Be Kind and not be Kind, Sometimes It Depend On the Communication Skill
Belajar dari seorang teman sejawat di rumah sakit tempat saya bekerja, kita bisa memilih kita akan menjadi orang yang seperti apa? Apakah orang yang baik, atau kah orang yang buruk di mata orang lain.
Bukan kah orang-orang cenderung memilih bersosialisasi dengan orang yang baik? Namun, kenapa terkadang justru perlakuan kita terhadap orang lain dinilai tidak baik? Tidak sadar kah? Bisa jadi.
Prinsip yang seharusnya setiap orang pegang adalah perlakukan orang lain sebagaimana engkau ingin diperlakukan. Terdengar mudah, namun sulit dalam pengaplikasiannya.
Ingat sebuah ayat Alquran yang mengatakan, sesungguh ya kita berbyat baik adalah untuk kita sendiri. Kita berbuat jahat pun akan kembali ke diri kita sendiri.
Namun, Parahnya adalah seringkali kita ini justru merasa diri kita paling benar. orang seperti ini cenderung tidak bisa ihihj
Teman saya ini bercerita tentang pengalamannya menghadiri training berkomunikasi efektif antar teman sejawat. Yang intinya adalah Ketika ada seseorang yang memiliki masalah dan complain kepada kita, mungkin kita bukanlah pelaku yang seharusnya mendapat complain, maka terima saja dulu.
Dengarkan setiap complain yang menjadi uneg-uneg orang tersebut, jangan di potong dan jangan disanggah. Sampaikan terimakasih sudah menceritakan uneg-unegnya dan meminta maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan. Sampaikan bahwa kita akan membantu menyampaikan uneg-uneg tersebut pada yang bertanggung jawab. Terkadang hal itu sesimpel kita mendengarkan. Just hear what the problem is and no comment until it is finished. Bukan kah kita diberikan dua telinga, dan satu mulut?
Dan kemampuan lain yang kita perlukan adalah sebuah empati. Berusahalah berada di posisinya.
Menurut say hal ini relate banget, tidak hanya komunikasi di kalangan medis, namun juga komunikasi yang melibatkan individu lain. Semua orang punya telinga, namun tidak semuanya mampu mendengarkan. Dan tidak semua orang memiliki skill untuk berempati karena empati adalah hal yang harus dilatih terus dan terus.
Don’t ever expect someone too high, because you will just regret sometimes.
Don’t ever expect someone too high, because you will just regret sometimes.
Ya, jangan berekspektasi lebih terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain. Apa pasalnya? Ketika menaruh harap yang tinggi maka seharusnya kita juga bersiap kecewa setinggi harapan kita. Jangan terlalu menyesali maupun menyalahkan diri sendiri . apa mungkin tidak mampu untuk kau raih, just let it flow. It shall too pass, ya kan?
Dan saya rasa, ini akan menjadi PR saya dan PR semua orang. Maka selamat berproses.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah mampir. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar.