Menjadi
penderita diabetes melitus (diabetesi), atau sering dikenal dengan penyakit
kencing manis, membuat seseorang tidak bisa lagi leluasa mengonsumsi beberapa
jenis makanan. Tidak jarang orang justru menghindari makan sama sekali. Banyak
mitos yang beredar di masyarakat mengenai manajemen pola dan jenis makanan pada
penyakit ini, salah satunya adalah dengan mengganti produk nasi dengan kentang
rebus.
Kepercayaan
ini muncul karena kentang dianggap memiliki indeks glikemik (IG) yang rendah. IG
menunjukkan kemampuan suatu makanan yang mengandung karbohidrat dalam
meningkatkan kadar gula dalam darah. Konsep IG ini digunakan untuk
mengelompokkan makanan berdasarkan kemampuannya dalam meningkatkan kadar gula darah.
IG dirancang untuk pengidap diabetes melitus sebagai panduan untuk memilih
makanan yang tepat agar kadar gula darahnya tetap terkendali. Makanan dengan
nilai IG yang rendah menghasilkan respon gula darah yang rendah setelah
dikonsumsi, begitu pula sebaliknya.
Penjelasan
Ilmiah
Mengapa
perlu menilai glikemik indeks?
Makanan
yang cepat menaikkan kadar gula akan membuat pankreas bekerja keras dalam menghasilkan
insulin. Perencanaan makan bagi seorang diabetesi merupakan hal yang mutlak
dilakukan. Salah satunya memilih makanan dengan indeks glikemik rendah, yakni
kurang dari 55. Memang tak semua orang bisa mudah mempraktikkan pola makan
dengan IG rendah. Adapun klasifikasi pangan menurut
indeks glikemik adalah: IG rendah adalah ≤55, IG sedang 56-70, IG tinggi ≥71.
Selain itu, proses pemasakan atau pemanasan akan menyebabkan kenaikan
IG. Hal ini terjadi karena saat pemanasan terjadi proses pecahnya granula pati sehingga
terbentuklah molekul pati. Enzim pencernaan di usus akan lebih mudah mencerna
molekul pati ini karena mendapatkan tempat bekerja yang lebih luas. Hal inilah
yang menyebabkan proses pemasakan atau pemanasan dapat
menyebabkan terjadinya kenaikan IG pangan.
Index
Glikemik pada Nasi dan Kentang
Ternyata
nasi putih dan kentang sama-sama tergolong dalam sumber karbohidrat dengan IG
tingi, artinya baik nasi putih atau pun kentang rebus dapat menigkatkan gula
darah secara cepat, sehingga kurang cocok dikonsumsi berlebih oleh diabetesi.
Pilihan yang lebih sehat adalah nasi merah dan gandum utuh, karena nilai GI nya
cukup rendah. Selain itu tambahkan asupan serat pangan yang bisa anda dapatkan
dari sayur dan buah-buahan.
Mengutip
dari website Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM)
kementrian kesehatan menyebutkan bahwa ada beberapa cara dalam mengatur diet
rendah IG pada dieabetesi, yaitu:
1. Memilih
pangan (karbohidrat) yang tidak menaikkan kadar gula darah secara drastis. Diet
rendah karbohidrat terbukti dapat menjaga stabilitas gula darah, HbA1c, profil
lipid, dan pengurangan kebutuhan obat diabetes. Batasi penggunaan karbohidrat
kompleks seperti: Nasi, lontong, roti, ketan, jagung, kentang, dll. Dikurangi
jumlahnya dari kebiasaan sehari-hari. Hindari penggunaan sumber karbohidrat
sederhana/ mudah diserap seperti gula pasir, gula jawa, sirup, selai, manisan,
buah-buahan, susu kental manis, minuman botol ringan, dodol, es krim, kue-kue
manis, bolu, abon, dendeng, dan sarden
2. Makan
dengan potongan besar. Makanan dengan potongan besar membutuhkan waktu lebih
lama untuk dilumatkan dan diserap tubuh. Makanan ini bergerak perlahan menuju
pencernaan. Jadi, semakin utuh makanan dan sedikitnya makanan diolah, semakin
rendah indeks glikemiknya. Pada praktiknya, pilih makanan yang utuh daripada
makanan yang sudah dihaluskan. Sebagai contoh, alih-alih minum jus buah, lebih
baik makan buah utuh.
3. Makanan
kaya serat. Makanan kaya serat seperti kacang-kacangan, buah kering, sereal
kaya serat, pasta, dan roti memiliki indeks glikemik rendah. Konsumsi serat
dapat mengurangi laju masuknya nutrisi dari usus. Jadi, tambahkan porsi dari
jenis makanan ini dalam pola makan harian. Konsumsi serat yang disarankan 20-35
gram per hari.
4. Konsumsi
protein. Protein berfungsi sebagai cadangan energi sekaligus memperlambat
proses pencernaan. Hindarin protein yang mengandung saturated fatty acid
(SAFA) seperti daging sapi, daging kambing, dan produk hewani olahan.
5. Pilih
lemak sehat. Seperti protein, lemak sehat juga memperlambat proses pencernaan.
Kandungan lemak sehat bisa menurunkan kadar glikemik pada makanan, selain itu
juga bisa membuat cepat kenyang. Pilih lemak sehat seperti yang terdapat dalam
minyak sayur atau kacang-kacangan. Hindari konsumsi makanan yang mengandung
lemak jenuh dan lemak trans seperti daging berlemak dan susu fullcream.
Diet
rendah IG terbukti mengontrol glikemik pada diabetesi dan mengurangi serum
lipid pada penderita hiperlipidemia (kolesterol dalam darah tinggi). Selain
itu, diet rendah IG dapat meningkatkan kolesterol HDL (yaitu kolesterol baik)
dan menurunkan risiko terkena diabetes dan penyakit kardiovaskular, menurunkan
risiko terjadinya kanker usus besar dan payudara. Hal ini menunjukkan jenis
makanan yang mengandung IG rendah berperan penting dalam pengobatan dan
pencegahan peyakit kronis.
Simpulan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah mampir. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar.