Sebenarnya saya sendiri lupa kapan terakhir kali memberikan apresiasi untuk diri bertajuk self love.
Pasalnya selama dua miggu ini qadarullah saya sedang diberi cinta
sama Allah. Saya harus bed rest untuk sementara waktu, tidak melakukan pekerjaan
apapun termasuk pekerjaan domestik. Bosen memang, badan juga pegal-pegal. Namun
hikmahnya tentu ada, banyak malah.
Saya jadi melihat sisi-sisi baik suami saya, lebih banyak bersyukur,
lebih banyak menghabiskan waktu sendiri. Just thinking of me. Membaca berlembar-lembar
buku yang saya targetkan minggu ini, mengulang online course, mendengarkan youtube
ber jam-jam, menggambar yang aku sukai. Dan yang special adalah saya jadi lebih
banyak waktu untuk bermunajat pada Allah ta’ala. Padahal seharusnya kita
mengenal Allah di waktu lapang maupun sempit, namun entah mengapa dan entah
sejak kapan saya lupa nikmatnya menyendiri dengan Tuhan saya.
Ada banyak hal yang saya syukuri setelah itu. Saya jadi
mulai memikirkan dan memata masa depan. Tidak bisa terpuruk terus, bukan?
Bagi saya, self love adalah kita bisa mindful terhadap apa
yang kita miliki. Kita bisa menjadi hamba sepenuh waktu untuk Tuhan kita. Self love
adalah ketika saya memandang cermin dan merefleksikan diri saya, mengoreksi
yang kurang, menyukuri yang sudah ada. Berusaha menjadi seqona’ah mungkin.
Saya bersyukur bisa memanfaatkan banyak waktu untuk saya
sendiri. Tanpa sadar selama waktu bed rest ini justru membuat saya jadi banyak
membaca, setidaknya ada peningkatan lembar buku yang saya baca.
Mencintai diri sendiri, juga berarti bahwa kita menerima apa
adanya kita. Memahami Kembali konsep rezeki, bahwa apa yang melewati kita tidak
akan terjadi untuk kita, dan apa yang terjadi untuk kita tidak akan melewati
kita. Meskipun kita telah berusaha sekeras mungkin.
Tugas kita sebagai manusia adalah berusaha, and let God does
the rest.
Ah, mencintai diri sendiri juga berusaha memulai Kembali habbit
yang lama ditinggalkan, termasuk kebiasaan menulis ini. Semenjak bedrest awal
bulan ini, saya sudah jarang menulis. Banyak ide berseliweran di kepala, namun
dari banyaknya tidak ada satu pun yang tertuang dalam paragraph.
Padahal saya sendiri tau, untuk menjadi seorang penulis,
maka saya memrlukan kebiasaan menulis, kebiasaan membaca. Padahal saya juga
tahu, bahwa dengan menulis membuat alur berpikir kita lebih terarah. Ada sambungan
sambungan baru di otak kita. Bahwa dengan menulis membuat kita mudah
mengutarakan isi hati dan pikiran kita.
Tidak mengapa, jika tulisan saat ini tidak baik dan tidak
beraturan, namun tetaplah mencoba. Tetaplah berjalan, jangan berhenti. Karena jika
kita sudah mulai kata berhenti, untuk memulainya lagi akan aras-arasan (malas).
Maka meskipun hanya 300 kata sehari, asalkan konsisten, engkau akan sangat
mudah membuat 1000 kata sehari. Semangat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah mampir. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar.