I don’t have much time, people said.
But, really?
Dalam seminggu kita memiliki 168 jam (24 jam x 7 hari). Namun
mengapa orang cenderung mengatakan tidak memiliki waktu? I’m too busy,
katanya.
Ada sebuah content dari TED Talk yang dibawakan oleh Laura
Vanderkam, an author and time management expert, dia mengatakan bahwa
dalam bahwa waktu itu adalah suatu hal
yang elastis. Bukan waktu yang mengontrol kita namun kita lah yang seharusnya mengontrol
waktu. Laura mulai mengetahui prinsip itu saat suatu ketika pemanas air di
rumahnya rusak. Ia harus memanggil tukang, dan ia sangat terkejut, ia mampu
menyisikan waktunya untuk fix masalah probles air tersebut selama 7 jam.
Itu adalah waktu yang sangat banyak, yang ia sendiri bahkan sering menganggap have
no time, karena sudah terlalu sibuk dengan kegiatannya. Namun nanyanya dia
bisa meluangkan waktu tersebut. Karena apa? It’s just because she consider
that water prolem is so important. So she just set the priority to it!
Kemudian tentang seorang prokastinator. Mengapa orang sering
sekali menunda pekerjaannya. Seseorang diberi deadline 1 tahun, it means dalam
1 tahun itu dia bisa menyicil mengerjakannya. Orang yang diberi deadline 1 bulan,
maka orang tersebut pun seharusnya mengerjakannya dalam 1 bulan. Kemudian orang
yang diberi waktu 1 minggu, seharusnya dia mulai mencicil pekerjaannya sehingga
hasilnya lebih optimal. Namun yang terjadi apa? Deadine 1 tahun mungkin baru
akan dikerjakan 1 bulan sebelumnya. Di beri waktu tenang untuk ujian selama 1
minggu, mungkin dia baru akan mulai belajar 2-3 hari sebelum hari ujian. Dan seterusnya.
Konon, menunda pekerjaan dan mengerjakannya di akhir waktu
ini katanya bisa meningkatkan adrenalin dan menajamkan focus kita. Dalam 2-3
hari sebelum deadline kita akan menyingkirkan hal-hal yang membuat kita
terdistraksi: nonton TV, scrolling IG, leyeh-leyeh dan sebagainya. Bukan kah
kenikmatan yang kita rasakan saat menunda perkejaan itu hanyalah kenikmatan
semu saja?
Ada sebuah metode yang menurut orang cukup efektif.
1.
Terapkan Parkinson’s law. Jadi metode ini kita
menset deadline kita 50% lebih cepat dari waktu seharusnya. Akibatnya apa, kita
bisa lebih memfokuskan pikiran kita. Sebenarnya tidak mesti 50%, karena setiap
orang tentu memiliki kemampuan yang berbeda, butuh trial and error. Namun jangan
juga membuat banyak excuse buat diri kita.
2.
Set your priority. Sebagaimana yang diceritakan
Laura tentang pemanas airnya yang rusak dan ia bisa meluangkan waktunya 7 jam
untuk memperbaikiny, ternyata kita hanya perlu menganggap bahwa task kit aitu adalah
hal yang prioritas. Jadikan ia first task yang harus segera diselesaikan sebelum
menyelesaikan task yang lain.
3.
Selain dua hal tadi, menurut saya, kita membutuhkan
komitmen yang kuat. Tanpa komitmen, metode, cara dan solusi hanya akan menjadi
angin lalu.
Maka teruslah berproses meskipun Anda hanya berbuat 1% lebih
baik dari sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah mampir. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar.