Minggu, 30 Januari 2022

 


By Ummu Balqis

Moderator: Ummu Hanun


Islam: peran ortu menetukan baik buruk, utuh tidaknya kepribadian anak. Orangtua akan dimintai pertanggungjawaban terkait anaknya


Hr bukhari muslim

Tiada seorangpun yg dilahirka kecuali dilahirkan dalam fitrah (islam)nya. Kedua orangtuanya lah yang menjadikannya Yahudi, Nashrani atau Majusi.


Sosok pemuda era rosulullah

Usamah bin zaid

18 th menjadi panglima perang memimpin pasukan melawan pasukan romawi. Beliau memimpin umar bin khattab, abu bakar ash shidq. 

Ibundanya adalah ummu aiman. 

Awal mulanya ummu aiman adalah budaknya Abdullah dan Aminah. 

Budak yg sangat cerdas dan berakhlak baik. 

Teramasuk dalam wanita yg pertama masuk islam. 

Kelembutan, tutur kata, dan kesabarannya luar biasa. Beliau juga terjun ke medan perang. --> mendidik Rasulullah dan Usamah dg keberanian


Zaid bin tsabit

13 th menjadi penulis wahyu sekaligus penerjemahnya. Karena zaid bin tsabit merupakan pembelajar yg sangat cepat. Hafal quran.

Ibundanya adalah Annawar binti Malik. 

Wanita cerdas pemikiran dan ilmunya. Mampu mrlihat potensi anaknya dari sudut pandang yg banyak. 

Zaid sedih saat minta ingin ikut perang tp ditolak rosul, ibundanya melihat bahwa zaid bisa berperang dg pedang, tp bs berperang dengan penanya. Untuk itu lah Annawar binti malik menawarkan anaknyabke rasulullah sehingga diangkat sbg penerjemah beliau


Buah tak jatuh jauh dr pohonnya. 

Bagaimana kita mendidik diri kita maka akan seperti itu lah anak2 kita.


Tips Pengasuhan Anak Lebih Optimal


1. Upgradre Ilmu


Sebagai orgtua mumpun utk mendidik dan menfasuh mereka. Menjadi orgtua pembelajar adalah salah satu kunci. Ikut seminar2, dr buka, atau dr mana pun untuk menambah ilmj. 

2. Keteladanan orangtua

Ini adalah manuver penting sebagai benteng tamabhan kita memperbaiki diri. Karena anak melihat orgtuanya. Maka ayo pantaskan diri kita. Improve diri kita agar hari ini lebih baik dr hari kemarin


Karena selain utk meraih ridho Allah juga kita sedang membentuk peradaban.

[ ] 3. Terapkan metode Rasulullah mendidik anak. 

[ ] 4. Pelajari kontennya

Hal2 apa saja yang harus kita didik pada anak2 kita. 


Sosok orangtua shalih/sholihah

1. Adil

2. Sabar

3. Penuh kasih sayang

4. Teladan

5. Menghargai

6. Mengayomi

7. Komunikatif


Adil

Kebenaran yg universal. Hal ini mendekatkan diri pada ketakwaan. 

Hr muslim

Org yg berlaku adil akan dimuliakan di sisi Allah di atas mimbar2 cahaya.


Orgtua atas anak2nya akan mendatangkan ketentraman dan ketenangan.Dari psikologi anak juga lebih sehat. 


Rasulullah pernah menegur seorang laki2 karena mencium anak lelakinya tapi tidak anak perempuannya. 


Penyabar

Anak2 under 6 th masih belajar benar dan salah.

Sabar adalah cahaya, dia sifat pemimpin sejati. 

Org2 yg sabar bisa berfikir jernih dan solutif. 


Penyayang

Abdullah bin syidad. 

Saat husain menunggangi Rasulullah saat sholat beliau tidak terburu2 menyelesaikan gerakan sholatnya agar husein lebih puas dalam bermain. 

Sikap keras hati justru akan membuat anak membangun tembok yg tinggi. 


Keteladanan orangtua

Ibnu Abbas sholat malam karena melihat Rasulullah sholat. 

Menyelaraskan ucapan dan perbuatan. 


Penghargaan orangtua terhadap anak

Rasulullah sering memberikan penghargaan bagi anak2. Dg memeluk, mencium, mendoakan, dll.


Mengayomi

Orangtua dituntut untuk mengayomi bakat anak (memelihara potensi anak dan menstimulasi) msl dg bercerita, reward, games. Jadi orgtua dituntut kreatif. 


Bersikap komunikatif

Komunikasi sehat ank dan orangtua menumbuhkan penalaran sehat pada anak. 


Step-step parenting


Mempersiapkan anak sholeh sholehah sebelum menikah

1. Persiapkan diri sendiri menjadi bakal calon orangtua yang juga sholeh. Banyak2 belajar. Yg menunjang karakter agar siap mendampingi.

2. Mencari partner yang sevisi misi. Karena akan menjadi kegalauan sendiri jika beda. Pastikan saat taaruf pola asuh, proses pendidikan anak.


Masa konsepsi dan kehamilan

Hr bukhori muslim dan ibnu hibban

Jika seseorang sebelum berhubungan intim, berdoa lah


Dalam kandungan qs 7:189

Berdoa, 

Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami-isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur".


jika anaknya sholeh maka akan bersyukur. 

Jadi the key point adalah berdoa utk kebaikan anak. Bersyukur sudah diberi amanah. Bersyukur kaitannya dengan keikhlasan, akan membuat ibu lebih nyaman. 

Banyak melakukan hal baik, menjauhkan diri dari maksiat, banyak baca quran, banyak berpikir positif. 

Jangan ada makanan haram masuk dalam tubuh. 


Hak anak:

- Disambut dengan kegembiraan



Usia 0-6 th

Fase mengisi lumbung cinta


Fase pendekatan body, memperlakukan anak sebagai raja, fase yang mengikat kita dengan anak kita. Kita dituntut untuk lebih sabar dan ikhlas, karena mereka masih belajar mencerna konsep baik dan benar. Rasulullah mengajari agar mendidik dengan kasih sayang.


Cara mendidiknya :

1.dengan tauladan. Karena anak usia ini adalah peniru ulung. 

2.Untuk memberikan hal2 positif/nasihat adalah dengan sugesti saat mengjelang anak tidur. (Read aloud book, bercerita, mendongeng)

Jika hanya memarahi maka kantong cintanya tidak penuh. 

3. Apresiasi


Anak 7-14 th

Fase pendisiplinan


Fase usia sekolah jelang baligh. Fase yg paling krusial. 

Di sini anak harus terbiasa disiplin, mengikuti rules yang berlaku secara syara. Karena logical thinking nya sudah jalan. 

Gunakan konsekuensi jika tidak mengikuti rules. 

Konsekuensi bisa berupa hukuman, yang sifatnya menghilangkan kesenangan mereka. 

Fase ini harus sudah melewati fase sebelumnya, yaitu lumbung cinta yang penuh. Sehingga anak tau jika orangtuanya memberikan rules tersebut sayang padanya. 


Fase 15 tahun ke atas

Fase pendampingan/ advis/ persahabatan


Sudah melewati fase 1 dan 2. 

Anak sudah menjadi pribadi dewasa yang bs bertanggungjawab dengan dirinya sendiri. Sudah bisa diajak berdiskus tentang masalah ummat. Bisa diajak berfikir dunia selain dunianya. 

Komunikasi harus tetap terbuka. Jika anak merasa orangtuanya hangat maka ia akan menghargai kita. 


Konten bahan pendidikan anak

1. Tauhid 

mengokohkan aqidah anak, agar mempercayai keberadaan Allah, hidup hanya untuk mencari ridho Allah, merasa diawasi Allah.

2. Akhlak

Dari keteladanan orangtua. 

3. Ibadah

Anak melihat bagaimana orangtuanya beribadah

4. Muamalah

Bagaimana berinteraksi dg kawannya, dengan oranglain, tentang halal haram. 


Tantangan pengasuhan

1. Ilmu

Kita berkejaran dengan ilmu. Cari ilmu sedini mungkin

2. Visi misi keluarga

Bicarakan kembali dengan suami/istri

3. Waktu

Atur skala prioritas

4. Malas

Pola pengasuhan tidak optimal karena orangtua tidak meluangkan waktunya untuk mengurus anak, sehingga sering memberikan gawai agar anak tidak rewel, atau menyerahkannya pada ART. 

5. Teknologi

Sabtu, 29 Januari 2022

 Keutamaan mempelajari dan mengajarkan AlQuran. 


Niat menuntut ilmu agar ikhlas:

Menurut syaikh Sholih al Usaimin


1. Meniatian untuk menghilangkan kebodohan diri sendiri. 

2. Meniatkan untuk menghilangkan kebodohan orang lain

3. Menjaga dan melestarikan ilmu

4. Mengamalkan ilmu. 


Keutamaan mempelajari Alquran

1. Sebaik baik amalan. 

Ustman bin Affan radhiyalallhu anhu berkata: 

"Rasulullah bersabda sebaik baik kalian adlash belajar Alquran dan mengajarkannya." HR. Bukhari


Makna mempelajari dan mengajarkan Alquran menurut Ibnul Qayyim

1. Huruf-hurufnya, cara pembacaannya

2. Maknanya. 

Yang paling mulia karena tujuan Alquran diturunkan (Muh Sholih Al Usaimin) 

- beribadah dengan membaca

- memahami makna

- mengamalkan kandungan


2. Lebih baik dari harta

- harta tidak akan menemani di akhirat

- amalan akan sampai ke akhirat


Diriwayatkan oleh Uqbah bin Amir al-Jauhani rahiyallahu anhum berkata ketika kami berada di teras masjid nabawi, kemudia berkata " 


