Minggu, 21 Agustus 2022

Fav Leader

 Perkenalkan, beliau adalah mba Annisa Anindita Zein, salah satu founder Lab Belajar Ibu, komunitas yang saat ini tengah aku ikuti.

Jujur, lab belajar ibu ini bener-bener rasa keluarga. Apalagi setelah mengadakan acara offline hari ini di Perpustakaan Jakarta dengan judul Ayo Ibu, Main ke Perpus! Membuatku menyadari bahwa sepertinya aku sayang deh sama ini komunitas, dan ingin memberikan yang terbaik versi aku. Mulai dari ketua timnya, teman-temannya. Rasanya nggak ada tuh yang orangnya julid banget atau ngeselin banget. Semuanya menyenangkan, sejauh ini aku bermuamalah dengan mereka.


Mba Dita ini benar-benar sosok pemimpin idaman sih. Selama aku berorganisasi, aku melihat beberapa pemimpin yang benar-benar mengayomi, yaitu mba Anindita, founder LBI, mb Jeanne fransisca, ketua PMPA vagus, mas Arief Syaifuddin, ketua PMPA Vagus, dan kak Tsaqyla, kepala instalasi IGD di RST.

Beberapa hal yang aku simpulkan dari mereka adalah, mereka orang yang benar-benar perhatian ke bawahannya. Tidak hanya menyuruh, namun juga mengayomi, menjaga, dan melindungi. 


Namun ada yang spesial dari mba DIta ini. Entah vibesnya itu keibuan sekali. Rasanya beliau orang yang sangat pandai mengendalikan emosinya. Rela berlelah-lelah membantu pekerjaan timnya, tidak mudah ngeluh, selalu berpositif thinking. Semoga aku tidak lebay dalam menceritakan beliau. Tak heran jika banyak yang ngefans sama beliau. Kyoko, ibumu sungguh keren. Masyaallah.


Tidak semua orang pandai menjadi seorang pemimpin, memimpin dirinya sendiri saja kadang tidak bisa apalagi memimpin orang lain atau suatu organisasi/komunitas. Menjadi seorang pemimpin menurutku haruslah pandai memanage emosinya, memanage waktunya, memanage banyaknya kepala agar satu visi. Kapan harus melepas, kapan dengan ikhlas membantu. Dan skill itu tidak bisa didapat hanya dengan beberapa kali pertemuan seminar kepemimpinan, namun perlu banyak sekali berlatih, banyak terpapar orang-orang yang memiliki skill tersebut.


Benarlah kiranya hadits yang menyebutkan bahwwa, hendaknya kita itu berteman dengan orang yang baik, karena mereka pasti akan membawa dampak bagi kita. Jika kita bekawan dengan pandai besi, tentulah kita akan kecripatan bau keringatnya, berbeda dengan kita berkawan dengan penjual parfum, kita akan kecipratan bau wanginya. 


Bukanlah hal seperti ini disadari maupun tidak tetap lah terjadi?


ketika circle berkawwan kita adalah orang-orang yang bertumbuh, tentulah kita akan mengalir bersama vibes bertumbuhnya. Ketika sekeliling kita adalah orang yang pandai berpikir positif, pandai berhusnudzon, dan pandai memafkan, maka tidak ada tempat bagi kita menampakkan sikap yang sebaliknya. Dan hal itu kelak akan menjadi sebuah habit yang bagus. 


Maka jika ingin memperbaiki diri, kita bisa memulainya dengan memilih siapa teman-teman kiat. Dulu sering ada yang berkata demikian, “jangan pilih-pilih teman, semua teman itu layak untuk diajak bermain bersama” . Setuju jika semua layak diajak bermain bersama, namun untuk memilih circle terdekat kita, maka memilih kawan yang baik, memilih kawwan yang positif adalah salah satu tindakan bijak untuk kebaikan kita sendiri. 


Kembali lagi ke topik awal. Semua orang adalah pemimpin. Ini mutlak karena memang ada haditsnya bahwa setiap kita adalah pemimpin. Bahkan seorang budak adalah pemimpin, ia akan dipertanggungjawabkan pada bagaimana ia menjaga harta tuannya. Namun tidak semua pemimpin ini mampu memimpin, bahkan memimpin diri sendiri.


Prof Reynald Kasali bahkan membuat buku tentang Self Driving. Yang artinya kita adalah driver kehidupan kita sendiri. Untuk bisa memimpin orang lain, maka kita harus selesai dengan diri kita sendiri. 


untuk itu kita perlu merasakan dan mempelajari apa yang ada di sekitar kita. Mengambil role model untuk kepemimpinan kita, yang tentu saja semua bersumber dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam. Kita juga bisa mengambil pelajaran dari orang-orang yang ada di sekitar kita. Jika kamu saat ini berada di lingkungan yang destruktif, pemimpin yang otoriter, teman kerja yang ingin menang sendiri, dan sebagainya, maka kamu perlu berjalan lebih jauh lagi, mencari lebih dalam lagi, karena pemimpin yang bak mutiara ini belakangan sudah sangat langka. Semoga kita bisa menjadi salah satunya. Aamiin 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah mampir. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar.

Tips Membuat Infografis dengan Canva

Hallo teman-teman… Apa kabarnya nih? Semoga sehat selalu ya… nah, teman-teman di sini adakah yang suka mendesain? Jaman now , desain itu tid...