bersyukur bahwa akhlakul karimah ini diajarkan semua di agama saya, Islam. Dan semakin kokoh lah bahwa jangkar umat muslim dalam berakhlak, yakni pribadi Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam. Beliau sudah mengajarkannya 1400 tahun yang lalu, yang bahkan Robin Sharma belum lahir dan teori-teori kepemimpinan belum menjamur di dunia ini. Rasulullah dalam berbagai shirah dan literatur telah menunjukan sosok pemimpin yang sangat ideal.

3.       Menjadi pemimpin tentu memiliki kebiasaan yang berbeda dari kebanyakan orang. Konsistensi, konkruensi, integritas, loyal, dsb menjadi makanan sehari-hari. Betapa sulitnya konsisten membangun kebiasan-kebiasan baik. Perjuangan ini lah yang harus ditanamkan untuk menjadi pemimpin.

Nah, itu lah hal-hal yang saya note dalam buku ini. Namun perlu berhati-hati, sayangnya di buku ini pembaca tidak digiring untuk mempersiapkan diri untuk kecewa jika ketika kita sudah maksimal berusaha namun hasil belum begitu nampak. Optimis boleh, namun tetap realistis. Jangan mudah kecewa jika belum berhasil menerapkan tips and trik dari buku ini. Coba lagi dan coba lagi. Orang yang berorientasi pada proses tidak akan mempedulikan akan seperti apa hasilnya. Yang ia tanamkan dalam dirinya adalah saya harus lebih baik dari saya yang kemarin, dan saya yang besok harus lebih baik dari saya hari ini. Selamat membaca :D 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah mampir. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar.

Tips Membuat Infografis dengan Canva

Hallo teman-teman… Apa kabarnya nih? Semoga sehat selalu ya… nah, teman-teman di sini adakah yang suka mendesain? Jaman now , desain itu tid...