“Siapakah di antara kalian yang senang berangkat pagi pada tiap hari ke Buthhan atau Al-‘Aqiq, lalu kembali dengan membawa dua unta yang besar punuknya, tanpa mengerjakan dosa atau memutus hubungan silaturahim (hubungan dengan sanak keluarga)?” Kami (yang hadir) berkata, “Ya kami senang, wahai Rasulullah.” Lalu beliau bersabda, “Apakah seseorang di antara kalian tidak berangkat pagi ke masjid, lalu mempelajari atau membaca dua ayat Al-Qur’an, hal itu lebih baik baginya daripada dua unta.  Dan (bila mempelajari atau membaca) tiga (ayat) akan lebih baik daripada memperoleh tiga (unta). Dan (bila mempelajari atau mengajar) empat ayat akan lebih baik baginya daripada memperoleh empat (unta), dan demikian dari seluruh bilangan unta.” (HR. Muslim, no. 803)




3.mendapatkan sedekah jariyah

Dari Muadz bin Annas radhiyallahu anhu Rasulullah bersabda:

" Barangsiapa yang mengajarkan suatu ilmu, maka dia akan mendapatkan pahala orang yang mengamalkan ilmu tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yanv mengamalkan 

HR ibnu Majah 198


Adab terhadap Alquran

1. Niat karena Allah

2. Suci dari hadats besar dan kecil (apabila akan menyentuh mushaf.)

Dalilnya:

3. Pilih waktu yang cocok, tidak sedang mengantuk

4. Menghadap kiblat dan bersiwak

5. Membaca taawudz dan basmallah

6. Membaca tartil dan memeprindah suara dan bacaan Alquran.

Dalilnya qs Al muzzammil 4

7. Tadabbur, khusyu', menangis

8. Mengeraskan bacaan jika tidak menganggu orang lain

9. Mewakafkan bacaan setiap ayat

10. Sujud tilawah setelah membaca ayat sajdah

11. Doa setelah selesai membaca Alquran --> doa kafaratul majlis.

Jumat, 28 Januari 2022

Writer’s Block

Orang bilang, jika kita sedang mengalami writer’s block, yaitu suatu kondisi di mana penulis tidak bisa menuliskan apapun.

Seperti pada bahasan sebelumnya bahwa dengan menulis membuat emosi kita lebih mengalir, maka jika seseorag mengalami writer block tentu untuk memulai satu kata saja terasa sangat sulit. Pikiran tdak fokus, brain fog, Merasa tidak menemukan ide meskipun telah membaca banyak bait maupun menonton video inspirasi. Ini hal yang yang lumrah terjadi, bahkan bagi penulis perofesional dan ternama pun bisa saja terjadi.

Lalu tulisan seperti apa yang bisa ditulis utuk menjadi aliran got emosi, jika menulis satu kata saja rasanya stuck?

Konon, manusia itu, dia akan sangat lancar menuliskan maupun menceritakan kenangan indahnya. Beberapa justru mendapatkan banyak inspirasi ketika berada pada kondisi melankolis. Namun sejatinya, apapun kondisinya, kita hanya perlu menuliskannya. Menulis apa saja. Bisa dimulai dari hal-hal yang disyukuri seharian ini, atau kegiatan dan perasaan apa yang terjadi di hari ini.

Contoh: Aku bersyukur untuk dibangunkan lagi di Jumat pagi ini. Melaksanakan sholat subuh, membaca Quran surat Alkahfi, berdzikir, bercengkrama, menyiapkan bekal suami. Boleh jadi ada orang yang menganggap rutinitas ini membosankan, dan boleh jadi ada orang yang mengharapkan untuk memiliki rutinitas seperti itu. Aku bersyukur hariku cukup produktif. Setelah menyiapkan sarapan saya bisa langsung memasukkan pakaian kotor ke mesin cuci, sembari menunggu, saya juga bisa menonton drama korea satu episode.

Lihat, padahal hanya menceritakan syukur dan kegiatan harian saja namun sudah jadi satu paragraf. Bagaimana jika diteruskan? Akan jadi berapa paragraph kah?

Jadi ketika tidak ada ide tetaplah menulis. Sama hal nya ketika tidak ada ide untuk menggambar, alih-alih mencari inspirasi bisa saja kita justru terhanyut dalam kesenangan sesaat. Me-refresh-kan pikiran juga hal yang penting. Cobalah sesekali menjauh dari layar laptop dan mulai menyirami bunga di taman belakang. Terkadang inspirasi mungcul juga dari hal-hal yang sederhama.

Seseorang mentor saya pernah berkata bahwa ia menemukan ide menulis picbook adalah ketika ia sedang mencabut rumput. Sesederhana itu bukan? Jadi mau coba mengalahkan writer’s block dengan apa nih?

Kamis, 27 Januari 2022

Menulis

Why people say that writing is healing? Ternyata ada penelitiannya loh.

Di buku “The Whole Brain Child” karya dr Daniel Siegel dan Tina Poyne Bryson, PhD, di sebutkan bahwa dengan menulis dapat mengintegrasikan otak manusia. Dari berbagai lobus di otak manusia, menulisa dapat menghubugkan otak depan dan otak belakang, juga mengintegrasikan otak kanan dan otak kiri. Menulis bahkan bisa membuat hippocampus mampu memadukan  memori implisit dan memori eksplisit.

Memori implisit dapat bersifat positif dan menyenangkan, namun kadang ia juga dikaitkan dengan memori yang tidak menyenangkan dan pengalaman negatif. Sayangnya, pengalaman tidak menyenangkan ini kadang terpatri dalam ingatan, dan seseokali muncul sebagai respon yang irasional. Sebagai contoh seseorang yang bereaksi berlebihan saat melihat anjing. Bisa jadi ia memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan sebelumnya dengan seekor anjing.

Memori implisit dapat diartikan sebagai kenangan yang tanpa sadar di masa lalu, sedangkan memori eksplisit adalah kenangan sadar akan pengalaman masa lalu. Contohnya, ketika seorang ibu yang sudah terbiasa mengenakkan popok, ia akan sangat mudah melakukannya, tanpa perlu belajar step-stepnya. Seperti sudah menjadi rutinitas dan kebiasaan. Ini lah yang disebut memori implisit. Sedangkan kenangan saat pertama kali mengenakan popok, adalah memori eksplisit.

Untuk itulah kita perlu mengintegrasikan ingatan dan pengalaman apa yang terjadi di dalam diri kita membawanya keluar sehingga kita memahami diri kita secara keseluruhan dan mampu mengatasinya. Itulah tugasnya hippocampus.

Kabar baiknya, pengintegrasian ini bisa dilatih. Salah satunya adalah dengan merecall kejadian yang kurang mengenakkan yang telah berlalu, atau dengan menuliskannya. Sehingga seseorang dapat menunjukkan gambaran peristiwa tersebut secara utuh.

Mengapa orang ketika bercerita hal yang menyenangkan dia bisa lancer menceritakannya dan akan selalu mengingatnya? Dan mengapa ketika menceritakan hal yang tidak menyenangkan mungkin dia akan menolak untuk mengingatnya? Rasa senang yang ia rasakan sehingga menceritakannya dengan lancer terjadi karena hippocampus berhasil memetakan dan menghubungkan kenangan-kenangan sebelumnya, sedangkan pada pengalaman yang kurang menyenangkan orang jarang memicarakannya, sehingga memori yang terbentuk tidak utuh, itu lah mengapa seseorang bisa bertindak hal-hal yang diluar keinginannya.

Dengan menulis kita akan mengekspresikan perasaan kita. Membuatnya mengingat kejadian-kejadian detail di hidupnya, dan ternyata hal ini lah yang membuat hippocampus bekerja. Maka tak heran, setelah menuliskannya seseorang kadang menjadi lebih paham, seseorang menjadi lebih tenang hatinya. Karena tanpa sadar di pikirannya telah terkonsep, telah tersusun puzzle yang berserakan.

Maka, yuk mulai menulis!

Rabu, 26 Januari 2022

Anak Shalih Cerminan Orangtua Shalih/Shalihah


Anak shoalih lahir dari orangtua yang shalih/shalihah, menurut saya it can be relate. Pas banget. Apa yang menjadi kebiasaan orangtua kita, tanpa sadar hal tersebut terpatri dalam diri kita.

Ada seorang teman bercerita tentang adiknya, adiknya ini bercita-cita menjadi dokter di UKS seperti uminya. Alasannya apa? Karena uminya punya banyak waktu untuk tilawah Quran. Masyaallah.

Ada lagi seorang temanku, dia 6 bersaudara, dan 3 dari saudaranya adalah hafidz, salah satuya malah menjadi imam di masjid kampusku. Ketika ia ditanya, “Apasih rahasia orangtuamu, kok bisa melahirkan anak-anak sholih yang hafidz seperti ini?” temanku menjawab, “Ibuku, beliau orang yang tidak pernah menyelesihi suaminya. Jarang sekali membuat marah suaminya.” Aku tersentil dengan kalimat polosnya. Dan kini, si shalihah yang juga seorang dokter ini, dia sedang berusaha menghafalkan Alquran, masyaAllah.

Betapa orangtua itu benar sangat berpengaruh pada kualitas anak yang dididiknya. Anak adalah peniru ulung orangtuanya. Anak mencontoh dari orangtuanya. Bahkan setelah menikah, apa yang ia bawa ke keluarga barunya tanpa sadar adalah hasil filtrasi selama ia melihat keluarga ayah dan ibunya.

Tentu ini menjadi PR dan catatan untuk yang baru menikah, atau yang akan memiliki anak, atau yang sudah memilikinya. Bahwa kita pun kelas akan meninggalkan bekas ingatan pada anak-anak kita. Hal-hal yang baik akan di kopi, demikian juga hal yang kurang baik. Semua terekam dalam mega server di otak kita.

Berarti jika orangtuanya missal tidak baik, kemudian anaknya juga pasti tidak baik, begitu? Kasihan dong.

Ada yang Namanya pemutusan mata rantai. Di mana jika sesuatu yang tidak baik itu kamu terima, maka usahakan hanya berhenti di kamu, tidak diteruskan ke anak-anakmu. Tidak mudah memang, bahkan emosi dan ingatan masa lalu bisa saja muncrat ke permukaa karena jiwa-jiwa orang tua jaman sekarang yang renggang akan teladan yang baik semasa kecilnya. Dalam ilmu kedokteran jiwa ada yang Namanya tilikan diri. Semakin seseorang menyadari bahwa ada yang tidak beres dengan dirinya, itu adalah pertanda bagus, di mana ia memiliki tilikan diri yang baik. Dalam kasus ini pun, ketika kita menyadari ada yang tidak beres dengan pola pengasuhan orangtua kita di masa lalu, tidak berarti kita akan menjadi pelaku yang sama, bukan? Dengan tilikan diri yang baik kita akan segera mengerem hal-hal yang tidak perlu kita teruskan. Tidak mudah memang, namun berdiskusi lah dengan suami, dengan lingkungan sekitar. Suppost system yang baik akan membuat lebih mudah menjalaninya. Selamat berjuang!

Selasa, 25 Januari 2022

Kebahagiaan itu Bernama Kesempatan

 

Apa hal yang membuatmu Bahagia?

Apakah saat kamu dinyatakan diterima di suatu perguruan tinggi? Atau saat kamu dinyatakan lulus? Atau saat kamu akhirnya menemukan tambatan hatimu dan menikah?

Apapun itu sejatinya definisi bahagia tentu bisa jadi berbeda pada tiap individu.

Bahagia itu sederhana, katanya. Tapi bukankah memang demikian?

Salah satu definisi bahagia saya adalah saat saya menemukan kembali passion saya yang bertemu dengan sebuah kesempatan. Saya ingat dulu bagaimana senangnya saya bisa bergabung dengan Komunitas Ibu Professional, atau saat saya bergabung dalam komunitas Solo Mengajar. Atau saat saya menemukan lingkungan yang sevisi dan sesuai dengan value saya. Ternyata hal-hal seperti itu juga mampu menghidupkan euphoria dalam diri. Dan kali ini saya diberi kesempatan bergabung di sebuah komunitas belajar lagi. Alhamdulillahilladzi bini’matihi tathimusshaalihat.

Terkadang kita terlalu stuck dengan rutinitas harian kita. Berkeluarga, bekerja, belajar seolah menjadi rutinitas yang tampak monoton pada beberapa orang. Mengapa bisa demikian? Sejatinya seseorang itu di mana pun ia berada, ia akan bertemu dengan zona nyamannya. Dia sesekali akan keluar dari zona itu dan kemudian dia akan menemukan zona nyamannya yang lain. Hal itu lah yang membuatnya merasa rutinitasnya menjadi terasa monoton. Mungkin ia hanya membutuhkan sedikit sentilan “tantangan” baru.

Saya pernah bertanya kepada seorang teman saat kuliah dulu, “Bagaimana sih caranya membagi waktu?”. Pasalnya dia adalah anak yang aktif organisasi, menjadi ketua angkatan, menjadi ketua divisi dan banyak lagi amanah di pundaknya. Dan dia dengan enteng menjawab: untuk bisa manajemen waktu adalah dengan memiliki banyak kegiatan.

Awalnya saya tidak paham. Yah, mana bisa orang seperti saya yang selama SMA hanya mengikuti satu ekstrakurikuler saja bisa memiliki banyak kegiatan di masa kuliah, sepertinya saya juga masih tidak ingin berencana ke arah sana. Namun karena argumen saya sendiri, saya pun sering keteteran antara kegiatan kampus dan kegiatan organisasi.

Lambat laun saya mulai menerapkan apa yang teman saya sarankan: memiliki banyak kegiatan. Ya, dengan memiliki banyak kegiatan kita bisa menentukan skala prioritas kita. Mana yang harus segera dilakukan, mana yang bisa ditunda. Dan dengan banyak kegiatan ini, kita tidak memberi tubuh kita kesempatan untuk banyak bermalas-malasan. Namun tentu bukan itu saja kuncinya, karena hal tersebut membutuhkan komitmen dan lingkungan yang juga mendukung. Tanpa komitmen, banyak kegiatan justru akan membuat kita ambyar, dan tanpa lingkungan yang mendukung, maka semangat yang membara biasanya hanya di awal.

