Sebelumnya oot, tanggalnya cantik ya? Gak ada gitu yang mau ngajak aku nikah? Wkwk
Anyway, karena bingung mau nulis apa, saya berencana meresensi 40 halaman pertama yang saya baca dari buku Ario Muhammad, PhD yang berjudul PhD Parents Story
Awal buku ini menceritakan tentang peran dua insan yang kelak akan menjadi suami istri. Dua tokoh yang bisa dijadikan teladan sepanjang masa. Muhammad Shalallahu 'alaihi wa salam bin Abdullah dan khadijah binti khuwailid radhiyallahu anha. Di bab pertama buku ini menceritakan bagaimana akhirnya khadijah yang mulia, terpandang, pandai, terhormat bahkan sampai dijuluki Ratu Makkah oleh karena kemuliaannya di tengah kaumnya, menikah dengan seseorang yang mulia pula di zaman nya dan yang semakin hari kemuliaannya semakin bertambah-tambah.
Al amin, yang bekerja sebagai pegawai Ratu Makkah ternyata kepribadian dan akhlaknya memikat hati wanita yang telah menikah dua kali ini. Penulis menceritakan bahwa perlunya memilih pasangan hidup yang sekufu, sebagaimana khadijah sekufu dengan nabi Muhammad. Sekufu dalam hal pengetahuannya, agamanya, sifatnya.
Tapi bukan kah kita ini akan cenderung nyaman bersama orang yang memiliki pemikiran yang sama ya? Apa lah arti wajah rupawan tapi saat diajak berbicara atau pun diskusi nggak nyambungan. Banyak barier dalam komunikasi yang terjalin.
Kemudian masuk ke bab dua. Masih tentang kriteria dalam menikah. Bahwa menikah itu sangat lah penting menentukan visi yang mengantarkan kita pda kehidupan di akhirat. Ya, kita adalah cerminan jodoh kita. Dan visi terbaik adalah dengan menggapai ridhoNya yang berlandas pada kriteria agama. Kriteria pasangan soal agama tidak boleh kendor. Bukan kah Rasulullah pernah berpesan agar jika sudah menemukan yang sekufu maka jangan ditunda? Bukan kah yang paling penting adalah agama dan akhlaknya? Paras yang cantik akan memudar seiring bertambahnya usia, harta melimpah di balik dompetnya tidak menjamin kebahagiaan untuknya. Tapi, kebaikan agama, keluhuran akhlak, akan bersinersi sesisian.
Ada 3 kriteria yang wajib dimiliki oleh calon pasangan.
1. Pekerja keras, tahan banting.
Pasangan seperti ini dia akan cenderung mempertahankan keluarganya sebagai mana pun kerasnya masalah yang tengah dihadapi.
2. Growth mindet. Alis pikiran yang berkembang. Bahwa menjadi pasangan itu harus memiliki mindset jangka panjang yang tidak hanya berhenti setelah tujian tercapai. Seseorang yang memiliki mindset yang berkembang, ia tidak akan meninggalkan pasangannya tertinggal dan tidak ikut bertumbuh yang berujung pada semakin merenggangnya jarak.
3. Good habbits kedua hal tersebut, jika tidak dibarengi dengan kebiasaan baik yang benar meskipun sedikit demi sedikit, maka akan terasa tidak ada gunanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah mampir. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar.