Sabtu, 19 Agustus 2023

Manajemen Laktasi Ibu Bekerja



judul manajemen laktasi ibu bekerja

Salah satu rekomendasi dari WHO adalah memberikan ASI eksklusif pada bayi hingga usia 6 bulan. Namun, sebagaimana yang kita ketahui, pada ibu bekerja terkadang jatah cuti bahkan tidak sampai 6 bulan. Sebenarnya, bagaimana, sih, manajemen laktasi pada ibu bekerja? Apa saja yang harus dilakukan untuk persiapannya? Dari pada bingung, yuk Bu-Ibu yang sebentar lagi akan Kembali bekerja kita simak bersama ulasan berikut!


Cakupan ASI Eksklusif di Indonesia

manajemen laktasi ibu bekerja


Tahukah, Bunda bahwa menyusui itu adalah hak bayi dan kewajiban ibu? Pemberian ASI sejak dini dan eksklusif sangat penting bagi kelangsungan hidup seorang anak. Namun, berdasarkan WHO cakupan ASI eksklusif di Indonesia pada tahun 2022 hanya 67.96% turun dari 69,7% dari tahun 2021. Meskipun angka ibu yang pernah menyusui anak di Indonesia cukup tinggi, yaitu 90% namun, yang memberikan ASI eksklusif hanya 20% berdasarkan IDAI.

Berdasarkan data dari Badan pusat Statistik (BPS), terjadi peningkatan persentase pemberian ASI eksklusif dari 71,58% pada tahun 2021 menjadi 72.04 pada tahun 2022, yang artinya ada peningkatan sebanyak 0.46%. Meskipun kenaikan yang didapat tidak signifikan, namun, hal ini cukup menggembirakan.



Ada beberapa hal yang melatarbelakangi rendahnya cakupan ASI di Indonesia, yaitu:

  • Banyak ibu dan pengasuh anak yang tidak menerima layanan konseling menyusui selama pandemi.
  • Tingginya pelanggaran terhadap Kode Internasional Pemasaran Produk Penggansi ASI di Indonesia.
  • Pekerja perempuan tidak mendapat fasilitas maternitas dasar dan lebih banyak perempuan yang tidak mendapat dukungan ketika kembali bekerja.

Menurut WHO ada beberapa tantangan dalam menyusui terutama bagi ibu bekerja:

  • Lebih dari setengah miliar pekerja perempuan tidak mendapat fasilitas maternitas dasar 
  • Hanya 20% negara di dunia termasuk Indonesia yang mewajibkan pemberi kerja menyediakan cuti melahirkan dalam tanggungan dan fasilitas untuk menyusui atau memerah ASI. Sehingga kurang dari separuh bayi dibawah umur 6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif


Perlindungan bagi ibu menyusui yang bekerja

Banyak dari pekerja perempuan tidak tahu bahwa ia memiliki hak-hak yang wajib ditunaikan pemberi kerja selama ia bekerja di perusahaan. Salah satunya adalah UU no.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan dan UU no.11 th 2020 tentang cipta kerja yang memberikan perlindungan hukum bagi ibu bekerja.

Undang-undang ini mengatur masalah cuti hamil bagi pekerja perempuan, yaitu memperoleh hak istirahat selama 1.5 bulan sebelum melahirkan dan 1.5 bulan setelah melahirkan. Selain itu di undang-undang ini juga mengatur tentang menyusui/ memerah saat sedang bekerja.

WHO sendiri merekomendasikan cuti melahirkan dan menyusui selama minimal 18 minggu, meskipun idealnya 6 bulan. Meskipun begitu, dalam pelaksanaannya masih banyak perusahaan yang tidak memberikan haknya kepada pekerja perempuan.



Manfaat memberikan ASI

manfaat menyusui


Ketika organisasi Kesehatan merekomendasikan sesuatu, tentu Sesutu itu baik untuk banyak pihak. Bahkan di dalam Alquran perintah menyusui jelas dan diulang beberapa kali di ayat dan surat yang berbeda, salah satunya adalah QS Al Baqarah 233. Manfaat apa saja ya yang diperoleh dengan memberikan ASI kepada bayi?

Manfaat untuk bayi


ASI adalah makanan untuk bayi. Bayi manusia dipersiapkan untuk menjadi khalifah/ pemimpin di bumi ini. untuk bisa menjadi khalifah diperlukan akal. Untuk itu dalam proses pertumbuhannya memerlukan zat gizi yang menunjang terbentuknya akal dan pikiran yang sehat.

