Selasa, 23 Februari 2021

Loneliness

 


Sudah menjadi fitrah manusia adalah makhluk sosial. Mereka tidak akan nyaman jika sendirian. 

Kemarin saat jaga siang ada kisah haru di IGD. 
Saat menjelang sore, ada whatsapp chat masuk di handphone IGD. Dari rumah sakit Hermina. Isi chatnya hanya lah sebuah file pdf milik pasien yang tempo hari di swab PCR covid. 
Seperti halnya yang kami duga sebelumnya, ternyata benar bahwa pasien ini menderita covid 19. Swab antigennya negatif, tapi klinisnya sesak dan rontgen paru-parunya sangat kotor (read: penuh dengan infeksi). Pasien sudah 3 hari ini di rawat di ruang isolasi igd (karena rumah sakit tempat saya bekerja bukan lah rumah sakit rujukan covid. Tidak ada ruangan standar di rumah sakit kami.)

"Bu, pak, mohon maaf sebelumnya, seperti yang kamo duga sebelumnya, ternyata ini memang terkena infeksi virus corona. Hal ino sesuai antara keadaan pasien dan hasil swab PCR nya" begitu saya sampaikan kepada seorang laki-laki paruh baya yang mana adalah suami dari pasien dan seorang wanita muda sekitar usia 30 an tahun yang mana adalah anak kedua dari pasien. 
Dari kedua matanya saya melihat pancaran kesedihan dan kebingungan. 
"Pasien harus kami rujuk Bu, Pak. Insyaallah kami usahakan agar dapat rujukan di sekitaran kota pekalongan dulu," ucap saya dengan suara tercekat di tenggorokan. 

Si anak perempuan ini mulai berkaca-kaca. 
"Kalau diisolasi berarti nanti ibu saya sendirian ya dok? Tidak bisa ditemani keluarga?"
"Sayangnya iya, Bu"
"Boleh nggak dok ibu saya dibawa pulang saja, atau di rawat di sini saja? Biar saya yang menemani ibu saya. Saya bukan yang berpikiran sempit takut dikucilkan dan sebagainua, saya cuma memikirkan  psikis ibu saya. Ibu saya ini orangnya panik dan gampang cemas. Terakhir beliau dimasukkan ke isolasi sini kondisinya langsung drop. Saya takut begitu ibu saya tau kalau beliau terkena corona kondisinya menurun lagi"

1 situ, hati saya menangis.
Menangis karena membayangkan hal itu terjadi pada saya, naudzubillahi mindzalik. Semoga Allah selalu melindungi keluarga saya. 
Dan menangis karena memang setiap orang pasti tidak ingin tinggal seorang diri. 
Meskipun tidak dipungkiri kelak kita akan seorang diri dalam perjalanan kita menuju Rabb kita. Bisa saja kita juga mati seorang diri tanpa ada orang-orang yang kita cintai di sisi kita. 

Dan begitu sampai rumah, saat sholat maghrib hari berikutnya, adik sepupu saya, Nana, ngelendot di pangkuan saya, matanya sayu menahan kantuk. Dia berkali-kali menguap. Saya hanya membelai rambut keriwilnya. Ah iya, suatu saat mereka dan pergi sari desa kecil ini untuk berkumpul bersama ayahnya. Dan suatu saat saya pun mungkin akan pudar dari ingatan mereka, dan dilupakan. 

Sungguh jika memikirkan kesendirian rasanya hati menjadi sesak, air mata tak terbendung. Mengalir deras begitu saja. Saat ini mungkin kita masih ada orangtua, namun jika orang tua sudah tidak ada? Saat saya melihat diberita ada seorang laki-laki yang kehilangan istri dan dua anaknya dalam kecelakaan pesawat, saya merasakan sedihnya sang bapak. Air matanya tak benhenti mengalir yang tidak juga menimbulkan empati bagi wartawan yg meliput. Mungkin hatinya sudah terlalu haus dengan nafsunya meliput berita sehingga lupa batasan dalam meliput. 
Kembali lagi, pada dasarnya, dulu kita ini diciptakan sendirian, dan akan kembali kepada Rabb kita dalam keadaan sendirian pula. Bahkan di Surat Abasa pun dijelaskan bahwa suami akan lari dari istrinya, anak akan lari dari ibunya, dan kita tidak saling mengenal nantinya. Kesendirian pun bisa dirasakan meskipun kita sedang berada di tengah sebuah keramaian. Sesungguhnya kalau dipikir cuma Allah yang selalu menemani kita. Selalu ada buat kita. Selalu memerhatikan kita. Tapi kita sering bengabaikanNya. Merasa bahwa kebersamaan dengan makhluk lebih kita butuhkan. 
Poinnya adalah, dari setiap kejadian "kehilangan" atau sebuah "kesendirian" mungkin di situ Allah sedang menegur kita, untuk kembali mengingatNya, kembali merasakan kehadiranNya dalam kesendirian kita, kembali sadar bahwa semua adalah titipan saja. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah mampir. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar.

Tips Membuat Infografis dengan Canva

Hallo teman-teman… Apa kabarnya nih? Semoga sehat selalu ya… nah, teman-teman di sini adakah yang suka mendesain? Jaman now , desain itu tid...