Banyak orangtua jaman dahulu melarang minum air dingin pada anak-anak remaja yang sedang haid. Disinyalir alasannya karena orangtua kuatir anaknya akan menderita kista jika mengonsumsi air dingin. Namun, apakah benar, air dingin menjadi faktor penyebab terjadinya kista?
Sebelum kita menarik kesimpulan tersebut, mari kita berkenalan terlebih dahulu mengenai kista.
Kista adalah sebuah jaringan membran yang berbentuk seperti kantung, biasanya berisi cairan, udara, blister, atau cairan yang lainnya. Kista bisa tumbuh di mana saja di tubuh kita. Ia bisa muncul di mata, di bibir, oragan-organ dalam tubuh. Lokasi yang paling sering adalah di kulit, ovarium, payudara, dan ginjal.
Di bawa kulit, ada dua jenis kista yang sering muncul, yaitu kista epidermoid dan kista sebaseous. Kista epidermoid bisa terjadi karena adanya penumpukan protein keratin (bisa terjadi karena trauma di sekitar folikel rambut). Letaknya ada di permukaan terluar kulit kita. Di sana terdapat pigmen kulit kita, keratin, rambut, kuku, dan lainnya. Sedangkan kista sebaseous adalah kista yang berisi sebum/ minyak. Adanya penyumbatan pada kelenjar minyak ini bisa menimbulkan kista. Keduanya bisa berbentuk seperti daging, namun bisa berupa gumpalan putih kekuningan dengan permukaan halus. Tempat yang paling sering adalah di leher, punggung belakang dan kepala.
Karea kista bisa muncul di mana saja, penamaannya pun berbeda. Jika muncul di mukosa bibir dinamakan mucocele (mucos cyst), di pergelangan namanya kista ganglion, di kemaluan bernama kista bartholin, dan sebagainya. Lain nama lain pula gejala yang muncul. Ada kista yang bergeja, ada juga yang tanpa gejala. Akan tetapi kebanyakan kista tidak bergejala, kecuali terjadi peradangan/ inflamasi. Kista yang ada di kulit biasanya pertumbuhannya lambat dan tidak nyeri (kecuali pecah atau inflamasi). Kista di dalam organ tubuh bagian dalam juga kebanyakan tidak memiliki gejala, kecuali membesar dan mendesak fungsi organ atau menganggu fungsi organ tubuh, seperti kista ovarium yang bisa mengganggu siklus menstruasi.
Ukuran kista pun dapat berbeda-beda. Ada kista yang berukuran sangat kecil (mikroskopik) sampai yang sangat besar. Kista yang sangat besar ini lah yang bisa memengaruhi kinerja organ tubuh. Kebanyakan kista tipenya jinak (benigna) meskipun ada beberapa kista uamh naik tingkat menjadi kaker atau prekanker.
Apakah kista adalah suatu kondisi yang normal?
Tentu tidak ya. Kista memiliki membran yang berbeda dan terpisah dari jaringan normal di sekitanya. Di bagain luar (kapsul) disebut sebagai dinding kista. Kista juga bisa berkembang, jika cairan di dalamnya terdapat nanah, artinya kista tersebut terinfeksi dan akan menjadi sebuah abses. Tentu hal ini bukan lah suatu kondisi alami tubuh kita, bukan?
Ada banyak sebab terjadinya kista, diantaranya: genetik, infeksi, keturunan, inflamasi kronis, hormonal, gangguan mekanisme seperti tersumbatnya saluran. Faktor risiko terjadi kista berhubungan dengan penyebab pembentukan kista itu sendiri. Meskipun kebanyakan kista tidak memiliki gejala (asimtomatik), namun ada kista yang bergejala tergantung pada organ mana yang mengenainya.
Lalu bagaimana kita bisa mendiagnosis kista?
Dalam mendiagnosis sebuah kista perlu melakukan anamnesa (pertanyaan mengenai penyakitnya) dan pemeriksaan fisik. Kista di kulit mungkin bisa hanya dengan anamnesa saja. Seberapa cepat ia tumbuh, ukurannya apakah berubah, apakah ada nyeri. Namun, untuk kista yang ada di bagian dalam tubuh memerlukan pemeriksaan penunjang berupa Ultrasound Sonografi (USG), x-rays, (Computerized Tomography) CT scan, Magnetic Resonance Imaging MRI dan biopsi (pengambilan sampel jaringan).