Di dalam ASI ada banyak sekali kandungan yang memenuhi kebutuhan bayi. Hal ini tidak didapatkan dari pengganti ASI, baik itu susu formula maupun susu sapi. Para pakar bahkan menyebut bahwa ASI adalah zat hidup yang tidak tergantikan.

Diantara manfaat ASI untuk bayi:

  1. Bayi yang mendapatkan ASI 17x lebih jarang terkena pneumonia. 25x lebih jarang terkena diare, lebih terhindar dari terkena sepsis, mengurangi risiko obesitas, diabetes, hipertensi, stroke dan penyakit jantung di kemudian hari, melindungi dari penyakit pencernaan (celiac disease, NEC), mengurangi risiko SIDS, gigi kropos, maloklusi dan gangguan susuan gigi atas bawah.
  2. Bayi yang diberikan ASI memiliki EQ 5 poin lebih tinggi dibandingkan bayi yang tidak diberikan ASI.
  3. Kandungan di dalam ASI lebih mudah dicerna dibandingkan sufor dan susu sapi, misalnya
  • Protein pada ASI lebih tinggi kandungan whey (70%) dibandingkan pada susu sapi yang hanya 20%. Itu pun kandungannya lebih banyak beta lactoglobulin yang berpotensi terjadinya alergi, sedangkan pada asi mengandung alfa lactoglobulin yang berfungsi membantu perkembangan otak. Protein di ASI juga mengandung nucleotide yang berfungsi meningkatkan pertumbuhand an pematangan usus, merangsang bakteri baik di dalam usus, meningkatkan penyerapan zat besi dan daya tahan tubuh
  • Karbohidrat utama pada ASI 40-45% mengandung laktosa. Ini kadar tertinggi diantara mamalia yang lainnya. Fungsi utamanya sebagai sumber energi untuk otak, dengan penyerapan laktosa lebih baik dibandingkan pada susu sapi. Makanya pada susu sapi atau sufor sering kita temui intoleransi laktosa.
  • Lemak pada ASi mengandung omega 3 dan omega 6, DHA, ARA yang bagus untuk perkembangan jaringan saraf dan retina mata. Sedangkan pada susu sapi tidak ada komponen ini, bahkan lebih banyak kandungan lemak jenuh yang justru menjadi bahaya bagi Kesehatan karena meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Pada susu formula bisa ditambahkan DHA dan ARA namun kualitasnya tentu tidak sebanding dengan ASI
  • Yang tidak ada pada SS maupun sufor: enzim. ASI mengandung proenzyme (lysozyme) sebagai aintimikroba, dan enzyme amilase dan lipase. ASI juga mengandung factor pertumbuhan bahkan kandungannya 200x lebih tinggi pada kolostrum, factor antiparasit, antivirus, anti alergi. Maka dari itu, ASI juga disebut sebagai cairan hidup.

Manfaat menyusui bagi Ibu

Selain bagi bayi, menyusui juga bermanfaat untuk ibu, diantara manfaatnya adalah

1. Mencegah kanker payudara, ovarium, endometriosis.

2. Mencegah ibu dari depresi,

3. membuat ibu lebih cepat pulih setelah persalinan

4. mencegah obesitas dan penyakit degenerative lainnya (diabetes, stroke, hipertensi, penyakit jantung)

5. meningkatkan bonding ibu dan bayi

6. ibu bisa lebih hemat dan tidak repot mencuci botol



Manfaat ASI bagi perusahaan

seperti telah disebutkan di postingan Enable breastfeeding for working Mama
  1. menurunkan tingkat ketidakhadiran ibu karena bayi sakit. 
  2. Mengurangi pergantian karyawan dan pelatihan untuk karyawan baru
  3. meningkatkan partisipasi perempuan dalam dunia kerja
  4. meningkatkan motivasi karyawan dan produktivitas

Pekan ASI Sedunia

Minggu awal Agustus diperingati sebagai pekan menyusui sedunia. Tema tahun ini adalah WHO berfokus pada menyusui dan dunia kerja, memberikan peluang strategis untuk mengadvokasi hak-hak pekerja yang penting untuk keberhasilan menyusui, termasuk cuti melahirkan dalam tangguangan.

Menyusui adalah hak bayi dan ibunya. Perempuan seharusnya tidak perlu memilih antara menyusui bayinya atau pekerjaannya. Menyusui akan lebih mudah jika ada banyak pihak yang bisa memberikan bantuan. Beberapa panduan dari WHO untuk mensukseskan keberhasilan menyusui, diantaranya:



Yang bisa dilakukan pembuat kebijakan


  • Membuat kebijakan tentang cuti dalam tanggungan
  • Memastikan pemberi kerja menyeriakan cuti berbayar dan ruang khusus untuk menyusui atau memerah ASI setelah masa curi
  • Memastikan semua perempuan memiliki akses ke hak bersalin
  • Mengatasi diskriminasi terkait pekerjaan terhadap perempuan



Yang bisa dilakukan pemberi kerja


  • Memberikan curi melahirkan yang memenuhi persyaratan nasional
  • Menyediakan waktu dan tempat menyusui atau memerah dan menyimpan ASI
  • Memberikan pilihan yang mengurangi pemisahan perem[uan dari bayinya setelah cuti hami, seperti: jadwal kerja yang fleksibel, penitipan anak di tempat kerja, bekerja jarak jauh, bekerja paruh waktu, membolehkan ibu membawa bayinya ke tempat kerja.



Yang bisa dilakukan rekan kerja:

  • Mendukung peraturan kerja yang fleksibel saat perempuan kembali bekerja
  • memperjuangkan hak-hak perempuan di tempat kerja
  • mendukung dan memberikan bantuan praktis pada ibu menyusui

Tips sukses menyusui bagi ibu bekerja

menyusui bagi ibu bekerja


Satu prinsip yang harus ibu pegang adalah ASI diproduksi sesuai permintaan. Ini artinya makin sering payudara dikosongkan, baik melalui menyusui langsung atau memompa, makin banyak pula ASI yang akan dihasilkan.


  1. Persiapkan ilmu. Untuk ibu yang saat ini sedang hamil (terutama dengan usia kehamilan 28-36 minggu) segera konsultasi ke konselor laktasi agar bisa sukses memberikan ASI di awal kelahiran. Pahami bahwa ASI adalah makanan yang terbaik untuk bayi, ASI seperti investasi jangka Panjang ke Kesehatan dan kecerdasan bayi, jadi tetap semangat.
  2. IMD memberikan peran besar dalam keberhasilan menyusui. Penting bagi itu untuk survey faskes yang mendukung IMD dan ASI eksklusif.
  3. Tingkatkan bonding dengan anak selama masa cuti, menyusui secara eksklusif dan sering menyusui secara langsung selama cuti melahirkan. perbanyak skin to skin.
  4. Konsultasi ke konselor laktasi sebelum mulai Kembali bekerja setidaknaya 1-1,5 bulan sebelum Kembali bekerja untuk mempelajari manajemen ASIP, menyimpanan dan pemberiannya.
  5. pumping tiap 3 jam sekali, DBF saat di rumah. Menyusui di malam hari, pagi hari, atau kapan pun selama di rumah.
  6. Perah ASI sebelum berangkat bekerja. Gunakan ASIP yang terbaru.
  7. Perbanyak minum air putih dan makanan yang bergizi
  8. bersyukur. Menyusui bukan lah perlombaan, cukup syukuri berapa pun yang ibu dapat saat pumping, dan ikhtiar maksimal jika memang produksinya menurun.



Penutup

Bu, menyusui ini tidak lama, hanya 2 tahun saja dan waktu berharga ini tidak akan bisa diulang. Untuk bisa berhasil menyusui meskipun bekerja, diperlukan manajemen laktasi bagi ibu bekejra. Seberapa besar kasih sayang ibu tidak diwakilkan dengan seberapa banyak ASI yang ibu berikan atau seberapa berhasil menyusui. Berdamai dengan diri sendiri, dan usahakan yang terbaik dan tetap positif thinking, ya!



Sumber:

https://www.who.int/indonesia/news/events/world-breastfeeding-week/2023
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1046/asi-eksklusif
https://www.bps.go.id/indicator/30/1340/1/persentase-bayi-usia-kurang-dari-6-bulan-yang-mendapatkan-asi-eksklusif-menurut-provinsi.html

1 komentar:

Terimakasih sudah mampir. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar.

Tips Membuat Infografis dengan Canva

Hallo teman-teman… Apa kabarnya nih? Semoga sehat selalu ya… nah, teman-teman di sini adakah yang suka mendesain? Jaman now , desain itu tid...