Sabtu, 09 April 2022

Build Your Own Privillege!

Privillege atau privilese adalah sebuah istilah yang menggambarkan seseorang memiliki hak istimewa. Sementara Kamus Merriam-Webster mendefinisikan "privilege" sebagai "hak atau kekebalan yang diberikan sebagai keuntungan, manfaat, atau bantuan khusus". Makna lebih jauhnya yakni "hak atau kekebalan yang melekat secara khusus pada suatu posisi atau jabatan." (diambil dari artikel yang publish di Sulsel.idntimes.com).

Tentu saja, privilese ini tidak dimiliki oleh semua orang, namun hanya segelintir orang. Orang-orang yang kaya, memiliki status sosial yang tinggi kerap menjadi segelintir orang tersebut.

Sebenarnya, jika dipandangan dari kacatama orang yang memiliki hak istimewa tersebut dan orang yang tidak, privilese ini memiliki dua sisi, yakni positif dan negatif. Bagi orang yang memiliki privilese ini, tentu privilese adalah hal positf yang bisa dia dapatkan. Bisa jadi privilesenya merupakan warisan dari orangtua atau memang dia bangun. Sementara bagi orang yang tidak mendapatkan privilese ini, tentu ini akan dipersepsikan sebagai suatu ketidakadilan. Bagaimana tidak?

Orang yang memiliki kemampuan sama atau justru lebih unggul kadang kalah dengan orang yang memiliki privilese. Contoh konkritnya adalah di profesi saya, dunia kedokteran. Saat penerimaan PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis), ada orang-orang pintar yang ternyata kurang beruntung hanya karena tidak memiliki privilese. Kalau di kalangan kami disebut sebagai darah biru. Orang-orang dengan darah biru adalah orang yang memiliki orangtua dokter atau spesialis atau kenalan dari orang di instansi pendidikan tersebut. Nah, orang-orang dengan privilege ini tidak selalu mereka orang yang pintar, cerdas, dengan skor nilai tinggi. Kadang mereka hanya cukup memiliki privilege itu saja untuk bisa masuk menjadi residen.

Menurut saya pribadi, terkadang privilese ini tidak selalu kerkonotasi negatif kok. Ada proses networking di sana yang dibangun tidak sebentar. Mungkin, orangtuanya dulu pekerja keras yang memiliki kemampuan sosial yang baik dalam menjalin hubungan sehingga terbentuklah networking itu sendiri. Seorang guru saya, dr Hisyam Attamimi, SpJP (K), beliau pernah berkata, jika memiliki jaringan maka manfaatkanlah jaringan itu, karena jaringan itu tidak dibangun instan.

Lalu bagaimana jika tidak memiliki channel/networking/jaringan?

Ya, dibangun!

Mau sampai kapan kita hanya meratapi melihat orang dimudahkan dalam urusan-urusannya?

Dalam islam pun ada istilah menyambung silaturahim. Salah satu pintu rezeki adalah dengan bersilaturahim. Nah, ini konsepnya adalah networking. Jika seseorang hanya mengandalkan diri sendiri tentu tidak akan bisa. Bukan berarti kta mengandalkan orang lain.

Dalam suatu kelas Career Class di bulan Januari/Februari, kak Alya selalu menekankan kita (peserta career class) untuk senantiasa membangun hubungan baik dengan siapa saja. Karena we don’t know what we don’t know. Kita melakukan kebaikan adalah untuk kita sendiri. Kita tidak akan pernah tahu kapan kita membutuhkan pertolongan. Bisa jadi yang menolong kita adalah orang yang mungkin tidak kita suka namun karena kita berusaha menjaga hubungan baik dengannya kita mendapatkan bantuan darinya. Beliau juga menekankan, untuk tetap memanusiakan manusia. Memperlakukan bos kita, yang mungkin menyebalkan, sebagaimana kita ingin diperlakukan.

Privilese juga kadang disalahgunakan. Ada banyak sekali berita yang berseliweran di lini masa tentang hal ini. Contohnya saja para koruptor yang memiliki privilese di penjara, atau bapak pol yang tidak sedang bertugas namun di lampu merah menyalakan sirine demi tidak perlu berhenti di lampu merah tersebut, dsb.

Privilese itu perkara bagaimana kita bisa memanfaatkannya dengan bijak. Maudy Ayunda, adalah contoh privilese yang beberapa waktu lalu mencuat karena kegalauannya memilih universitas. Orang-orang yang julid akan berkomentar, “Iya lah, dia kan kaya, ortunya mendukung penuh. Gampang kalau mau masuk ke universitas dunia.” Padahal jika dipikir, ya, dia memiliki privilese itu. Dia kaya, memiliki support sistem yang bagus, sudah terbentuk jalannya. Tapi Maudy juga gak bodoh kan? Dia memang pintar dan memiliki kualifikasi untuk diterima di Stanford atau Harvard.

Ada hal yang lebih penting dari membangun hubungan dengan manusia, yaitu membangun hubungan baik dengan Allah ta’ala. Bayangkan jika kita memiliki privilese dari Allah. Semua urusan kita, insyaAllah akan dimudahkan. Bagaimana, tidak? Kita memiliki hak istimewa dan yang memberikannya adalah Zat yang Maha Mengatur Keadaan? Jadi yuk bisa, yuk, kita bangun privilese kita dihadapan Allah. Perkuat kembali aqidah kita, tidak menyekutukan Ia dengan suatu apapun. Habluminallah dulu baru habluminannas.

Tiga wasiat Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam, “Dari Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdirrahman Muadz bin Jabal radhiyallahu ‘anhuma, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda, “Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada. Iringilah keburukan dengan kebaikan, niscaya kebaikan tersebut akan menghapuskan (keburukan). Dan pergauilah manusia dengan akhlak yang mulia.” (HR. At-Tirmidzi, dan dia berkata: Hadits Hasan Shahih).

 

Sumber: https://muslim.or.id/25463-3-wasiat-nabi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah mampir. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar.

Tips Membuat Infografis dengan Canva

Hallo teman-teman… Apa kabarnya nih? Semoga sehat selalu ya… nah, teman-teman di sini adakah yang suka mendesain? Jaman now , desain itu tid...