Selasa, 25 Januari 2022

Kebahagiaan itu Bernama Kesempatan

 

Apa hal yang membuatmu Bahagia?

Apakah saat kamu dinyatakan diterima di suatu perguruan tinggi? Atau saat kamu dinyatakan lulus? Atau saat kamu akhirnya menemukan tambatan hatimu dan menikah?

Apapun itu sejatinya definisi bahagia tentu bisa jadi berbeda pada tiap individu.

Bahagia itu sederhana, katanya. Tapi bukankah memang demikian?

Salah satu definisi bahagia saya adalah saat saya menemukan kembali passion saya yang bertemu dengan sebuah kesempatan. Saya ingat dulu bagaimana senangnya saya bisa bergabung dengan Komunitas Ibu Professional, atau saat saya bergabung dalam komunitas Solo Mengajar. Atau saat saya menemukan lingkungan yang sevisi dan sesuai dengan value saya. Ternyata hal-hal seperti itu juga mampu menghidupkan euphoria dalam diri. Dan kali ini saya diberi kesempatan bergabung di sebuah komunitas belajar lagi. Alhamdulillahilladzi bini’matihi tathimusshaalihat.

Terkadang kita terlalu stuck dengan rutinitas harian kita. Berkeluarga, bekerja, belajar seolah menjadi rutinitas yang tampak monoton pada beberapa orang. Mengapa bisa demikian? Sejatinya seseorang itu di mana pun ia berada, ia akan bertemu dengan zona nyamannya. Dia sesekali akan keluar dari zona itu dan kemudian dia akan menemukan zona nyamannya yang lain. Hal itu lah yang membuatnya merasa rutinitasnya menjadi terasa monoton. Mungkin ia hanya membutuhkan sedikit sentilan “tantangan” baru.

Saya pernah bertanya kepada seorang teman saat kuliah dulu, “Bagaimana sih caranya membagi waktu?”. Pasalnya dia adalah anak yang aktif organisasi, menjadi ketua angkatan, menjadi ketua divisi dan banyak lagi amanah di pundaknya. Dan dia dengan enteng menjawab: untuk bisa manajemen waktu adalah dengan memiliki banyak kegiatan.

Awalnya saya tidak paham. Yah, mana bisa orang seperti saya yang selama SMA hanya mengikuti satu ekstrakurikuler saja bisa memiliki banyak kegiatan di masa kuliah, sepertinya saya juga masih tidak ingin berencana ke arah sana. Namun karena argumen saya sendiri, saya pun sering keteteran antara kegiatan kampus dan kegiatan organisasi.

Lambat laun saya mulai menerapkan apa yang teman saya sarankan: memiliki banyak kegiatan. Ya, dengan memiliki banyak kegiatan kita bisa menentukan skala prioritas kita. Mana yang harus segera dilakukan, mana yang bisa ditunda. Dan dengan banyak kegiatan ini, kita tidak memberi tubuh kita kesempatan untuk banyak bermalas-malasan. Namun tentu bukan itu saja kuncinya, karena hal tersebut membutuhkan komitmen dan lingkungan yang juga mendukung. Tanpa komitmen, banyak kegiatan justru akan membuat kita ambyar, dan tanpa lingkungan yang mendukung, maka semangat yang membara biasanya hanya di awal.

Dengan banyak berkegiatan nyatanya membuat saya lebih fresh dalam berpikir strategis. And somehow it makes me happier than before.

Semoga kita dimudahkan untuk senantiasa memupuk semangat di awal dan mampu bertahan sampai akhir. Semangat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah mampir. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar.

Tips Membuat Infografis dengan Canva

Hallo teman-teman… Apa kabarnya nih? Semoga sehat selalu ya… nah, teman-teman di sini adakah yang suka mendesain? Jaman now , desain itu tid...