Senin, 25 Juli 2022

Mitos ke-27 Mengganti Nasi Putih dengan Kentang Rebus pada Penderita Diabetes

 

Menjadi penderita diabetes melitus (diabetesi), atau sering dikenal dengan penyakit kencing manis, membuat seseorang tidak bisa lagi leluasa mengonsumsi beberapa jenis makanan. Tidak jarang orang justru menghindari makan sama sekali. Banyak mitos yang beredar di masyarakat mengenai manajemen pola dan jenis makanan pada penyakit ini, salah satunya adalah dengan mengganti produk nasi dengan kentang rebus.

Kepercayaan ini muncul karena kentang dianggap memiliki indeks glikemik (IG) yang rendah. IG menunjukkan kemampuan suatu makanan yang mengandung karbohidrat dalam meningkatkan kadar gula dalam darah. Konsep IG ini digunakan untuk mengelompokkan makanan berdasarkan kemampuannya dalam meningkatkan kadar gula darah.​​ IG dirancang untuk pengidap diabetes melitus sebagai panduan untuk memilih makanan yang tepat agar kadar gula darahnya tetap terkendali. Makanan dengan nilai IG yang rendah menghasilkan respon gula darah yang rendah setelah dikonsumsi, begitu pula sebaliknya.

 

Penjelasan Ilmiah

Mengapa perlu menilai glikemik indeks?

Makanan yang cepat menaikkan kadar gula akan membuat pankreas bekerja keras dalam menghasilkan insulin. Perencanaan makan bagi seorang diabetesi merupakan hal yang mutlak dilakukan. Salah satunya memilih makanan dengan indeks glikemik rendah, yakni kurang dari 55. Memang tak semua orang bisa mudah mempraktikkan pola makan dengan IG rendah. Adapun klasifikasi pangan menurut indeks glikemik adalah: IG rendah adalah ≤55, IG sedang 56-70, IG tinggi ≥71.

Selain itu, proses pemasakan atau pemanasan akan menyebabkan kenaikan IG. Hal ini terjadi karena saat pemanasan terjadi proses pecahnya granula pati sehingga terbentuklah molekul pati. Enzim pencernaan di usus akan lebih mudah mencerna molekul pati ini karena mendapatkan tempat bekerja yang lebih luas. Hal inilah yang menyebabkan proses pemasakan atau pemanasan dapat menyebabkan terjadinya kenaikan IG pangan.

 

Index Glikemik pada Nasi dan Kentang

Ternyata nasi putih dan kentang sama-sama tergolong dalam sumber karbohidrat dengan IG tingi, artinya baik nasi putih atau pun kentang rebus dapat menigkatkan gula darah secara cepat, sehingga kurang cocok dikonsumsi berlebih oleh diabetesi. Pilihan yang lebih sehat adalah nasi merah dan gandum utuh, karena nilai GI nya cukup rendah. Selain itu tambahkan asupan serat pangan yang bisa anda dapatkan dari sayur dan buah-buahan.

Mengutip dari website Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) kementrian kesehatan menyebutkan bahwa ada beberapa cara dalam mengatur diet rendah IG pada dieabetesi, yaitu:

1.      Memilih pangan (karbohidrat) yang tidak menaikkan kadar gula darah secara drastis. Diet rendah karbohidrat terbukti dapat menjaga stabilitas gula darah, HbA1c, profil lipid, dan pengurangan kebutuhan obat diabetes. Batasi penggunaan karbohidrat kompleks seperti: Nasi, lontong, roti, ketan, jagung, kentang, dll. Dikurangi jumlahnya dari kebiasaan sehari-hari. Hindari penggunaan sumber karbohidrat sederhana/ mudah diserap seperti gula pasir, gula jawa, sirup, selai, manisan, buah-buahan, susu kental manis, minuman botol ringan, dodol, es krim, kue-kue manis, bolu, abon, dendeng, dan sarden

2.      Makan dengan potongan besar. Makanan dengan potongan besar membutuhkan waktu lebih lama untuk dilumatkan dan diserap tubuh. Makanan ini bergerak perlahan menuju pencernaan. Jadi, semakin utuh makanan dan sedikitnya makanan diolah, semakin rendah indeks glikemiknya. Pada praktiknya, pilih makanan yang utuh daripada makanan yang sudah dihaluskan. Sebagai contoh, alih-alih minum jus buah, lebih baik makan buah utuh.

3.      Makanan kaya serat. Makanan kaya serat seperti kacang-kacangan, buah kering, sereal kaya serat, pasta, dan roti memiliki indeks glikemik rendah. Konsumsi serat dapat mengurangi laju masuknya nutrisi dari usus. Jadi, tambahkan porsi dari jenis makanan ini dalam pola makan harian. Konsumsi serat yang disarankan 20-35 gram per hari.

4.      Konsumsi protein. Protein berfungsi sebagai cadangan energi sekaligus memperlambat proses pencernaan. Hindarin protein yang mengandung saturated fatty acid (SAFA) seperti daging sapi, daging kambing, dan produk hewani olahan.

5.      Pilih lemak sehat. Seperti protein, lemak sehat juga memperlambat proses pencernaan. Kandungan lemak sehat bisa menurunkan kadar glikemik pada makanan, selain itu juga bisa membuat cepat kenyang. Pilih lemak sehat seperti yang terdapat dalam minyak sayur atau kacang-kacangan. Hindari konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh dan lemak trans seperti daging berlemak dan susu fullcream.

Diet rendah IG terbukti mengontrol glikemik pada diabetesi dan mengurangi serum lipid pada penderita hiperlipidemia (kolesterol dalam darah tinggi). Selain itu, diet rendah IG dapat meningkatkan kolesterol HDL (yaitu kolesterol baik) dan menurunkan risiko terkena diabetes dan penyakit kardiovaskular, menurunkan risiko terjadinya kanker usus besar dan payudara. Hal ini menunjukkan jenis makanan yang mengandung IG rendah berperan penting dalam pengobatan dan pencegahan peyakit kronis.

 

Simpulan

Konsumsi kentang rebus untuk mengganti nasi pada diabetesi kurang tepat. Tabel glikemik indeks pada makanan dapat Anda akses dengan mudah di internet. Pelajari jenis karbohidrat apa saja yang aman dan sebaiknya dikonsumsi bagi diabetesi. Jika Anda adalah seorang diabetesi, konfirmasi dan konsultasikan dengan dokter Anda jenis makanan apa saja yang Anda makan untuk manajemen terapi yang lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah mampir. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar.

Tips Membuat Infografis dengan Canva

Hallo teman-teman… Apa kabarnya nih? Semoga sehat selalu ya… nah, teman-teman di sini adakah yang suka mendesain? Jaman now , desain itu tid...