Dengan banyak berkegiatan nyatanya membuat saya lebih fresh dalam berpikir strategis. And somehow it makes me happier than before.

Semoga kita dimudahkan untuk senantiasa memupuk semangat di awal dan mampu bertahan sampai akhir. Semangat!

Senin, 24 Januari 2022

How To Fix Procrastinator Mindset


I don’t have much time, people said.

But, really?

Dalam seminggu kita memiliki 168 jam (24 jam x 7 hari). Namun mengapa orang cenderung mengatakan tidak memiliki waktu? I’m too busy, katanya.

Ada sebuah content dari TED Talk yang dibawakan oleh Laura Vanderkam, an author and time management expert, dia mengatakan bahwa dalam  bahwa waktu itu adalah suatu hal yang elastis. Bukan waktu yang mengontrol kita namun kita lah yang seharusnya mengontrol waktu. Laura mulai mengetahui prinsip itu saat suatu ketika pemanas air di rumahnya rusak. Ia harus memanggil tukang, dan ia sangat terkejut, ia mampu menyisikan waktunya untuk fix masalah probles air tersebut selama 7 jam. Itu adalah waktu yang sangat banyak, yang ia sendiri bahkan sering menganggap have no time, karena sudah terlalu sibuk dengan kegiatannya. Namun nanyanya dia bisa meluangkan waktu tersebut. Karena apa? It’s just because she consider that water prolem is so important. So she just set the priority to it!

Kemudian tentang seorang prokastinator. Mengapa orang sering sekali menunda pekerjaannya. Seseorang diberi deadline 1 tahun, it means dalam 1 tahun itu dia bisa menyicil mengerjakannya. Orang yang diberi deadline 1 bulan, maka orang tersebut pun seharusnya mengerjakannya dalam 1 bulan. Kemudian orang yang diberi waktu 1 minggu, seharusnya dia mulai mencicil pekerjaannya sehingga hasilnya lebih optimal. Namun yang terjadi apa? Deadine 1 tahun mungkin baru akan dikerjakan 1 bulan sebelumnya. Di beri waktu tenang untuk ujian selama 1 minggu, mungkin dia baru akan mulai belajar 2-3 hari sebelum hari ujian. Dan seterusnya.

Konon, menunda pekerjaan dan mengerjakannya di akhir waktu ini katanya bisa meningkatkan adrenalin dan menajamkan focus kita. Dalam 2-3 hari sebelum deadline kita akan menyingkirkan hal-hal yang membuat kita terdistraksi: nonton TV, scrolling IG, leyeh-leyeh dan sebagainya. Bukan kah kenikmatan yang kita rasakan saat menunda perkejaan itu hanyalah kenikmatan semu saja?

Ada sebuah metode yang menurut orang cukup efektif.

1.       Terapkan Parkinson’s law. Jadi metode ini kita menset deadline kita 50% lebih cepat dari waktu seharusnya. Akibatnya apa, kita bisa lebih memfokuskan pikiran kita. Sebenarnya tidak mesti 50%, karena setiap orang tentu memiliki kemampuan yang berbeda, butuh trial and error. Namun jangan juga membuat banyak excuse buat diri kita.

2.       Set your priority. Sebagaimana yang diceritakan Laura tentang pemanas airnya yang rusak dan ia bisa meluangkan waktunya 7 jam untuk memperbaikiny, ternyata kita hanya perlu menganggap bahwa task kit aitu adalah hal yang prioritas. Jadikan ia first task yang harus segera diselesaikan sebelum menyelesaikan task yang lain.

3.       Selain dua hal tadi, menurut saya, kita membutuhkan komitmen yang kuat. Tanpa komitmen, metode, cara dan solusi hanya akan menjadi angin lalu.

Maka teruslah berproses meskipun Anda hanya berbuat 1% lebih baik dari sebelumnya.

 

Minggu, 23 Januari 2022

Review ala ala Film Korea: Exit (2019)


Judulnya memang review, tapi saya hanya mengamati dari kacamata saya saja, tanpa menyebutkan detail filmnya. Silakan ditonton sendiri jika memang penasaran.

Film yang diperankan oleh Im Yoo Na (sebagai Eui-joo) dan Jo Jung Suk (sebagai Yong Nam) ini cukup membuat tangan saya keringetan.

Pasalnya, bagi seorang akrofobia tentu adegan-adegan di film tersebut membuat bergidik.

Film ini mengisahkan tentang keracunan gas di sebuah kota di Korea. Kaluarga Yong Nam, yang sedang merayakan ulangtahun ke 70 tahun ibunya, saat akan pulang dikejutkan dengan kondisi kota yang porak poranda karena masyarakat sekitar menjadi sesak napas setelah menghirup gas beracun yang sengaja dilepaskan oleh mantan pegawai di Litbangnya sana. Singkat cerita, Yong Nam ini berusaha menyelamatkan keluarganya dengan helikopter yang hanya mampu menampung 20 orang saja. Sedangkan ia dan Eui Joo terpaksa harus ditinggal karena overload. Namun sayangnya helikopter yang kemudian datang kembali tidak mau mengangkut mereka berdua, mungkin karena jumlahnya sedikit kali yaa.. jadi secara triase bencana, petugas akan mencari titik korban yg lebih banyak.