Kebanyakan kista tidak membutuhkan penatalaksanaan. Meskipun begitu, terkadang dokter akan melakukan biopsi atau pembedahan untuk mengangkat kista terebut. Kebutuhan terapinya pun berbeda, tergantung lokasinya dan gejala yang menyertainya. Kebanyakan kista bisa hilang sendiri jika tanpa pengobatan, atau bisa dilakukan drainase jika terinflamasi. Namun ada juga kista yang tidak bisa hilang begitu saja, seperti kista ginjal.
Nah, setelah membaca uraian di atas apakah masih berpikir jika air dingin menyebabkan kista?
Jika ada yang masih berpikir demikian, mari kita duduk lebih lama. Ada penjelasan menarik mengenai proses dicernanya makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh kita.
Saat makanan/minuman masuk ke dalam mulut, kemudian akan diteruskan ke kerongkongan. Dengan bantuan peristaltik dari otot-otot di seofagus, makanan tersebut sampai ke lambung kita. Lambung kita ini organ tubuh yang berperan besar dalam pencernaan makanan. di dalamnya terdapat dinding lambung yang dilapisi mukosa yang tebal dan meliuk-liuk. Selain itu terdapat cairan asam lambung (asam hidroklorik) yang fungsinya selain memecah makanan juga menyingkirkan zat atau mikroba yang berbahaya dalam makanan.
Apakah setelah mengenai asam lambung, lantas air dingin yang kita minum keadaanya masih dingin ketika masuk ke dalam lambung? Minuman dingin maupun minuman panas akan melewati asam lambung ini dan ketika keluar dari lambung menuju usus, ia tidak lagi bersifat dingin. Suhunya sudah di atur sesuai suhu di dalam tubuh. Selain itu, yang perlu dicatat, air dingin yang masuk tidak langsung terjun menuju rahim dan membasahi dinding rahim. Tidak ada saluran yang langsung menghubungan kerongkongan dan rahim. Semua yang masuk ke mulut dan melewati kerongkongan akan berakhir dalam saluran pencernaan.
Orangtua mungkin beranggapan bahwa dengan meminum air dingin maka darah haid akan menggumpal dan menyebabkan kista. Saya asumsikan kista yang dimaksud di sini adalah kista yang berada di sekitaran rahim (kista endometrium atau kista ovarium).
Jadi, sekarang sudah bisa menjawab, kan, apakah air dingin menyebabkan kista?
Ada beberapa hal yang perlu diingat. Jika kista tersebut mengalami inflamasi atau nyeri, maka segeralah bawa ke dokter. Ingat, sangat tidak dianjurkan memecah kista sendiri karena hal tersebut justru akan membuat area kista terinfeksi.
Lalu, apakah kista bisa dicegah? Kebanyakan tidak bisa. Pada beberapa kasus, kita bisa mencegah pembentukan kista baru pada kista ovarium dengan obat-obat hormonal. Kista piloidal (kista yang terletak di (maaf) bokong) dapat dicegah dengan manjaga area yang berisiko terinfeksi bersih dan kering. Tidak duduk terlalu lama juga dapat mencegah kista piloidal ini. Membersihkan kelopak mata dapat mencegah terjadinya kista di mata (kalazion/ orang mengenalnya bintitan). Selain itu dengan menerapkan pola hidup sehat, mekan makanan bergizi seimbang, dan berolahraga juga dapat membantu meningkatkan daya tubuh kita.
Referensi:
Harvard Health Publishing. 2022. Cyst Overview. Diakses pada 1 Juni 2022. https://www.health.harvard.edu/a_to_z/cysts-overview-a-to-z
Davis, CP. Ballentine JR, DO, FACEP. 2022. Cysts. Diakses pada 1 juni 2022. https://www.medicinenet.com/cyst/article.htm
What to know about cysts. Medically reviewed by Debra Sullivan, Ph.D., MSN, R.N., CNE, COI — Written by Tim Newman — Updated on June 9, 2020. Diakses pada 1 juni 2022 https://www.medicalnewstoday.com/articles/160821
What’s Causing This Cyst? Medically reviewed by Susan Bard, MD — Written by Amanda Delgado — Updated on April 28, 2021. Diakses pada 1 juni 2022. https://www.healthline.com/health/cyst#:~:text=A%20cyst%20is%20a%20sac,cysts%20are%20benign%2C%20or%20noncancerous.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah mampir. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar.