Why people say that writing is healing? Ternyata ada penelitiannya loh.
Di buku “The Whole Brain Child” karya dr Daniel Siegel dan
Tina Poyne Bryson, PhD, di sebutkan bahwa dengan menulis dapat mengintegrasikan
otak manusia. Dari berbagai lobus di otak manusia, menulisa dapat menghubugkan
otak depan dan otak belakang, juga mengintegrasikan otak kanan dan otak kiri. Menulis
bahkan bisa membuat hippocampus mampu memadukan memori implisit dan memori eksplisit.
Memori implisit dapat bersifat positif dan menyenangkan, namun
kadang ia juga dikaitkan dengan memori yang tidak menyenangkan dan pengalaman
negatif. Sayangnya, pengalaman tidak menyenangkan ini kadang terpatri dalam
ingatan, dan seseokali muncul sebagai respon yang irasional. Sebagai contoh
seseorang yang bereaksi berlebihan saat melihat anjing. Bisa jadi ia memiliki
pengalaman yang tidak menyenangkan sebelumnya dengan seekor anjing.
Memori implisit dapat diartikan sebagai kenangan yang tanpa
sadar di masa lalu, sedangkan memori eksplisit adalah kenangan sadar akan pengalaman
masa lalu. Contohnya, ketika seorang ibu yang sudah terbiasa mengenakkan popok,
ia akan sangat mudah melakukannya, tanpa perlu belajar step-stepnya. Seperti sudah
menjadi rutinitas dan kebiasaan. Ini lah yang disebut memori implisit. Sedangkan
kenangan saat pertama kali mengenakan popok, adalah memori eksplisit.
Untuk itulah kita perlu mengintegrasikan ingatan dan pengalaman
apa yang terjadi di dalam diri kita membawanya keluar sehingga kita memahami
diri kita secara keseluruhan dan mampu mengatasinya. Itulah tugasnya
hippocampus.
Kabar baiknya, pengintegrasian ini bisa dilatih. Salah satunya
adalah dengan merecall kejadian yang kurang mengenakkan yang telah berlalu, atau
dengan menuliskannya. Sehingga seseorang dapat menunjukkan gambaran peristiwa
tersebut secara utuh.
Mengapa orang ketika bercerita hal yang menyenangkan dia
bisa lancer menceritakannya dan akan selalu mengingatnya? Dan mengapa ketika
menceritakan hal yang tidak menyenangkan mungkin dia akan menolak untuk
mengingatnya? Rasa senang yang ia rasakan sehingga menceritakannya dengan lancer
terjadi karena hippocampus berhasil memetakan dan menghubungkan kenangan-kenangan
sebelumnya, sedangkan pada pengalaman yang kurang menyenangkan orang jarang
memicarakannya, sehingga memori yang terbentuk tidak utuh, itu lah mengapa
seseorang bisa bertindak hal-hal yang diluar keinginannya.
Dengan menulis kita akan mengekspresikan perasaan kita. Membuatnya
mengingat kejadian-kejadian detail di hidupnya, dan ternyata hal ini lah yang
membuat hippocampus bekerja. Maka tak heran, setelah menuliskannya seseorang kadang
menjadi lebih paham, seseorang menjadi lebih tenang hatinya. Karena tanpa sadar
di pikirannya telah terkonsep, telah tersusun puzzle yang berserakan.
Maka, yuk mulai menulis!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah mampir. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar.