Jumat, 22 Juli 2022

Mitos ke-23 Minum Obat terus Membuat Ginjal Rusak?

 

Banyak orang masih ragu untuk minum obat jangka panjang, karena dianggap meminum obat terus menerus justru merusak ginjal. Sebenarnya, informasi tersebut mitos atau bukan, ya? Hal ini kerap ditanyakan terutama pada penderita penyakit kronis seperti diabetes melitus (kencing manis) dan hipertensi (tekanan darah tinggi). Pasalnya, berdasarkan informasi ini banyak penderita diabetes dan hipertensi akhirnya enggan mengonsumsi obat, bahkan ada yang beralih ke pengobatan herbal. Bagaimana kita menyikapi informasi ini?

Beberapa obat memang tidak dianjurkan untuk dikonsumsi jangka panjang. Hal ini berkaitan dengan kemampuan ginjal dalam memfilter darah dan ekskresi dari obat tersebut. Namun, khusus untuk pengobatan pada penyakit diabetes dan hipertensi, menurut beberapa ahli, penggunaan obat untuk diabetes dan hipertensi justru bermanfaat untuk mencegah terjadinya komplikasi yang lebih serius, bahkan ada obat antihipertensi yang memiliki efek proteksi terhadap ginjal.

National Intitute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease menjelaskan bahwa obat golongan ACE inhibitor dan ARB bisa memperlambat hilangnya fungsi ginjal dan menunda terjadinya gagal ginjal. Pada nama generiknya, ACEi adalah obat yang berakhiran -pril, dan ARB adalah obat yang berakhiran -sartan, contoh lisinopril, losartan. Hal ini terjadi karena ginjal memiliki banyak pembuluh darah kecil yang rentan mengalami kerusakan akibat tekanan darah tinggi yang berlangsung lama, sedangkan obat-obat ini justru melindungi ginjal dari komplikasi yang lebih serius oleh sebab penyakit diabetes dan hipertensi.

 

Ada apa dengan ginjal kita?

Ginjal berfugsi untuk menyaring darah yang ada di tubuh kita. Selain itu di ginjal juga memproduksi hormon yang mempertahankan kestabilan tekanan darah dan memproduksi sel darah merah. Ginjal bahkan memproduksi vitamin D yang berfungsi untuk tulang.

Pada penderita darah tinggi kronis terjadi penebalan dinding pembuluh darah arteri dan pembuluh darah kecil di ginjal. Penebalan ini menyebabkan kerusakan organ. Hal tersebut dikarenan adanya sel yang memproduksi renin, yaitu suatu hormon yang mengatuh tekanan darah. Sel renin memicu penumpukan jenis sel lain, sel otot polos, yang menyebabkan pembuluh darah menebal dan kaku. Hasilnya darah tidak bisa mengalir melalui ginjal.

 

Obat apa saja yang merusak ginjal?

Selain obat hipertensi dan diabetes, ada beberapa obat yang memang tidak boleh dikonsumsi dalam waktu lama. Obat tersebut adalah:

Antibiotik

Beberapa obat antibiotik bisa membuat kristal yang tidak hancur dan bisa menghambat laju urin. Bahan pada antibiotik juga bisa merusak sel ginjal ketika proses penyaringan. Hal ini karena obat antibiotik akan dikeluarkan melalui ginjal, sehingga mengonsumsinya akan membuat ginjal bekerja lebih berat. Selain itu beberapa orang juga memiliki reaksi alergi terhadap antibiotik yang bisa berefek pada ginjal. Semua ini terjadi jika menggunakan antibiotik dalam jangka panjang atau dosis yang digunakan sangat tinggi. Pengobatan jangka panjang juga memicu resistensi antibotik. Maka, penting untuk mengikuti saran dari dokter.

Diuretik

Obat jenis ini biasa digunakan untuk mengeluarkan cairan di dalam tubuh, pengobatan untuk tekanan darah tinggi, dan pembengkakan. Ketika tubuh kelebihan cairan, obat jenis ini akan membantu mengeluarkan cairan tersebut. Namun, terkadang penggunaannya akan membuat seseorang menjadi dehidrasi, yang justru akan bahaya bagi ginjal. Jadi bahayanya karena dehidrasinya.

Non-Steroidal Anti Inflamatory Drugs (NSAIDs)

Obat jenis ini adalah obat anti nyeri yang beredar di masyarakat. yang termasuk obat jenis ini adalah aspirin, ibuprofen, dan acetaminophen yang bermanfaat sebagai pereda nyeri, demam dan peradangan. Beberapa obat NSAID bisa ditemukan di apotik tanpa resep dokter. Namun, apakah obat ini dikonsumsi secara pribadi maupun diresepkan oleh dokter, ada baiknya tidak dikonsumsi terus menerus dalam waktu yang lama. Jangan digunakan lebih dari 10 hari atau 3 hari untuk demam. Jika anda memiliki nyeri atau demam yang lebih dari 3 hari, konsultasikan dengan dokter anda. Jika antinyeri digunakan sesuai dosis dan indikasi, dan dalam waktu yang singkat, tidak meningkatkan risiko terjadinya gangguan ginjal pada orang normal.

 

Obat anti nyeri disebut juga analgesik, fungsinya mengurangi nyeri, menunrunkan demam dan bahkan inflamasi. Obat ini cukup efektif dan relatif aman. Namun perlu diperhatikan bahwa tidak ada obat yang benar-benar tanpa risiko. Penggunaannya harus hati-hati dengan mempertimbangkan manfaat dan efek sampingnya. Ketika digunakan tidak semestinya, obat anti nyeri ini justru bisa menyebabkan masalah di tubuh, termasuk ginjal.

Berdasarkan National Kidney Foundation, sebanyak 3-5% kasus gagal ginjal tiap tahun disebabkan oleh penggunaan anti nyeri. Meskipun ginjal masih bagus, penggunaan dengan dosis tinggi bisa menyebabkan masalah pada jaringan dan struktur ginjal. Obat ini juga menurunkan aliran darah ke ginjal. Pada manula, reaksi kerusakan ginjal lebih kuat meskipun mengonsumsi dosis yang kecil.

Proton pump inhibitor (PPI)

Golongan obat yang sering diresepkan untuk mengatasi gejala GERD dan dispepsia seperti omeprazole. Fungsi dari obat ini adalah menurunkan produksi asam di perut, namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi dalam waktu lama bisa meningkatkan masalah ginjal yang serius dan bisa berakibat gagal ginjal.

Laxative atau obat pencahar

Obat pencahar biasanya digunakan untuk membersihkan usus sebelum melakukan tindakan diagnostik seperti kolonoskopi. Menurut National Kidney Foundation, Oral Sodium Phosphate (OSP), yaitu bahan yang digunakan untuk pencahar, bahan ini dapat menyebabkan kristal di ginjal, menyebabkan tubuh kehilangan cairan lebih cepat dan memicu dehidrasi.

 

Faktor yang bisa membahayakan

Ketika sakit karena misal flu atau diare atau masalah konsumsi cairan yang cukup, tekanan darah di tubuh bisa menurun, yang memengaruhi tekanan di ginjal juga menurun. Pada banyak kasus, ginjal yang sehat bisa melindungi dirinya. Namun, ketika anda tetap mengonsumsi obat hipertensi ketika anda dehidrasi atau memiliki tekanan darah yang sangat rendah, ginjal akan sulit melindungi dirinya. Tekanan di ginjal mungkin akan turun dan sangat pelan yang mengakibatkan filtrasi menjadi tidak normal.

Pada konsumsi NSAID juga, ketika dehidrasi NSAID akan membuat ginjal tidak bisa melindungi diri, akibatnya terjadi kerusakan ginjal.

 

Penggunaan aspirin setiap hari apakah berbahaya?

Tidak. Tidak ada bukti risiko penggunaan aspirin secara reguler dalam dosis kecil yang direkomendasikan untuk seragan jantung. Penggunaan aspirin dalam jumlah kecil relatif aman bahkan pada fungsi ginjal yang sudah menurun.

 

Apa yang bisa dilakukan untuk menghindari risiko kerusakan ginjal?

-          Kontrol kondisi kesehatan yang menyebabkan kerusakan ginjal seperti hipertensi,  diabetes, dan penyakit jantung. Usahakan diabetes dan hipertensi terkontrol (berada di angka normal), meminum obat yang diresepkan secara teratur, atur kolesterol dalam darah untuk mencegah serangan jantung dan stroke.

-          Makan-makanan yang bergizi seimbang yang menyehatkan jantung dan tubuh, seperti: sayur, buah, makanan low fat atau bebas lemak, kurangi gula dan garam.

-          Rutinkan olahraga. Setidaknya melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit. Ingat ya, olahraga tidak sama dengan aktivitas fisik.

-          Kontrol berat badan, usahakan sesuai indeks massa tubuh (IMT).

-          Tidur cukup. Targetnya adalah 7-8 jam tiap malam.

-          Berhenti merokok

-          Tidak meminum alkohol

-          Kurangi stress. Pelajari bagaimana mengelola stres. Aktivitas fisik bisa membatu mengurangi stress.

-          Jika obat yang dikonsumsi beli sendiri tanpa resep dokter: gunakan persis seperti di label, dengan dosis terendah, dan dalam waktu yang singkat.

 

Simpulan

Tidak semua konsumsi obat jangka panjang membahayakan ginjal. Pada penderita penyakit kronis, pengobatan dalam jangka waktu lama bertujuan untuk mengontrol kondisi tubuh dan mencegah komplikasi yang lebih parah. Sehingga masih relatif aman. Selain obat diabetes, hipertensi dan obat jantung, penggunaan dalam jangka waktu lama sebaiknya dihindari. 

 

Referensi:

University of Virginia Health System. "Long-term use of blood pressure drugs may cause kidney damage, study suggests." ScienceDaily. ScienceDaily, 12 January 2022. <www.sciencedaily.com/releases/2022/01/220112094027.htm>.

Bonvissuto D, Khatri M. What Meds Might Hurt My Kidneys? WebMD. 27 Januari 2022. Diakses 27 Juni 2022 dari https://www.webmd.com/a-to-z-guides/medicine-hurt-kidneys

National Kidney Foundation. 2014. Watch Out for Your Kidneys When You Use Medicines for Pain. Diakses 27 Juni 2022 dari https://www.kidney.org/news/kidneyCare/winter10/MedicinesForPain

National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease. Keeping Kidneys Safe: Smart Choice about MEdicines. Diakses tanggal 27 Juni 2022 dari https://www.niddk.nih.gov/health-information/kidney-disease/keeping-kidneys-safe

______. Preventing Chronic Kidney Disease. Diakses tanggal 27 Juni 2022 dari https://www.niddk.nih.gov/health-information/kidney-disease/keeping-kidneys-safe

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah mampir. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar.

Tips Membuat Infografis dengan Canva

Hallo teman-teman… Apa kabarnya nih? Semoga sehat selalu ya… nah, teman-teman di sini adakah yang suka mendesain? Jaman now , desain itu tid...