 

Yong Nam dan Eui joo ini ternyata atlet wall climbing. Ditinggal helikopter ga serta merta membuat mereka menyerah, justru mereka berusaha mencari gedung yang lebih tinggi agar bisa terhindar dari gas beracun tersebut.

 

Oke, sudah sampai situ saja. Intinya adalah bagaimana mereka berdua menyelamatkan diri dengan memanjat gedung-gedung yang tinggi.

Lesson learned yang bisa diambil adalah:

1. family comes first. Ya, biarpun sering terjadi percekcokan dalam keluarga, ketika salah satu anggota keluarga ada yang terluka, maka anggota keluarga yang lain akan membantu semaksimal mungkin. Ibarat jemari, jika ada satu jari yang terluka, maka jari-jari yang lain pun ikut merasakannya. Scene yang ditunjukkan adalah ketika kakak Yong Nam menghirup gas beracun dan mulai sesak napas, Yong Nam lah yang menggendongnya dan menyelamatkannya kakaknya. Saat pintu atap terkunci, dia juga lah yang mencari jalan keluar, memanjat gedung dan membuka pintunya dari luar sehingga kakaknya bisa diselamatkan oleh helicopter.

2. ketika seseorang memiliki banyak kekurangan, maka akan ada kelebihan yang dia miliki. Seperti Yong Nam, di kalangan keluarga dia dikenal sebagai lelaki yang not capable, pengangguran, lajang, dan tidak bisa diandalkan. Namuan ketika situai emergency justru Yong Nam yang mampu membaca situasi dan menemukan solusi.

Menurut saya film ini bagus, ada sisi humornya juga. 9/10 lah. Dan ini salah satu film korea yang tidak ada adegan cinta-cintannya. Worth to watch!

Kamis, 20 Januari 2022


Be Good Doctor with Pulic Speaking Skill

 

Menjadi seorang introvert, berbicara di depan banyak orang tentu menjadi hal yang yang mengkhawatirkan. Pasalnya, pandangan mata selama menjadi center of the eyes membuat berbagai saraf parasimpatis menjadi meningkat drastis.

 

Tapi bukan berarti orang introvert tidak bisa berbicara di depan umum. Untuk itu perlu lah berlatih.

Beberapa waktu yang lalu saya pernah mengikuti pelatihan public speaking di tempat kerja saya. Pembicaranya tidak tanggung-tanggung, dr Haikal Anshari, M.Biomed. Beliau ini bukan hanya seorang dokter yang kompeten di bidang anti aging dan seksologi, namun beliau ini adalah salah satu presenter di TVone. Pengalaman yang beliau miliki tentu relevan dengan bidang kerja saya yang Sebagian besar melibatkan edukasi terhadap pasien.

Ada beberapa hal yang menjadi perhatian dalam melatih public speaking kita, diantaranya:

1.     1. Kenali audiens.

Well, dengan kita mengenali audiens atau pendengar kita, maka sikap demam panggung akan berkurang. Pentinganya kita mengetahui latar belakang audiens kita. Tentu berbeda rasanya Ketika kita berbicara di depan orang awam yang tidak terlalu paham bahasan medis, dengan kita berbicara di depan professor dengan keilmuan yang tinggi.

 

2.     2. Kenali diri sendiri

Mulai lah menerima kelebihan maupun kekurangan diri karena keduanya bisa menjadi “brand” untuk diri kita sendiri.

 

“your brand is what other people say about you when you are not in the room

 

Jadi brand kita adalah apa sih yang orang lihat tentang kita?

Keunikan kita adalah brand kita, so just be you!

 

Apa sih yang membuat kita takut?

Fear adalah sebuah hal yang wajar, so just validate your feeling. Wajar kalua kamu merasa takut. Rasa takut maupun khawatir kadang justru hanya sebuah overthinking yang kita rasakan, dan overthinking itu belum tentu terjadi.


Terus solusinya apa?

Story telling.

Bawakan apa yang kamu sampaikan itu dengan cara menceritakan yang menghadirkan tema, konflik, simpati dan solusi.

