Minggu, 28 Februari 2021

Getting out from comfort zone?

Saya membaca tulisan ka Vrina (dr. Davrina Rianda dalam bukunya Trias Muslimatika). Luar biasa beliau ini, orang yang gak pernah tenang berada di zona nyamannya. Sungguh kontradiktif dengan diri saya. 


Kemudian saya mulai berpikir, duh jangan jangan selama ini hidup saya tak ada manfaatnya.

Hidup terlalu malas untuk keluar dari comfort zone. Padahal saya masih muda. Saya suka menulis tapi saya sangat jarang mengaksarakan pikiran yang terlintas. Ya, karena saya masih berkutat dengan zona nyaman saya. Merasa nanti-nanti adalah salah satu pilihan.


Awal tahun ini, timeline instagram saya dipenuhi oleh postingan teman-teman dengan hastag #30hariberaksara2020. 

Wah, saya sudah tidak mungkin mengikuti program tersebut, sudah ketinggalan. Lalu di saat yang sama Allah menunjukkan jalan lain. Pada notifikasi grup ibu profesional ternyata juga sedang membuka komunitas literasi yang jangka waktunya lebih panjang, yaitu satu tahun.


Sejenak saya mengeja diri, bisa nggak ya konsisten?


Tapi buru-buru saya menghapuskan pikiran tersebut. Bukan kalo kita nggak bisa melakukan. Tapi memperbaiki mindset yaitu kita melakukan dan kita bisa. Sejauh ini lumayan efektif. Akhir tahun ini saya mengikuti >3 kelas online. 2 diantaranya berdurasi kurang lebih 1 bulan. 1 diantaranya bahkan sudah saya mulai sejak 2 th yang lalu dan kelas tersebut masih berjalan. Ya gitu, awalnya mikir apa saya bisa konsisten? Apa saya bisa meniatkan diri selalu hadir di kelas online tepat pada waktunya? Mengerjakan tugas tugas yang diberikan?


Ternyata satu bulan berlangsung dan saya berhasil melewatinya. Tuh kan, kita nggak boleh mengunderestimate diri kita sendiri. Nyatanya diri kita bisa melewati batas dari comfort zone itu. Untuk hadir di kelas pada waktunya adalah suatu hal yang luar biasa bagi saya (mengingat saya orang yang bosenan). Belum lagi membaca materi yang disampaikan. 


To the point nya bahwa, ternyata kita lah yang menentukan limit kita sendiri. Dan konsep diri memang sangat berpengaruh terhadap hal ini. Orang dengan konsep diri negatif akan cenderung bersikap lemah dan pesimis, tidak berani mengambil langkah. 

Lain cerita dengan orang yang memiliki konsep diri positif. Apa pun yang dipikirkannya akan berbuah positivity yang justru menjadi sumber tenaga tambahan untuk orang tersebut.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah mampir. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar.

Tips Membuat Infografis dengan Canva

Hallo teman-teman… Apa kabarnya nih? Semoga sehat selalu ya… nah, teman-teman di sini adakah yang suka mendesain? Jaman now , desain itu tid...