 

Tips menghilangkan rasa takut saat berbicara di depan umum:

1.     Buatlah replika pendengar.

2.     Jangan merendahkan diri saat memperkenalkan diri

Contoh: “maaf ya, saya tidak menyiapkan materi dengan baik”

“Maaf sebelumnya, sebenarnya ini bukan kompetensi saya”

3.     Pelajari dan kuasai content!

4.     Afirmasi positif ke diri sendiri

                Contoh: “bismillah, insyaAllah saya bisa”

 

Talent is made, not born

 

Tips agar lebih percaya diri saat berbicara di depan umum:

1.     Tentukan tujuan bicara/temanya

2.     Kenali audiens

3.     Know your positive and negative side

4.     Kuasai materi

5.     Kelola perasaan grogi

6.     Optimalkan suara dan gesture (gunakan pernafasan perut)

 


Selasa, 18 Januari 2022


More Passion Continue after Starting


Kalimat ini saya dapat saat menonton channel youtube dari Better than Yesterday. Quote yang sangat mengena untuk saya. Sedari pagi tadi, saya keranjingan tontonan motivasi di youtube. Mulai dari pidato Steve Jobs, mantan CEO Apple Inc, kemudian ceramahnya Prof Reynald Kasali tentang ledakan ekonomi dan kehidupan yang terjadi di masa sekarang, kemudian Dr. Indrawan Nugroho mengenai orang-orang yang cerdas di dunia, dan Better than Yesterday mengenai mini habbit yang sebaiknya segera kita mulai.

Banyak sekali insight yang didapat, tentu saja. Ada beberapa poin yang saya tangkap.

Perubahan jaman pasti akan terjadi, sebagai manusia tidak semestinya tidak berbuat apa-apa. Do something. Tirulah orang-orang hebat, kebanyakan dari mereka sibuk membaca buku, sibuk memperbaiki diri, sibuk merefleksikan diri, menengok kebelakang dan mengoneksikan titik yang mereka lalui. Steve Jobs sendiri tidak lahir serta merta menjadi orang sukses, ia bahkan pernah drop out dari sekolahnya. Namun, justru hal ini lah yang menjadi turning point buat dia. Ia keluar dari sekolah bukan berarti ia tidak mengambil pelajaran, ia justru menjadi lebih kreatif saat itu. Saya menangkap bahwa Steve Jobs ini tidak mudah menyerah, ia menyukuri keputusan-keputusan yang ia ambil, ia mencintai pekerjaannya dan ia berani mengambil risiko. Menurut saya ini hal yang keren, karena apa? karena tidak semua orang mampu melakukannya. Kebanyakan orang lebih memilih terkungkung dalam keinsekyuran, including me, sehingga tidak mencoba untuk memulainya. 

You don't know what you don't know, begitulah yang dikatakan kak Alia Noor Anoviar dalam kelas perdana di career class kemarin. well, kita tidak akan pernah tahu, sebelum kita sempat mencobanya. dan apabila kita memiliki kesempatan untuk mencobanya, just do your max

"Sometimes life is going to hit you in the head with a brick, don't loose faith." yang membuat Steve tetap maju adalah ia menyukai apa yang dia lakukan. Hal yang membuat kita akan melakukan hal yang hebat adalah karena kita menyukai hal tersebut, dan jika belum menemukannya, keep looking and don't settle!

Wah, ini sejalan dengan atomic habbits, bukan? Perubahan kecil yang bisa mengubahmu. Sebagaimana hukum Newton I: benda yang awalnya diam akan tetap diam, demikian juga dengan benda yang awalnya bergerak, dia akan tetap bergerak. maka dari itu pentingnya untuk tidak menjadi settle atau hanya berdiam saja and do nothing, tapi tetap melakukan sesuatu secara konsisten meskipun sebentar/kecil. Jika kita tidak bergerak, maka tunggu lah waktu kita akan tergerus oleh jaman. Masa depan yang menanti kita, akan ada banyak sekali pekerjaan yang nantinya digantikan oleh artificial inteligent, robot. Selain efisien, it will be more cost effective. Maka, jika kita masih berpikir kuno dan menganggap bahwa it's okay to be me right know and i don't want to change, maka itu kesalahan yang besar.

Kemudian poin lain dari pidato Steve Jobs adalah tentang kematian. Ia selalu bertanya pada dirinya setiap pagi di depan cermin, if i die today, what would you do? Bukan kah di dalam Islam juga kita dianjurkan untuk sering mengingat kematian dan nasib kita di "the day after"? Bahkan orang yang dikatakan cerdas adalah ia yang senantiasa mengingat kematian. ketika kita tahu bahwa ini adalah hari terakhir kita, tentu kita akan memaksimalkan untuk melakukan hal-hal yang seharusnya kita lakukan. Saya sendiri pun merasakannya, saat saya akan mengajukan resign karena harus mengikuti suami, yang saya rasakan apa? saya justru sangat bersemangat dalam bekerja, sangat ringan di rasa hati saya ini. Bukankah jika etos kerja seperti ini adalah bagus? ketika kita memaksimalkan apa yang kita, bisa dalam pekerjaan kita, to love what we do maka bekerja bukanlah menjadi sebuah rutinitas saja.


Tips Membuat Infografis dengan Canva

Hallo teman-teman… Apa kabarnya nih? Semoga sehat selalu ya… nah, teman-teman di sini adakah yang suka mendesain? Jaman now , desain itu tid...